Para pecinta anime yang sudah mulai menonton sejak tahun 90an hingga awal tahun 2000an pastinya tahu betul anime berjudul Slam Dunk yang juga pernah di tayang di TV Indonesia. Anime yang menjadi cikal genre basket tersebut bisa dibilang masih menjadi yang terbaik hingga saat ini. Apakah Anda salah satu fans dari anime tersebut?
The First Slam Dunk akhirnya sudah resmi ditayangkan di Indonesia dan kami mendapatkan kesempatan untuk nonton film tersebut yang sekaligus bakal kami review melalui artikel ini. Mari simak!
Cerita yang Berfokus ke Ryota
Film ini tidak akan berfokus pada Hanamichi Sakuragi sebagai karakter utama seperti di animenya, plot pada The First Slam Dunk akan berfokus pada sudut pandang Ryota Miyagi, yang mengenakan nomor punggung 7 dan bermain sebagai posisi Point Guard untuk tim basket SMA Shohoku.
Saat pertama kali bertemu dengannya, dia adalah seorang anak laki-laki yang diperkenalkan dengan bola basket oleh kakak laki-lakinya, Sota, yang membujuknya untuk menekuni olahraga tersebut meskipun bertubuh pendek. Ketika Sota meninggal di laut dalam sebuah kecelakaan saat memancing, hal itu menyebabkan keretakan antara Ryota dan ibunya.
Film ini kemudian beralih ke masa kini dan melanjutkan kelanjutan dari serial anime yang ditinggalkan- Setelah kemenangan mereka atas Shoyo-Ryonan, Shohoku melanjutkan ke Turnamen SMA Nasional (juga dikenal sebagai Inter High), di mana mereka bersaing melawan juara bertahan tiga kali, SMA Sannoh.
Ryota Miyagi mungkin memiliki latar belakang yang penting. Namun, bukan berarti anggota tim Shohoku lainnya diabaikan. Masing-masing dari mereka memiliki latar belakang yang berbeda, terutama protagonis yang memang sudah dikenal lebih dulu – Hanamichi Sakuragi yang tidak diragukan lagi merupakan karakter yang paling menarik di sini.
Namun, meskipun menjadi karakter pendukung dalam The First Slam Dunk, kehadiran Sakuragi yang karismatik adalah bagian besar dari apa yang membuat film anime ini menjadi hidup dengan sikapnya yang gila dan pantang menyerah serta rebound dan hustle-nya yang gila.
Namun, anggota tim yang lain juga mendapatkan waktu untuk menjadi sorotan selain sebuah kilas balik penting yang memungkinkan Kapten Takenori Akagi untuk melakukan monolog internalnya. Kaede Rukawa masih menjadi andalan tim SMA Shohoku. Meskipun kelelahan, Hisashi Mitsui masih mampu melakukan lemparan tiga angka saat masing-masing berusaha keras untuk mengalahkan lawan-lawan mereka yang tangguh selama pertandingan.
Penyampaian Plot yang Rapi dan Pas
Sebagai seorang fans yang memang telah membaca manga sampai akhir, film ini tidak kehilangan pesonanya. Penonton mendapatkan gambaran rinci tentang kehidupan dan proses berpikir setiap pemain saat permainan berlangsung.
Bagi mereka yang tidak menyadarinya, Takehiko Inoue, mangaka dari Slam Dunk berperan sebagai penulis dan sutradara The First Slam Dunk. Yang cukup mengagumkan, saya menghargai bagaimana Inoue memilih untuk memfokuskan seluruh film animenya pada satu pertandingan bola basket antara Shohoku dan Sannoh (yang menggambarkan akhir cerita) daripada membagi aksi di antara berbagai tantangan tim (alih-alih menceritakan kembali pertandingan yang telah berlalu).
Satu hal yang sangat saya sukai adalah bagaimana permainan bola basketnya benar-benar mempresentasikan permaianan ala tahun 90an dan di campur dengan elemen modern. Beberapa karakter disini sudah jago memainkan 3 point. Ada beberapa gerakan lainnya seperti floater shot yang memang juga cukup sering digunakan di NBA zaman sekarang.
Film ini dengan cekatan menggabungkan adegan aksi lapangan basket yang menegangkan dengan kisah masa remaja tentang anggota tim sekolah. Film ini juga menggaet pengisi suara yang baru, dan mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam menafsirkan karakter “lawas” disini. Tidak ada kecanggungan dalam penampilan siapa pun.
Faktor lain yang sebagian besar berkontribusi pada penilaian tinggi saya terhadap film anime ini adalah daya tarik nostalgia yang kuat. Akhir dari seri anime yang tiba-tiba meninggalkan banyak pertanyaan yang tidak terjawab karena film ini tidak benar-benar mengadaptasi kesimpulannya. Sejak anime-nya berakhir pada tahun 1996, terdapat jeda waktu lebih dari 20 tahun, sehingga perilisan The First Slam Dunk benar-benar membawa kembali kenangan indah bagi saya yang tumbuh besar dengan serial manga/anime-nya dan melakukan yang terbaik untuk memberikan kesimpulan yang layak tentang bagaimana Slam Dunk dimulai.
Jika berbicara lebih jauh lagi, hal ini membantu memperkenalkan kembali berbagai karakter terkenal ini kepada generasi muda dan pendatang baru. Hal ini menjamin bahwa para pendatang baru bisa menikmati serial manga/anime tanpa kebingungan, sama seperti para penggemar lama.
Animasi yang Ternyata Bagus Banget!
Jujur, saya adalah satu orang yang cukup skeptis dengan implementasi 3D dalam sebuah anime, apalagi jika berbicara genre olahraga. Pasalnya, animasi 3D yang selama ini berseliweran memiliki kualitas yang cukup kaku untuk gerakan manusia, kebanyakan hanya cocok digunakan untuk objek mesin seperti mobil atau robot misalnya. Tapi, sangat berbeda dengan di The First Slam Dunk.
The First Slam Dunk memiliki animasi terbaik dari semua film animasi terbaru yang pernah saya lihat di tahun 2023 ini. Inoue membuat keputusan untuk menggunakan CGI 3D sambil mengejar penampilan berbayang yang mencerminkan gaya seninya. Rasanya seperti melihat manga yang hampir menjadi hidup. Animasi 3D smooth yang mengesankan, benar-benar membantu menangkap aksi di lapangan, sampai ke berbagai ekspresi wajah para karakter. Jika boleh lebay, saya seperti sedang menonton pertandingan NBA sungguhan.
Meskipun The First Slam Dunk memiliki estetika yang lebih realistis karena penggunaan 3D, namun tetap memiliki humor khas yang kita semua kenal selama ini. Momen-momen chibi yang lucu tidak ada lagi, tetapi mereka masih mempertahankan humor slapstick dan ekspresi berlebihan tanpa mengorbankan desain yang baru.
Tentu saja sorotan utama di sini adalah permainan di lapangan. Tim animator melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam membangun ruang fisik lapangan dengan sudut kamera yang berbeda, dan bagaimana karakter bergerak melaluinya dan di sekitar satu sama lain dengan mengintegrasikan lewat animasi 3D dengan penangkapan gerakan secara mulus.
Saat kita menyaksikan kedua sisi tim melakukan serangan ofensif dan defensif yang berbeda, terlihat jelas bahwa para animator berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan aksi yang intens dan menguras keringat di lapangan basket. Dribling sambil melakukan crossover, jump shot, dunk, block, rebound, semua digambarkan dengan sangat baik dengan menekankan aliran adrenalin sekaligus secara akurat menangkap keseruan yang intens seperti apa aksi lapangan basket yang spektakuler.
Namun demikian, bagi mereka yang jeli, akan menangkap variasi kecil pada sebagian adegan di luar lapangan, di mana sebagian visualnya mungkin tampak sedikit berbeda. Berbeda disini maksudnya terlihat kaku. Meski begitu, menurut kami adegan di lapangan tentu jadi prioritas utama. Saya tahu beberapa penonton khawatir bahwa CG akan merusak film ini, tapi itu dilakukan dengan luar biasa secara keseluruhan. Film Slam Dunk memberi kita representasi yang akurat dan realistis tentang betapa kompleks dan intensnya bola basket – sambil memberikan pengalaman itu dengan cara yang paling otentik.
Kesimpulan
Tentu saja sangat sulit bagaimana menggambarkan sesuatu yang ada di manga ke anime dengan level detail yang luar biasa, apalagi jika kita berbicara anime olahraga yang memang ketat dalam hal peraturanga dan “kewajaran” dalam sebuah tiap gerakan. Untungnya, Takehiko Inou benar-benar sukses dalam mempresentasikan semua itu di The First Slam Dunk dengan sangat ciamik.
Berbicara plot? Sangat rapi dengan penggambaran protagonis lewat sudut pandang Ryota Miyagi serta porsi semua karakter yang bisa dibilang tampil sangat pas. Berbicara animasi? Luar biasa. Dengan menonton film ini, saya sudah tidak lagi skeptis dengan animasi 3D karena film ini benar-benar menggambarkannya dengan sangat smooth, realistis, dan efektif untuk sebuah anime sports.
The First Slam Dunk saat ini sudah resmi ditayangkan di bioskop Indonesia seperti CGV, Cinepolis, Cinema XXI, dan masih banyak lainnya.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
The First Slam Dunk
PROS
- Animasi 3D yang smooth dan realistis
- Penyampaian cerita yang solid
- Plot yang rapi
CONS
- Kualitas visual dan animasi diluar pertandingan sedikit downgrade
Discussion about this post