Remaster game lawas yang ikonik dan memang memiliki segudang fans adalah tren yang cukup positif selama beberapa tahun terakhir. Sebagai salah pemilik banyak franchise ikonik, Capcom adalah developer yang rutin melakukannya. Yang terbaru, para gamer akan segera bisa memainkan Dead Rising Deluxe Remaster.
Kami mendapatkan kesempatan duluan untuk nyobain dan review Dead Rising Deluxe Remaster melalui artikel ini. Versi remaster tersebut bukan cuma sekedar meningkatkan kualitas visual, melainkan juga ada berbagai tambahan fitur yang menarik. Mari simak artikelnya!
Jalan Cerita
Dead Rising akan membuat pemain memerankan karakter Frank West, seorang jurnalis freelance yang ingin menangkap berita besar berikutnya. Narasi game ini didorong oleh tekad Frank untuk mengungkap kebenaran di balik wabah zombie misterius di kota fiksi Willamette, Colorado.
Game ini berfokus pada tempat Willamette Parkview Mall yang luas, sebuah kompleks perbelanjaan yang luas dan dipenuhi ribuan zombie. Mal ini, yang dibagi menjadi beberapa area (seperti food court, toko hardware, dan supermarket), berfungsi sebagai medan pertempuran dan tempat investigasi bagi Frank. Setiap area didesain dengan sangat detail, dengan toko-toko dan lokasi yang menawarkan barang dan senjata unik.
Menurut saya, salah satu fitur yang menonjol dari game ini tetaplah karakter Frank West yang sarkastik dan kocak. Ucapannya yang jenaka dan pandangannya yang sinis terhadap dunia di sekitarnya menambah keseruan pada cerita yang seharusnya serem. Remaster ini tetap berpegang teguh pada narasi aslinya, yang merupakan perpaduan antara action dan humor.
Gameplay yang Dipermudah
Gameplay utama dari Dead Rising Remaster menggabungkan eksplorasi open world, misi mengejar waktu, dan pertarungan kreatif di dalam mal yang penuh dengan zombie. Remaster ini menyempurnakan elemen-elemen ini dengan grafis, performa, dan tambahan fitur QoL yang lebih baik, sehingga menghadirkan tampilan modern yang sesuai dengan game klasik ini. Pemain harus mengatur waktu, sumber daya, dan tindakan mereka secara strategis untuk mengungkap kebenaran di balik wabah dan mencapai hasil terbaik.
Willamette Parkview Mall adalah lingkungan dunia terbuka yang luas. Salah satu fitur yang menonjol adalah kemampuan untuk menggunakan hampir semua benda sebagai senjata. Dari senjata api tradisional dan senjata jarak dekat hingga benda-benda yang lebih tidak konvensional seperti tanaman dalam pot, boneka, dan CD, kreativitas dalam bertempur sangat seru disini. Bahkan jika kamu mengambil sebuah buku, buku tersebut dapat memberi buff ATK atau DEF.
Dari apa yang saya lihat, hal berbeda yang saya perhatikan adalah Dead Rising Deluxe Remaster memastikan senjata dan item healing didistribusikan secara lebih merata di seluruh mal. Jika saya adalah gamer yang baru memmainkannya pertama kali, saya tidak lagi khawatir sepanjang permainan, karena semuanya ada di mana-mana. Menurut saya ini cukup bagus, dan membuat permainan tidak terlalu membuat frustrasi.
Ngejar Waktu Gak Perlu Panik
Mekanik berbasis waktu dalam game ini menambah urgensi pada narasi. Frank memiliki 72 jam dalam game (sekitar 6 jam di dunia nyata) untuk mengungkap kebenaran dan mengumpulkan bukti yang cukup sebelum helikopter kembali. Jam yang terus berdetak ini memengaruhi keputusan pemain, memprioritaskan misi dan penyelamatan tertentu untuk memaksimalkan penggunaan waktu yang terbatas.
Jadi, kamu memiliki misi cerita utama yang sangat penting untuk progress dan mengungkap konspirasi di balik wabah. Misi-misi ini biasanya sensitif terhadap waktu, dengan jendela waktu tertentu untuk memulai dan menyelesaikannya. Dibagi menjadi Case 1 – Case 8. Kamu harus menyelesaikan semua kasus tersebut. Ada juga berbagai side mission.
Menurut saya, sebagai pemain yang baru pertama kali memainkan seri ini, saya merasa cukup gugup dengan semua yang saya lakukan. Karena selain harus melawan zombie-zombie yang menakutkan, saya juga “dikejar-kejar” oleh waktu. Jujur saja, ini adalah pengalaman yang menantang bahkan lebih menakutkan daripada game soulslike. Tapi saya cukup lega karena mereka meningkatkan berbagai fitur QoL.
Selain itu, saya dapat mengonfirmasi bahwa Deluxe Remaster ini masih mempertahankan mode tambahan yang disebut: Overtime dan Infinity Mode. Overtime adalah mode lanjutan jika berhasil mendapatkan ending tertentu, sedangkan Infinity Mode adalah pertarungan habis-habisan antara kamu dan semua survivor dan psikopat. HP terus terkuras dan harus terus makan agar tidak game over.
Segudang Improvisasi QoL
Seperti yang saya katakan sebelumnya, sistem misi waktu nyata pada game ini dapat membuat stres, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan pace gamenya. Deluxe Remaster memperkenalkan perubahan kecil, tetapi sangat membantu seperti dapat melihat “penghitung waktu misi yang lebih jelas” yang digambarkan dalam bar meter, semakin kecil batangnya, semakin banyak waktu yang hampir habis dan pemain harus segera menyelesaikannya.
Selain itu, sekarang game ini memiliki guidance seperti lokasi misi, bentuknya seperti indikator arah vertikal yang menunjukkan jarak ke target, saya pikir para gamer sudah tidak asing lagi. Sambil tetap mempertahankan sifat permainan yang terbuka, QoL seperti ini memberikan sedikit lebih banyak panduan tentang tujuan utama, mengurangi kemungkinan pemain melewatkan pemicu misi yang penting.
Salah satu fitur QoL yang paling terasa pada versi remaster adalah kini kami bisa menembak ketika mengeker. Ini penting karena tidak bisa bergerak ketika mengeker menjadi sesuatu yang menyebalkan pada versi originalnya. Ditambah dengan gerakan kamera yang lebih smooth, selain itu jika kamu memiliki “skill issue”, ada fitur Aim Assist yang disediakan.
Selain itu, setiap senjata kini sudah memiliki “visual value” untuk memperlihatkan durability untuk sebuah senjata yang sedang dimiliki. Misalnya ketika saya memiliki pisau, saya akan tahu kapan senjata tersebut harus diganti agar tidak kaget karena tiba-tiba senjata tersebut hancur. Jumlah senjata dan item yang bisa dibawa pemain juga kini lebih banyak.
Selain itu, saat ini ada fitur auto save jika kamu sudah menyelesaikan suatu quest atau berhasil menemukan sesuatu yang penting. Pada game originalnya, kamu cuma bisa melakukan save di tempat tertentu yang sudah disediakan seperti di Toilet. Ini cukup melegakan dan membuat para pendatang baru tidak terlalu frustasi ketika kalah dalam melawan musuh.
Banyak Kostum yang Kocak
Yang saya sukai dari Dead Rising Deluxe Remaster adalah fakta bahwa game ini menampilkan berbagai macam kostum unik. Bukan hanya satu, dua, atau tiga, tetapi puluhan kostum. Kamu bisa menjadi Megaman, Ashley Graham dari Resident Evil 4, atau Ken Masters dari Street Fighter. Selain jumlahnya, saya juga suka bagaimana setiap kostum memiliki efek suara yang berbeda, seperti saat sedang melompat atau memukul, ini memastikan setiap kostum unik.
Visual yang Lebih Baik, Tapi…
Dead Rising Remaster kini sudah menggunakan RE Engine. Saya berani bilang bahwa kualitas grafis yang dimilikinya kini sudah menjadi lebih bagus. Kamu kini bisa melihat detail untuk masing-masing karakter yang lebih mendetail dari bagaimana mereka berbicara, hingga rambut yang dimilikinya hingga bulu-bulu yang menempel di badan, darah, terlihat sangat detail.
Meski bagian karakternya sudah lebih detail, saya melihat gerakan karakter disini masih terlihat kaku, seperti bukan sebuah game dengan RE Engine seperti biasanya. Bagaimana Frank bergerak, melompat, atau memukul masih mirip dengan ciri khas di game originalnya. Ini mungkin tidak mengherankan karena Capcom masih menyebutnya sebagai Remaster, bukan Remake.
Karena itu, saya bisa memainkan Dead Rising Remaster dengan preset settingan maksimal di PC dengan spesifisi Ryzen 5 3600, 32GB RAM, dan RX 6800. Hasilnya tidak ada framerate yang drop dan game tersebut berjalan sangat lancar. Tapi, saya sedikit mengalami stuttering ketika bertemu banyak zombie sekaligus. Tapi seharusnya masalah seperti ini bisa diperbaiki pada berbagai patch kedepannya.
Kabar baik juga untuk para gamer PC bahwa Dead Rising Remaster sudah mendukung berbagai fitur untuk meningkatkan performa. Ini termasuk NVIDIA DLSS, AMD FSR, dan Intel XeSS. Menurut saya fitur ini wajib ada di berbagai game modern saat ini dan Capcom melakukan bekerjaan yang baik dengan menempatkannya di game remaster ini.
Kesimpulan
Dead Rising Deluxe Remaster mempertahankan inti dari game aslinya sambil memberikan update serta improvisasi yang fresh untuk para pemain keinian. Versi original game ini sudah sangat solid dan memiliki banyak potensi, tetapi sekarang bahkan lebih menarik dengan visual yang lebih baik dan banyak fitur Quality of Life yang pasti akan menarik penggemar baru.
Protes terbesar saya adalah tentang animasi visual. Ya, model keseluruhannya memang sudah lebih baik, tetapi beberapa mekanisme permainannya, seperti pertarungan yang kikuk dan kontrol yang canggung, masih terasa kuno. Bisa jadi membuat frustasi karena AI penyintas cenderung kikuk dan tidak responsif, yang membuat beberapa misi sangat membuat frustasi.
Bagi kamu yang memang mencari remaster yang masih menangkap esensi dari game originalnya, ini adalah pembelian yang solid. Namun, jika kamu berharap dan mencari perombakan yang lebih komprehensif dengan gameplay yang dimodernisasi, kamu mungkin akan merasa kurang puas.
Dead Rising Deluxe Remaster akan segera dirilis untuk PlayStation 5, Xbox Series, dan PC pada 19 September mendatang. Akses pre-order untuk gamenya kebetulan sudah dibuka yang mencakup versi standar di IDR 596,799 dan Digital Deluxe dengan tambahan konten lain di IDR 715,999 (mengikuti harga Steam, kurang lebih sama dengan platform lainnya). Sementara versi fisiknya untuk wilayah Asia Tenggara baru akan menyusul pada November.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Dead Rising Deluxe Remaster
PROS
- Segudang tambahan QoL yang membuatnya lebih playable untuk gamer modern
- Pilihan kostum yang kocak dan menarik
- Peningkatan kualitas visual, terutama dari segi model karakter
CONS
- Gerakan animasi karakter yang kaku dan kikuk masih dipertahankan
- Ada sedikit masalah performa, terutama ketika pertama kali melihat kerumunan zombie
- AI seperti survivor sangat bodoh, escort missions bikin frustasi
Discussion about this post