Masih ingat Skull and Bones? Game bajak laut dari Ubisoft yang diumumkan sejak 2017 dan akhirnya rilis juga Februari tahun lalu setelah berkali-kali delay. Sayangnya, waktu rilisnya nggak sesuai ekspektasi—game ini dikritik habis-habisan karena gameplay yang dianggap hambar, sistem end game yang lemah, dan banyak hal lainnya yang bikin pemain kecewa berat.
Sejak pertama rilis, Skull and Bones pelan-pelan mulai tenggelam dari radar gamer. Bahkan sekarang, berdasarkan data Steam, cuma ada sekitar 300-an pemain aktif ketika artikel ini ditulis. Memang sih, data ini cuma dari Steam, dan game-nya juga rilis di platform lain, tapi tetap aja, angka segitu jelas jauh dari yang diharapkan untuk game kelas AAA yang udah digarap bertahun-tahun.
Tapi meskipun sepi pemain, Ubisoft tetap ngasih update buat game ini. Mungkin aja sambil ngoprek di balik layar buat project lain, kayak remake dari Assassin’s Creed: Black Flag yang sempat dirumorkan bakal hadir. Tapi tetap aja, keputusan buat terus support Skull and Bones jadi hal yang cukup mengejutkan, mengingat performa gamenya yang jauh dari kata sukses.
Update terbaru yang dirilis semalam adalah untuk Season 1 di Tahun Kedua, dengan judul Ascent into Chaos. Mulai aktif tanggal 15 April, update ini nambahin beberapa konten baru seperti kapal jenis Schooner, efek status baru bernama Shell-Shocked, upgrade tree yang diperbarui, dan bahkan anak harimau sebagai peliharaan baru—lumayan lucu juga buat game bajak laut yang penuh kekacauan.
Dalam video Skull and Bones: Year 2 Showcase, Alexis Cretton, selaku senior community developer, ngucapin terima kasih ke komunitas kecil yang masih bertahan. Ia juga bilang kalau Ubisoft tetap komitmen buat dukung game ini selama bertahun-tahun ke depan. Jadi walaupun sekarang pemainnya dikit banget, Ubisoft sepertinya belum nyerah dan masih coba jaga layar tetap terbentang—meski angin gamenya udah nggak sekencang dulu.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post