gamerwk.com
  • Home
  • Berita
  • Mobile Games
    • iOS
    • Android
  • Konsol
    • PlayStation 4
    • PlayStation 5
    • Nintendo Switch
    • Xbox One
    • Xbox Series S
    • Xbox Series X
  • PC
  • Opini
  • Rilis
  • Panduan
  • Wawancara
  • Situs Saudara
    • Wanuxi
    • GamerBraves
    • Gamer Santai
    • Gamer555
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Mobile Games
    • iOS
    • Android
  • Konsol
    • PlayStation 4
    • PlayStation 5
    • Nintendo Switch
    • Xbox One
    • Xbox Series S
    • Xbox Series X
  • PC
  • Opini
  • Rilis
  • Panduan
  • Wawancara
  • Situs Saudara
    • Wanuxi
    • GamerBraves
    • Gamer Santai
    • Gamer555
No Result
View All Result
gamerwk.com
No Result
View All Result

Review DOOM: The Dark Ages – Kembalinya Sang Slayer dengan Style Beda!

Fadhil by Fadhil
May 9, 2025
in Konsol, PC, PlayStation 5, Review, Xbox Series S, Xbox Series X
0
Simak review terbaru kami untuk DOOM: The Dark Ages yang kali ini dikemas sebagai seri prekuel dengan latar ala abad pertengahan

Simak review terbaru kami untuk DOOM: The Dark Ages yang kali ini dikemas sebagai seri prekuel dengan latar ala abad pertengahan

Share ke FacebookShare ke TwitterShare ke Telegram

Doom Slayer akhirnya telah kembali! Tapi alih-alih membawa pemain dalam latar futuristik, DOOM: The Dark Ages kini berfokus pada era abad pertengahan yang memang membuatnya dikemas sebagau prekuel dari DOOM 2016 dan DOOM Eternal. Seperti seri DOOM modern lainnya, id Software ingin memastikan kalau setiap game terasa fresh dan punya keunikan masing-masing, yang mana kali ini mereka juga sampai membawa mekanik baru seperti Parry/Deflect. Combat jadi terasa lebih terarah, aksi yang lebih memiliki impact, dan bahkan ada juga eksperimen berbeda pada ceritanya, terutama dalam upaya menjelajahi sejarah tersembunyi dan masa lalu dari sang Slayer.

Lalu apakah eksperimen mereka dengan cerita baru ini berhasil? Apakah combat yang tidak begitu mencolok namun dibuat lebih terarah dan punya impact bisa memberi pengalaman bermain seru? Dan tentu saja pertanyaan yang paling penting, apakah game ini masih sebrutal seri-seri terdahulu? Mari kita bahasa dalam review berikut!

Jalan Cerita

DOOM: The Dark Ages dari segi cerita sangat berbeda dari game-game sebelumnya, meskipun tetap menjadi wadah untuk menggerakkan gameplay ke depan sebagian besar waktu, kini mereka menambahkan lore yang dijelaskan lebih dalam melalui cutscene dan dialog, karaktermu terasa lebih terlibat dalam konflik sebagai karakter. Jika ingin merasakan ceritanya sendiri, kamu bisa melewati tiga paragraf selanjutnya yang akan menjelaskan premis cerita dengan sedikit spoiler tentang di awal game.

Jadi kita bermain sebagai Slayer, sang kartu As yang dimiliki dan dikendalikan oleh Maykr. Kamu adalah mesin pembunuh yang dapat membalikkan keadaan saat melawan iblis dan ditakuti oleh mereka. Tugasmu adalah membantu Sentinel di Argent D’Nur mempertahankan kerajaan mereka dari serangan Pangeran Ahzrak, yang sedang mencari [Heart of Argent], sebuah artefak berharga milik Sentinel, yang akan membuat Pangeran Ahzrak menjadi lebih kuat.

Pada awalnya, Slayer hanyalah wadah yang dikendalikan oleh kebencian, kemanusiaan atau perasaan kita ditekan sehingga kita hanya memiliki kebencian terhadap iblis, dan kita dapat dikendalikan oleh Maykr, tujuan kita hanya untuk membunuh iblis sesuai perintah. Tapi dengan konflik yang semakin rumit, Slayer kita ingin melepaskan diri dari belenggu Maykr dan memilih jalan sendiri dalam membantu Sentinel dan juga membunuh Iblis.

Jangan harap cerita origin yang komplit di sini, karena kita tidak pernah tahu bagaimana Doom Slayer bisa jadi pemburu iblis, dan pada akhirnya lagi-lagi kembali berfokus ke misi  “bunuh iblis, lanjutkan,” hanya saja bedanya dengan lebih banyak lore untuk dinikmati fans. Masih ada codex untuk dikumpulkan dan potongan lore yang bisa kamu temukan dari lingkungan sekitar dan deskripsi item, meskipun ini bukan bagian yang signifikan dan hanya sebagai wadah untuk mendorong progress, setidaknya ini sudah cukup untuk membangun dunia yang memuaskan fans untuk mengeksplor lore tanpa menghambat aksi.

Secara visual, The Dark Ages menggantikan lab UAC dengan kastil yang hancur, koridor yang diterangi obor, beragam ruang terbuka dengan desain khasnya sendiri, dan medan perang yang terasa luas. Senjata seperti Skull Crusher yang bisa menghancurkan tulang dan Rail Spike Shredder yang menembakkan pasak terasa sangat medievil dalam game ini. Sementara itu, iblis mengenakan armor tua atau kain robek dan menggunakan serangan “sihir,” seperti pedang dengan serangan api hijau atau bolt spectral, bukan ledakan energi sci-fi, dan perubahan estetika ini memberi kehidupan baru dalam setiap pertarungan.

Vibe “knight-meets-demon” adalah apa yang membedakan prekuel ini dari sci-fi DOOM (2016) dan arena hyper-cekatan dari Eternal. Ini adalah DOOM yang benar-benar dipangkas sampai ke inti abad pertengahan yang mana setiap level, cutscene, dan pertarungan bos berfokus pada tema ini. Jika kamu sudah lama menginginkan spin baru dalam petualangan Slayer, The Dark Ages memberikan stage yang unik dan penuh karakter dalam lore.

Mekanik Gameplay dan Inovasi Baru

Saat memainkan DOOM: The Dark Ages di Ultra Violence, kami menyelesaikan 22 chapter dalam kurun waktu sekitar hampir 13 jam dengan eksplorasi di sana-sini. Kamu memiliki empat tingkat kesulitan dasar (Aspiring Slayer, Hurt Me Plenty, Ultra Violence, Nightmare) dan dua mode permadeath (Pandemonium, Ultra Nightmare). Masing-masing meningkatkan agresi musuh dan memperketat jendela parry, dan kamu dapat menyesuaikan pengaturan seperti damage, sumber daya, dan agresi sesuai gaya bermainmu dalam pengaturan modifikasi kesulitan, yang kemudian memberi tanda asterisk (*) dan (M) untuk membedakan antara kesulitan custom/modifikasi dan preset.

Shield Saw adalah pusat dari pertarungan di game ini. Parrying serangan “Hell Surge” hijau wajib dilakukan, jika tidak kamu akan mati, jadi menguasai waktu parry terasa sangat memuaskan, kami bahkan merasa ingin berlari menuju proyektil hijau hanya untuk melakukan parry dan menghabisi musuh secara frontal. Kamu juga bisa melakukan Shield Charge ke musuh untuk menutup jarak, atau ke dinding untuk menghancurkannya sebagai bagian dari eksplorasi, kemudian bisa melakukan Shield Throw untuk membunuh musuh dengan cepat atau menstun iblis yang lebih kuat dan membuka kesempatan untuk memberi damage. Untuk musuh bersenjata pelindung, kamu bisa menembak armor/penjaga musuh sampai menyala merah, lalu menghancurkannya dengan Shield Throw untuk hasil yang eksplosif, dan perisai energi musuh yang terisi bahkan membuat lemparanmu memantul antara musuh setelah upgrade.

Senjata melee juga tampil bersinar. Kamu akan membuka Power Gauntlet dengan Combo yang menstun musuh, Flail yang memiliki Area Blast, dan Dreadmace yang Mematikan, masing-masing memiliki mekanisme pengisian yang terisi dengan parry atau seiring waktu. Menerjang, melakukan parry yang sempurna, lalu melepaskan smash Dreadmace atau ledakan Flail terasa sangat visceral, terutama Dreadmace, hanya satu pengisian tetapi merupakan senjata melee yang paling merusak dan terasa sangat berdampak. Setelah kamu menguasai ritme itu, charge, parry, combo. Melee dan Shield Saw bekerja bersama sebagai dasar dari pertarungan.

Senjata jarak jauh tetap penting, ada 12 total, mulai dari Rail Spike Shredder dan Impaler hingga senapan plasma, mesin penembak penghancur tengkorak, dan peluncur roket. Pada akhir gamenya, kamu akan mendapatkan BFC Ballistic Force Crossbow yang hanya memiliki tiga tembakan tetapi dampak besar yang hanya bisa diisi ulang dengan menemukan amunisi di dunia. Meskipun ada banyak variasi, kami lebih sering menggunakan Melee dan Shield Saw, hanya mengeluarkan senjata untuk ancaman bersenjata atau senjata jarak dekat yang besar, seperti Reaver Chainshot atau Super Shotgun, karena Shield Saw dan Melee yang sudah diupgrade menjadi salah satu kombinasi senjata yang paling efektif dalam game.

Execution kembali hadir namun dengan pengurangan. Kamu bisa Daze seorang iblis ketika mereka memiliki kesehatan rendah, kemudian menyelesaikannya untuk mendapatkan kesehatan dan amunisi, sebagian besar animasi default berupa pukulan atau ayunan senjata kecuali kamu memicu finisher khusus dari Shield Saw dengan serangan melompat yang jarang kami lakukan. Ini tidak terlalu sinematik seperti glory kills dan mungkin akan mengecewakan fans game sebelumnya yang menginginkan gore dan eksekusi brutal, tapi itu berhasil, dan mendaratkan stagger terasa memuaskan.

Upgrade mengikat semuanya bersama-sama. Gunakan sumber daya seperti emas dan rubi untuk meningkatkan persenjataanmu, kadang-kadang ada jalur bercabang untuk senjata yang bisa kamu pilih, yang menambah variasi, dan kemudian ada slot rune untuk Shield Saw yang menambah efek untuk Parry-mu seperti memanggil energy blades atau auto-turrets. Kamu juga mendapatkan Upgrade Health, Ammo Capacity or Armor Upgrade setelah mengalahkan Champion atau Leader.

Berbicara soal Champion (Boss) dan Leader (Mini Boss), kami merasa variasi musuh cukup banyak, setiap stage membawa musuh baru yang memiliki kemampuan unik, bahkan ada beberapa musuh yang benar-benar mengharuskanmu memperhatikan serangan mereka, karena terlalu agresif bisa dihukum dalam game ini, ada animasi yang terkunci ketika kamu melakukan serangan melee atau mengganti senjata yang akan menonaktifkan blokir langsung, dan beberapa musuh tidak berhenti setelah kamu melakukan parry terhadap serangan mereka, dan akan menyerang lagi beberapa kali. Ini bisa menjadi alasan bagi mereka yang menyukai DOOM 2016 dan Eternal yang lebih cepat, untuk tidak menyukai game ini, karena kamu harus benar-benar berpikir sebelum bertindak, alih-alih melompat dan menembak senjata sesuka hati.

Ada juga encounter yang disebut Morale Encounter, di mana Leader akan kebal, dan “Morale”-nya perlu dikurangi dengan membunuh iblis lain yang terus muncul, dalam encounter ini kamu perlu beradaptasi untuk memprioritaskan musuh mana yang harus dihabisi terlebih dahulu karena banyaknya musuh dan proyektil yang dilemparkan ke arahmu, menambah lapisan intensitas dalam pertarungan. Secara keseluruhan, pertarungan di sini lebih metodis daripada kecepatan tinggi dari 2016 atau Eternal, tetapi tetap sebrutal itu. Parry keras, melee lebih keras, dan biarkan Shield Saw mencuri perhatian.

Desain dan Struktur Level

Saat pertama kali memasuki tahap awal The Dark Ages, desain levelnya lumayan rapi, kamu jarang perlu memaksakan diri untuk kembali mencari area rahasia atau koleksi tersembunyi berkat alurnya yang sangat jelas. Map adalah teman terbaikmu dan jika kamu memperhatikan area sekitar, kamu akan melewati sebagian besar encounter tanpa banyak masalah.

Hanya saja setelah mencapai tengah hingga akhir permainan, koridor-koridor tersebut terbuka menjadi area yang lebih luas yang terkadang terasa agak kosong. Kami merasa lebih banyak berjalan-jalan, dan kurang banyak membasmi dan menghancurkan daripada yang diharapkan, karena mapnya memang begitu besar dan jika ingin melakukan eksplorasi, terkadang kami perlu melewati area yang sudah sempat diselesaikan. Kami rasa itu masuk akal karena latar medan pertempuran besar akibat perang, dan untungnya Slayer bergerak cukup cepat bagi kami untuk berpindah dari titik A ke titik B. Hanya saja kami merasa bagian Open Area seharusnya dibuat lebih ketat atau diisi dengan lebih banyak musuh filler.

Puzzle untuk mendapatkan upgrade atau area tersembunyi sudah cukup bagus, ada satu atau dua puzzle yang benar-benar membuat kami berpikir, tetapi tidak sulit dan hanya memberi sedikit tantangan untuk otakmu, dan kebanyakan hanya untukmu mencari dan melihat titik atau lokasi yang tepat untuk menyelesaikannya, baik dengan melemparkan perisai untuk memicu mekanisme, atau melakukan Shield Charge untuk memindahkan platform ke tempat yang tepat.

Kemudian ada stage “spesial.” Menunggangi naga memang terdengar epik di atas kertas, tetapi pada kenyataannya itu dimainkan seperti shooter arcade lama, kamu mengunci target, misalnya turret kapal musuh, dan menghindari proyektil mereka dengan sempurna sehingga kamu mendapatkan serangan yang lebih kuat untuk menghancurkan perisai dan turret mereka, sebagian besar waktu kamu hanya mengulanginya beberapa kali.

Tidak ada dogfight yang sebenarnya, kamu hanya mengejar kapal musuh dan menembaknya, ini lebih merupakan tantangan manuver karena memaksamu berada di ruang yang sempit daripada dogfight di mana mereka melawan balik. Itu menyenangkan, jangan salah, tapi ini memiliki ritme yang berbeda dibandingkan dengan gameplay biasa sebagai Slayer yang berjalan. Untuk fair, bahkan dalam tahap itu, kamu masih harus turun dan bertarung normal sebagai Slayer tanpa naga di tanah, seperti untuk menurunkan kapal musuh, kamu perlu mendarat di landasan, masuk ke kapal, dan menghancurkan inti dengan tanganmu sendiri, atau melakukan tantangan Demon Leader tersembunyi.

Stage Atlan mech menggandakan gimmick itu, seranganmu sebagian besar adalah Pukulan dan Perfect Dodge untuk mendapatkan Charge yang kemudian bisa digunakan untuk melakukan serangan khusus yang menghancurkan. Terkadang kamu juga mendapatkan senapan mesin besar yang diperkuat dengan Perfect Dodging, tetapi memukul tetap lebih menyenangkan. Ini bisa dibilang cukup epik, kamu merasa seperti mech besar yang lambat dan berat, tapi pada akhirnya ini lebih didesain sebagai stage gimmick. Kami rasa tujuannya adalah untuk memberi pemain waktu jeda dari perburuan iblis yang lebih tefokus, atau lebih ke bagaimana para pemain bisa merasakan adanya kepuasan tersendiri seperti saat memainkan game pertarungan kaiju.

Membicarakan desain level dari sisi positif, game ini selalu memberi tahu kamu sebelum mencapai “titik tanpa kembali” dengan ikon pintu, jadi kamu tidak akan terkunci dari rahasia atau jalur sampingan jika kamu memperhatikan. Peringatan kecil ini sangat membantu supaya kamu bisa menjelajahi game dengan santai sebelum melanjutkan ke area berikutnya atau pertempuran bos besar di setiap stage.

Performa di PC

Kami memainkan game ini di PC dengan spesifikasi Intel Core i5-13500 dan RTX 4070SUPER (dengan versi driver yang dirilis sebelumnya 576.31), 1440p dan mencoba pengaturan tertinggi yang memungkinkan game memberikan performa stabil 90FPS, tetapi perbedaan grafis antara pengaturan Rendah dan Maksimal tidak terlalu banyak sehingga kamu bisa memilih pengaturan yang menawarkan performa terbaik, game ini stabil.

Mengesampingkan itu, sayangnya kami sempat mengalami beberapa bug seperti menu tutorial yang tidak dapat diklik, kamu perlu menggunakan keyboard untuk menavigasi yang juga berlaku untuk menu stage. Kadang-kadang tidak ada suara langkah dari Slayer yang mana ini termasuk dalam bug minor. Semoga mereka bisa memperbaiki dan mengatasi semua bug sebelum rilis karena semua cukup kecil.

Sisi Musik dan Audio

Kami patut memberi pujian pada desain suara, semuanya terasa berdampak. Pukulan melee terasa keras dengan bobot yang menghancurkan tulang, tembakan senapan menderu seperti menghancurkan iblis, dan suara benturan perisai dan suara pecahnya armor terasa memuaskan. Bahkan pukulan berat Atlan mech terasa seperti goncangan seismik, dan ketika bertarung dengan iblis raksasa di kejauhan, gema mengisi medan pertempuran, dan setiap efek suara membawa kamu lebih dalam ke dalam pertempuran.

Hanya saja meskipun efek suara di game ini sudah sangat bagus, musiknya terasa kurang dibandingkan. The Dark Ages tetap dengan adrenalin metal-industri yang kamu harapkan dari DOOM, tapi tidak ada satu pun lagu yang benar-benar menempel di kepala atau membuat darahmu mendidih. Setelah hidangan riff yang berkesan dalam DOOM (2016) dan Eternal, soundtrack ini terasa lebih tenang, salah satu faktor kunci adalah karena Mick Gordon, yang lagu-lagu metal industriannya mendefinisikan musik modern dalam seri ini, tidak terlibat dalam pembuatan The Dark Ages. Imersi secara keseluruhan sudah lumayan bagus, tapi fans yang mencari soundtrack DOOM ikonik mungkin akan merasa kurang.

Kesimpulan

Setelah hampir 13 jam berpetualang di The Dark Ages, kami merasa cukup terkesan dengan twist abad pertengahan dari DOOM. Cerita utama tetap ada untuk menghubungkan porsi combat, tetapi cutscene dan dialog tambahan benar-benar membuat kami setidaknya sedikit peduli tentang perjuangan untuk Argent D’Nur, meskipun di akhir game ini tidak sampai menjadi seri origin yang terasa komplit.

Combat jadi kekuatan utama di sini. Menguasai parry dari Shield Saw terasa sangat memuaskan, terutama ketika kamu berlari menerjang, menstun iblis besar, dan kemudian melanjutkan dengan combo Dreadmace yang bsia memberi efek guncangan ke layar. Mekanik melee dan parry berpadu dengan sangat baik sehingga kami sampai jarang mengeluarkan senjata, meskipun opsi tersebut tentu ada saat dibutuhkan, terutama Super Shotgun yang tentunya selalu bisa diandalkan untuk setiap encounter.

Desain level awalnya dibangun dengan cukup terfokus dan memuaskan, tapi kemudian terbuka ke area luas yang terkadang sayangnya malah bisa membosankan, dan khusus untuk chapter naga/mech jadi distraksi yang menyenangkan meski jadi pengingat kalau DOOM lebih seru dimainkan saat kamu berada di permukaan. Performa gamenya tetap stabil di 90 FPS dengan spesifikasi yang sempat kami bahas dalam review, dan efek suara terasa sesolid dulu, meskipun kali ini untuk seleksi soundtracknya tidak terlalu meninggalkan kesan yang kuat.

Pada akhirnya jika kamu termasuk fans lama yang sudah suka dengan seri DOOM modern dan tidak keberatan dengan pacing yang lebih lambat, lebih strategis, sekaligus membawa flair abad pertengahan yang brutal dan benar-benar memiliki elemen karakter dominan, maka The Dark Ages bisa memberi pengalaman yang fresh dan memuaskan layaknya seri terdahulu.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.


Hi guys, kami akhirnya sudah punya akun Twitter dan YouTube resmi! Langsung saja follow:
 
Follow @GamerwkID
 

Jangan lupa untuk cek channel TikTok kami!
@gamerwk_id

The Review

DOOM: The Dark Ages

8.5 Score

PROS

  • Mekanik baru pada combat yang semakin menambah keseruan, terutama parry
  • Opsi senjata melee yang lebih beragam
  • Latar utama ala abad pertengahan yang tidak biasa di franchisenya
  • Penyampaian cerita utama yang lebih diperkuat
  • Sesi tantangan yang bisa dikustomisasi
  • Performa dan SFX yang solid di PC
  • Progression rewarding dengan upgrade yang berarti

CONS

  • Beberapa sesi map terbuka yang kurang menarik untuk dieksplor / terlalu kosong
  • Adanya stage yang lebih dikemas sebagai gimmick
  • Seleksi soundtrack yang lebih lemah dari dua seri sebelumnya
  • Eksekusi musuh / glory kill yang kurang memuaskan

Review Breakdown

  • 8.5 0
Tags: BethesdaDOOM: The Dark Agesid SoftwarePCPS5Xbox Series
ShareTweetShare
Previous Post

Punishing Gray Raven Global Mulai Bagi Teaser Kolaborasi Devil May Cry 5

Related Posts

Kuro Games akhirnya berbagi teaser event kolaborasi Punishing Gray Raven x Devil May Cry 5 yang juga akan segera menyusul di server global
Android

Punishing Gray Raven Global Mulai Bagi Teaser Kolaborasi Devil May Cry 5

May 9, 2025
Sesi wawancara terbaru dengan Kazutaka Kodaka mengungkap seberapa padatnya skrip cerita dari The Hundred Line: Last Defense Academy
Berita

The Hundred Line Punya Skrip Cerita yang Bisa Dicetak Jadi 60 Novel

May 9, 2025
Mafia: The Old Country, seri keempat dari franchise Mafia resmi diumumkan, bakal dirilis pada 8 Agustus 2025.
Berita

Mafia: The Old Country Diumumkan, Pakai Standar Harga $50

May 9, 2025
Menurut klaim resmi dari Rockstar, trailer kedua GTA 6 dinobatkan sebagai video launch terbesar sepanjang masa — mengalahkan film Hollywood.
Berita

Rockstar Klaim Trailer Baru GTA 6 Udah Ditonton Hampir Setengah Miliar Orang

May 9, 2025
Menyusul apa yang dilakukan banyak game gacha di dunia ini, Brown Dust 2 juga akan meningkatkan rating umur game mereka.
Android

Brown Dust 2 Versi Global Kini Naikan Rating Ke 18+

May 9, 2025
Sony bekerjasama dengan Kojima Productions untuk memasarkan DualSense edisi spesial Death Stranding 2: On the Beach
Berita

Death Stranding 2 Dapatkan DualSense Edisi Spesial Seharga IDR 1,5 Juta

May 8, 2025

Discussion about this post

FACEBOOK KAMI

YOUTUBE KAMI

TWITTER/X KAMI

Follow @GamerwkID

UPDATE MOBILE GAMES

Spirit Beast Adventure Diumumkan, MMORPG Baru dengan Tema Monster Taming

Spirit Beast Adventure Diumumkan, MMORPG Baru dengan Tema Monster Taming

by Fadhil
May 9, 2025
0

NetEase resmi mengumumkan Spirit Beast Adventure yang dikemas sebagai MMORPG turn-based terbaru dengan tema monster taming.

Menyusul apa yang dilakukan banyak game gacha di dunia ini, Brown Dust 2 juga akan meningkatkan rating umur game mereka.

Brown Dust 2 Versi Global Kini Naikan Rating Ke 18+

by Taufik
May 9, 2025
0

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa persaingan game mobile semakin ketat dari waktu ke waktu dan setiap game ingin memiliki nilai...

Pra-Registrasi Civilization: Eras & Allies Sudah Tembus 700 Ribu Pemain

Pra-Registrasi Civilization: Eras & Allies Sudah Tembus 700 Ribu Pemain

by Fadhil
May 8, 2025
0

Civilization: Eras & Allies kini telah mencapai target pra-registrasi mengesankan di 700 ribu pemain menjelang rilis globalnya pada Juni mendatang.

NetEase Games berbagi detail lengkap Dunk City Dynasty yang kini sudah tersedia untuk pra-registrasi di Android dan iOS

Dunk City Dynasty Rilis Bulan Ini, Bawa Kolaborasi dengan Kendrick Perkins dan Kejutan Lain!

by Fadhil
May 8, 2025
0

NetEase Games berbagi detail lengkap Dunk City Dynasty yang kini sudah tersedia untuk pra-registrasi di Android dan iOS.

COLOPL mulai hari ini resmi merilis Tsukuyomi: The Divine Hunter yang merupakan game roguelike deckbuilder garapan Kazuma Kaneko

Tsukuyomi: The Divine Hunter Sudah Rilis di Mobile dan PC!

by Fadhil
May 7, 2025
0

COLOPL mulai hari ini resmi merilis Tsukuyomi: The Divine Hunter yang merupakan game roguelike deckbuilder garapan Kazuma Kaneko.

  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami

© 2020 - 2025 Digital Braves Media Group Sdn Bhd

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Mobile Games
    • iOS
    • Android
  • Konsol
    • PlayStation 4
    • PlayStation 5
    • Nintendo Switch
    • Xbox One
    • Xbox Series S
    • Xbox Series X
  • PC
  • Opini
  • Rilis
  • Panduan
  • Wawancara
  • Situs Saudara
    • Wanuxi
    • GamerBraves
    • Gamer Santai
    • Gamer555

© 2020 - 2025 Digital Braves Media Group Sdn Bhd