Developer dari game SRPG berjudul Troubleshooter: Abandoned Children baru-baru ini menarik perhatian karena respons mereka yang “lucu tapi menyedihkan disaat yang sama” terhadap permintaan salah satu pengguna Steam agar sistem kencan ditambahkan ke dalam game.
Seorang pemain yang telah memainkan game tersebut selama 350 jam memberikan sebuah review sekaligus memberikan keluhan bahwa gamenya tidak sistem kencang/dating. Dandylion sebagai developer langsung bereaksi “jujur” yang mengungkapkan bahwa tim tidak menambahkan opsi romansa karena tidak punya pengalaman di kehidupan nyata.
>”game developers aren’t good anymor-” pic.twitter.com/AHZd4oaXZB
— Chise Hatori’s Love (@ChiseHatoriLove) June 8, 2024
Banyak komentator di X/Twitter yang menganggap tanggapan tersebut lucu sekaligus menyedihkan, dengan beberapa berempati pada kurangnya pengalaman berkencan dari tim developer. Kejujuran Dandylion dalam mengakui keterbatasan mereka dalam menciptakan sistem kencan yang realistis dan dapat dipercaya juga menuai banyak pujian.
Troubleshooter dibuat oleh developer Korea, Dandylion. Game yang kaya akan jalan ceritanya ini mengambil latar di negara perdagangan bebas yang tidak stabil bernama Valhalla, di mana warga sipil yang disebut Troubleshooter ditugaskan untuk menyelidiki meningkatnya jumlah kejahatan. Combat dimainkan seperti game SRPG turn-based, tetapi didukung oleh Mastery System mendalam yang memungkinkan penyesuaian tingkat tinggi dan banyak strategi potensial untuk menghadapi setiap tantangan baru yang dihadapi.
Sejak debut early access tahun 2017 dan rilis resmi pada tahun 2020, game ini telah mendapatkan peringkat Very Positive yang mengesankan (dengan 94% dari 8109 ulasan positif). Sang develoeper sendiri dikenal sangat ramah karena menanggapi hampir semua ulasan para gamer yang memainkan game tersebut di Steam.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post