Terlepas dari sudah banyaknya game yang sudah rilis secara global, masih cukup banyak gamer yang menggunakan halaman Google Play atau App Store region Jepang. Meski begitu, sepertinya hal tersebut akan semakin tidak efektif karena biaya gesek atau top-up di Jepang mungkin akan naik.
Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk membebankan pajak konsumsi kepada pemilik platform seperti Apple dan Google atas pembelian dalam aplikasi game mobile. Menurut The Asahi Shimbun, pemerintah mencoba meningkatkan pendapatan dari sektor game mobile dengan memperbarui cara kerja model pajak konsumsi saat ini untuk game yang dibuat di luar Jepang.
Saat ini, pajak dibayarkan oleh pihak publisher – namun, Kementerian Keuangan menuduh bahwa karena bukan perusahaan Jepang, banyak publisher game yang tidak membayar pajak konsumsi untuk pendapatan yang diperoleh di Jepang. Akibatnya, Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk membebankan pajak tersebut kepada pemilik platform, yaitu Apple dan Google untuk membayar pajak tersebut.
Dalam hal ini, rumornya ada sebuah spekulasi bahwa Kementerian Keuangan sedang mempertimbangkan untuk mengenakan pajak atas bagian pemilik platform daripada penjualan itu sendiri, yang pada dasarnya dapat menyebabkan Google Play atau App Store meningkatkan fee atau pajak setiap kali para pemain melakukan gesek atau top-up.
Meskipun laporan tersebut tidak secara khusus menyebutkan nama perusahaan mana pun yang menghindari pajak, mudah untuk melihat mengapa kementerian menjadi gelisah atas pendapatan yang hilang-banyak game mobile yang diasosiasikan dengan gaya anime namun tidak diproduksi di dalam negeri, alih-alih dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Cina atau Korea.
Jika kamu sering melihat artikel pendapatan game mobile, pastinya tahu betul kalau ada begitu banyak game Cina atau Korea yang mendominasi di Jepang, tidak mengherankan jika pemerintah Jepang semakin gerah. Bagaimana menurutmu?
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post