gamerwk.com
  • Home
  • Berita
  • Mobile Games
    • iOS
    • Android
  • Konsol
    • PlayStation 4
    • PlayStation 5
    • Nintendo Switch
    • Xbox One
    • Xbox Series S
    • Xbox Series X
  • PC
  • Opini
  • Rilis
  • Panduan
  • Wawancara
  • Situs Saudara
    • Wanuxi
    • GamerBraves
    • Gamer Santai
    • Gamer555
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Mobile Games
    • iOS
    • Android
  • Konsol
    • PlayStation 4
    • PlayStation 5
    • Nintendo Switch
    • Xbox One
    • Xbox Series S
    • Xbox Series X
  • PC
  • Opini
  • Rilis
  • Panduan
  • Wawancara
  • Situs Saudara
    • Wanuxi
    • GamerBraves
    • Gamer Santai
    • Gamer555
No Result
View All Result
gamerwk.com
No Result
View All Result

Review Blades of Fire – RPG Soulslike dengan Fitur Tempa Menempa yang Asik

Taufik by Taufik
May 21, 2025
in Konsol, PC, PlayStation 5, Review, Xbox Series X
0
Dalam review kali ini, kita bakal ngebahas semua aspek Blades of Fire secara lengkap—dari jalan cerita , sampai sistem combat dan tempa.

Dalam review kali ini, kita bakal ngebahas semua aspek Blades of Fire secara lengkap—dari jalan cerita , sampai sistem combat dan tempa.

Share ke FacebookShare ke TwitterShare ke Telegram

Kalau kamu penggemar game RPG dengan sentuhan soulslike dan suka hal-hal yang berbau crafting, Blades of Fire mungkin jadi salah satu judul yang layak kamu pantau. Game ini datang dengan ide unik yang jarang disentuh dalam genre RPG pada umumnya—blacksmithing alias dunia pandai besi jadi elemen inti dari cerita dan gameplay-nya.

Dalam review kali ini, kita bakal ngebahas semua aspek Blades of Fire secara lengkap—dari jalan cerita , sampai sistem combat yang teknikal dan penuh pertimbangan. Belum lagi fitur tempa-menempa yang bukan sekadar gimmick, tapi benar-benar jadi nyawa game ini. Simak review kami mengenai Blades of Fire!

Jalan Cerita yang Ok

Blades of Fire

Blades of Fire menawarkan narasi fantasi gelap yang terinspirasi oleh dunia abad pertengahan klasik, tapi punya keunikan sendiri lewat fokusnya pada blacksmithing. Kita main sebagai Aran De Lira, seorang prajurit berhati dingin dengan masa lalu misterius, yang berusaha menggulingkan Ratu jahat yang mengutuk semua senjata baja jadi batu. Dengan umat manusia tak berdaya melawan pasukan sang Ratu, Aran—yang punya palu tempa ajaib—menjadi salah satu dari sedikit orang yang bisa menciptakan senjata baru untuk melawan.

Ditemani Adzo, seorang sarjana muda yang jadi pemandu sekaligus pencatat kisahnya, perjalanan Aran bukan cuma soal menyelamatkan kerajaan, tapi juga penebusan diri. Dinamika duo ini jadi salah satu highlight cerita—Aran yang serius dan muram dipadu dengan optimisme Adzo bikin cerita terasa lebih hangat dibanding fantasi gelap kebanyakan. Game ini juga nggak takut kasih humor, kayak adegan bayi tengkorak yang memandu pemain menara berhantu, mirip gaya kartun fantasi era ‘80-an.

Blades of Fire

Dunia Blades of Fire dibangun dengan apik, terinspirasi dari epik klasik kayak Excalibur dan fantasi ala Tolkien. Kutukan Ratu jadi alat narasi yang cerdas karena langsung terhubung sama gameplay—karena baja langka, setiap senjata harus ditempa, memperkuat mekanik inti game. Meski premisnya nggak benar-benar baru, eksekusinya—terutama cara lore dan gameplay saling terkait—bikin ceritanya menarik dan punya tujuan.

Combat yang Realistis dan Kompleks

Di bagian gameplay, Blades of Fire benar-benar beda dari RPG lain. Alih-alih pakai sistem Soulslike biasa (serangan ringan/berat di tombol shoulder), game ini pakai sistem input arah yang cukup banyak dan unik jika dibandingkan game RPG pada umumnya, contohnya ketika menyerang, Square untuk Serangan Kiri, Circle untuk Serangan Kanan, Triangle untuk serangan kepala, dan X untuk serangan ke badan.

Sistem ini memaksa pemain mikir taktis karena musuh punya titik lemah spesifik. Ksatria berbaju zirah mungkin cuma bisa dikalahkan lewat serangan kepala, sementara assassin geser butuh tebasan tepat. Awalnya mungkin bikin bingung, tapi begitu dikuasai, sistem ini sangat memuaskan—nggak asal button-mashing, tapi serang sesuai insting.

Nggak cuma itu, setiap senjata punya beberapa tipe serangan (slash, pierce, blunt) yang bisa ditukar di tengah pertarungan. Pedang dan tombak bisa berganti antara tebasan luas atau tusukan tepat, sementara palu menghantam dengan gaya brute force. Game juga kasih petunjuk visual kerentanan musuh lewat sorotan warna—hijau untuk kerusakan penuh, oranye untuk berkurang, merah untuk nggak mempan—bantu pemain beradaptasi cepat.

Manajemen stamina, blok, dan degradasi senjata nambah lapisan strategi. Senjata rusak seiring pemakaian, memaksa pemain memperbaiki di anvil (titik checkpoint ala bonfire) atau bikin yang baru. Risiko kehilangan senjata kalau mati (kecuali diambil kembali) bikin setiap pertarungan terasa berarti.

Lawan bos juga seru—contohnya, troll yang bisa regenerasi harus dipotong-potong dulu baru dikalahkan. Sayangnya, sistem ini nggak sempurna: kontrol dodge/block kadang kurang intuitif, dan beberapa titik lemah musuh kurang jelas. Tapi untungnya ada pengaturan kesulitan (diberi nama logam kayak Bronze dan Steel) yang bikin game tetap bisa dinikmati tanpa mengurangi tantangan.

Yang paling menyebalkannya? Senjata kamu akan mudah rusak dan butuh banyak sekaligus untuk dibawa. Durabiliy senjata bisa berkurang setiap kali kamu menebas musuh, ini juga berlaku ketika kamu tidak sengaja menghantam objek seperti pohon atau bebatuan. Ngeselin, tapi sangat realistis dan seru.

Menurut saya pribadi setelah memainkan sesi preview dan sekarang review game penuhnya, meskipun gameny unik, mekanisme ini mungkin akan terlalu kompleks bagi sebagian orang, dan membutuhkan waktu adaptasi yang sangat lama. Bayangkan, setiap bertemu dengan musuh, kamu harus memikirnya menyerang dari arah mana, harus menggunakan sisi bagian senjata yang mana, belum lagi dengan senjata yang mudah rusak yang harus dipoles setiap beberapa pukulan. Saya yang udah bermain selama kurang lebih 15 jam, masih merasa rumit dan mumet.

Eksplorasi yang Kadang Membingungkan

Menurut saya eksplorasi di game ini cukup mirip dengan game soulslike pada umumnya. Dimana kamu akan menemukan Forger’s Anvil (bonfire seperti di game Dark Souls). Ini memungkin kamu untuk pindah ke Blacksmith untuk Menempa senjata. Atau melakukan Fast Travel ke Forger’s Anvil lainnya yang sudah kamu temukan di map ketika eksplorasi. Atau ya seperti biasa untuk Rest dan replenish potion.

Sepanjang eksplorasi, kamu bisa menemukan sebuah patung yang memberikan resource untuk menempa barang seperti Steel atau Timber, biasanya akan menawarkan kualitas yang bagus untuk memberikan hasil tempaan yang lebih bagus. Berbagai sumber daya untuk menempa sangat gampang didapatkan lewat membasmi musuh, atau menemukan treasure ditempat-tempat tersembunyi.

Kekurangan terbesar dari eksplorasnya menurut saya adalah minimnya petunjuk arah dan terkadang tidak tau mau kemana objektif utamanya. Saya beberapa sempat stuck karena tidak ada arah yang jelas, atau jalan-jalan yang terlihat “samar”. Menurut saya ini terkadang bisa membuat frustasi.

Dipastikan Grinding

Seperti yang saya sebutkan diatas, para pemain bisa melawan berbagai monster untuk mendapatkan sumber daya untuk menempa senjata. Karena kamu membutuhkan banyak senjata, dan setiap crafting senjata membutuhkan banyak sumber daya, makanya jangan heran kalau kamu akan dituntut untuk terus grinding melawan musuh. Saya terkadang sengaja rest di Forger’s Anvil agar musuh respawn kembali dan mencari banyak sumber daya.

Meski begitu, meski terasa grinding banget, untungnya mereka punya sistem yang memaksa itu tetapi tetap berasa rewarding. Ini karena setiap melawan jenis monster tertentu, kamu akan mendapatkan sebuah Blueprint senjata. Misalnya saya melawan musuh goblin yang menggunakan greatsword, saya bisa mendapatkan dan bisa membuat senjata tersebut ketika sudah mengahkan 60 goblin tersebut. Jadi, meski terasa grinding, akhirnya akan terasa rewarding.

Untuk karakter sendiri sebenernya hanya memiliki skill tree yang simpel, tidak ada sistem stats yang rumit disini. Pemain hanya bisa meningkatkan maksimal Health, Stamina, atau Potion yang dibawa menggunakan resource yang biasanya didapatkan ketika menemukan treasure box tertentu ketika eksplorasi.

Tempa Menempa Senjata Gak Pernah Se-Seru Ini

Forge (tempat tempa) adalah fitur paling inovatif di Blades of Fire atau bisa dibilang emang nilai jual utamanya. Di sini, crafting senjata bukan cuma lewat menu, tapi jadi mini-game seru:

  • Pilih Blueprint – Desain dasar (pedang, kapak, tombak, dll.) dan alokasi material ke bagian-bagian senjata (bilah, gagang, pommel). Ukuran bilah, gagang ini bisa mempengaruhi stamina yang digunakan atau damage dan speed.
  • Pilih Material – Baja, kayu, atau komponen magis memengaruhi stat. Bilah tahan lama mungkin mengurangi kecepatan, sementara senjata ringan lebih cepat rusak. Saya cukup menyukai detailnya disini. Semakin bagus materialnya dan langka, makan semakin bagus hasil tempaanya.
  • Mini-Game Tempa – Pemain bentuk logam cair dengan pukulan palu ber-timing. Semakin mirip dengan blueprint, dapat “bintang” yang menentukan berapa kali senjata bisa diperbaiki sebelum hancur permanen.

Sistem ini beneran unik—nggak cuma bikin pedang biasa, tapi kita bisa atur panjang, ketajaman, gagang, dan itu semua pengaruhi kecepatan serang, damage, dan stat lain. Proses menempa terasa rewarding dan memuaskan, beneran bikin kita kayak pandai besi beneran. Ini sesuatu yang tidak kami temukan di game RPG pada umumnya yang cuma sekedar crafting aja.

Tapi, prosesnya lama. Awalnya seru, tapi bisa bikin jenuh di playthrough yang mungkin akan memakan waktu belasan atau bahkan puluhan jam dengan berbagai grinding yang ada. Untungnya ada sistem Forge Memory yang bisa nyimpen desain terbaik buat dipakai lagi (tapi harus punya sumber daya bahannya juga), mengurangi grind yang mungkin akan membuatmu jenuh.

Visual Klasik Memukau dengan Animasi dan Performa yang Kaku

Art direction-nya balance antara fantasi gelap dan gaya kartun yang ekspresif. Desain karakter detail tapi berlebihan—wajah penuh luka Aran dan ekspresi Adzo bikin mereka berkarakter. Musuh-musuhnya variatif, dari troll raksasa sampai hantu menyeramkan. Gore-nya over-the-top, dengan potongan anggota tubuh beterbangan secara dramatis, tapi juga tidak berlebihan.

Lingkungannya juga kaya—mulai dari hutan berkabut sampai kastil gotik. Detil kecil kayak binatang liar yang kabur saat Aran mendekat bikin dunia terasa hidup. Efek pencahayaan dan partikel (terutama saat menempa) bikin suasana makin sinematik. Soundtrack-nya paduan orkestra megah dan melodi folk yang epik juga mendukung visual yang menurut saya clean dan smooth ini.

Blades of Fire

Kekurangan pada bagian visualnya menurut kami hanya di animasi karakter yang terasa kaku saja jika dibandingkan game-game modern. Rasanya seperti memainkan sebuah game RPG old-school ditahun 2013 kebawah. Facian animations kaku, gerakan dan combat juga terasa clunky terlepas dari kombatnya yang cukup realistis dari segi input.

Dari segi performa dan optimalisasi sebenernya sedikit kurang memuaskan. Untuk sebuah game yang memiliki animasi kaku dan visual yang sekedar bagus (tapi tidak istimewa), cukup berat. Saya main di PC pakai Ryzen 5 3600 dan Radeon RX 6800 16GB. Untuk memainkan settingan maksimal di resolusi 1400p masa harus menggunakan AMD FSR dan belum bisa gapai 60 FPS. Akan saya anggap optimal jika bisa mendapatkan 60 FPS tanpa mengguanakn fitur upscaling.

Blades of Fire

Kesimpulan

Blades of Fire menantang dengan sistem combat berbasis arah dan manajemen senjata yang detail. Pemain harus mempertimbangkan setiap serangan, tipe damage, dan daya tahan senjata—sebuah mekanik yang memuaskan tapi butuh waktu untuk dikuasai. Sistem tempa yang inovatif dan rewarding berhasil menjadi penyeimbang sebagai nilai jual utama game ini.

Sayangnya, kompleksitas ini bisa jadi bumerang bagi sebagian pemain, terutama dengan tambahan grind untuk mengumpulkan sumber daya dan degradasi senjata yang cepat. Namun, Secara visual dan atmosfer, game ini memadukan fantasi gelap dengan gaya kartun ekspresif, menciptakan dunia yang hidup dan penuh detail. Tapi, performa yang kurang optimal dan animasi yang kaku sedikit mengurangi kesan keseluruhan.

Meski begitu, Blades of Fire tetap layak dicoba bagi yang mencari RPG dengan pendekatan berbeda—khususnya bagi mereka yang menyukai tantangan strategis dengan gameplay ala soulslike dan dpidukan dengan kepuasan menciptakan senjata dari nol. Game ini mungkin tidak untuk semua orang, tapi punya identitas kuat yang sulit dilupakan karena memiliki keunikannya.

Blades of Fire akan dirilis pada 22 Mei mendatang untuk PlayStation 5, Xbox Series, dan juga PC melalui Epic Games Store. Kamu bisa kunjungi situs resminya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.


Hi guys, kami akhirnya sudah punya akun Twitter dan YouTube resmi! Langsung saja follow:
 
Follow @GamerwkID
 

Jangan lupa untuk cek channel TikTok kami!
@gamerwk_id

The Review

Blades Of Fire

7.5 Score

PROS

  • Sistem combat-nya beda dari yang lain
  • Tempa senjata yang dalam dan memuaskan
  • Dunia yang hidup, visual memukau
  • Grinding terasa worth it

CONS

  • Terlalu kompleks buat sebagian orang
  • Eksplorasi kadang bikin frustasi
  • Animasi kaku & kontrol agak kaku
  • Performa kurang optimal di PC

Review Breakdown

  • 7.5 0
Tags: 505 GamesBlades of FireReview
ShareTweetShare
Previous Post

Trinity Trigger Kebagian Rilis di Android dan iOS Akhir Bulan Ini!

Related Posts

DLC kolaborasi Goddess of Victory: NIKKE untuk Stellar Blade juga akan membawa tantangan boss melawan Scarlet
Android

Stellar Blade Akan Hadirkan Boss Battle Scarlet di DLC Kolaborasi NIKKE!

May 20, 2025
Kali ini dia memastikan hampir 100% kalau Resident Evil 9 bakal diumumkan tahun ini dan dirilis tahun depan, tepatnya 2026.
Berita

Rumor: Resident Evil 9 Hampir Pasti Diumumkan Tahun Ini, Rilis 2026

May 20, 2025
Neil Druckmann, otak di balik The Last of Us, ternyata nggak cuma sibuk sama proyek sci-fi barunya yang berjudul Intergalactic.
Berita

Selain Intergalactic, Neil Druckmann Lagi Garap Dua Proyek di Naughty Dog

May 20, 2025
Meski sempat ada perkiraan untuk menutupnya di 2024, Square Enix berkomitmen untuk terus mendukung Final Fantasy XI
Berita

Square Enix Tidak Jadi Tutup Final Fantasy XI Karena Komunitas yang Masih Kuat

May 20, 2025
Bayangin aja, GTA 5 rilis tahun 2013, dan baru 13 tahun kemudian kita bakal dapet GTA 6, yang dijadwalkan rilis 26 Mei 2026.
Berita

Take-Two Santai soal Jarak 13 Tahun antara GTA 5 dan GTA 6: “Kan Ada GTA Online”

May 20, 2025
Sebuah video berdurasi 37 menit yang menampilkan gameplay Cyberpunk 2077 di Nintendo Switch 2 baru aja bocor.
Berita

Gameplay Cyberpunk 2077 Versi Switch 2 Bocor, Setara versi PS4

May 20, 2025

Discussion about this post

FACEBOOK KAMI

YOUTUBE KAMI

TWITTER/X KAMI

Follow @GamerwkID

UPDATE MOBILE GAMES

Setelah ditunda ke jadwal yang belum pasti, Kingdom Hearts Missing-Link pada akhirnya berujung harus dibatalkan

Square Enix Batalkan Mobile RPG Kingdom Hearts Missing-Link

by Fadhil
May 14, 2025
0

Setelah ditunda ke jadwal yang belum pasti, Kingdom Hearts Missing-Link pada akhirnya berujung harus dibatalkan.

Pendaftaran closed beta kedua untuk Duet Night Abyss kini sudah resmi dibuka dengan batas waktu sampai 2 Juni mendatang

Duet Night Abyss Buka Pendaftaran Closed Beta Kedua

by Fadhil
May 13, 2025
0

Pendaftaran closed beta kedua untuk Duet Night Abyss kini sudah resmi dibuka dengan batas waktu sampai 2 Juni mendatang.

Konami akan mengadakan sesi livestream terbaru yang siap berbagi update mengenai mobile RPG Suikoden STAR LEAP

Suikoden STAR LEAP Akan Kembali Bagi Update Baru Minggu Ini!

by Fadhil
May 13, 2025
0

Konami akan mengadakan sesi livestream terbaru yang siap berbagi update mengenai mobile RPG Suikoden STAR LEAP.

Silver Palace resmi diumumkan hari ini sebagai open-world ARPG budget tinggi terbaru yang dikembangkan untuk Android, iOS, dan PC

Silver Palace Bagi Banyak Detail Baru dan Buka Akses Pra-Registrasi

by Fadhil
May 13, 2025
0

Silver Palace resmi diumumkan hari ini sebagai open-world ARPG budget tinggi terbaru yang dikembangkan untuk Android, iOS, dan PC.

Setelah cukup lama jadi misteri, Persona 5: The Phantom X akhirnya mulai menampakkan sinyal kuat akan rilis versi globalnya.

Persona 5: The Phantom X Versi Global Akan Segera Diumumkan?

by Taufik
May 13, 2025
0

Setelah cukup lama jadi misteri, Persona 5: The Phantom X akhirnya mulai menampakkan sinyal kuat akan rilis versi globalnya. Hal...

  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami

© 2020 - 2025 Digital Braves Media Group Sdn Bhd

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Mobile Games
    • iOS
    • Android
  • Konsol
    • PlayStation 4
    • PlayStation 5
    • Nintendo Switch
    • Xbox One
    • Xbox Series S
    • Xbox Series X
  • PC
  • Opini
  • Rilis
  • Panduan
  • Wawancara
  • Situs Saudara
    • Wanuxi
    • GamerBraves
    • Gamer Santai
    • Gamer555

© 2020 - 2025 Digital Braves Media Group Sdn Bhd