Setelah mengikuti perkembangan gamenya sejak pertama kali diumumkan sampai menjajal sesi preview eksklusif, akhirnya Scarlet Nexus sudah resmi dirilis. Tanpa diragukan ini adalah salah satu game yang masuk dalam jajaran terbesar dan paling diantisipasi untuk tahun 2021. Selain fakta keterlibatan Kenji Anabuki serta tim lama dibalik Tales of Vesperia, satu yang langsung menarik perhatian banyak orang adalah klaimnya sebagai game RPG “Brainpunk” pertama di dunia.
Untuk memahami lebih dalam soal konsep Brainpunk tersebut serta menilai kualitas gamenya secara tuntas, kami sudah menghabiskan waktu satu minggu terakhir ini untuk menjajal Scarlet Nexus dan mengumpulkan impresi yang cukup sebagai bahan review. Jadi daripada berlama-lama, langsung saja cek ulasan lengkap kami di bawah ini!
2 Sisi Cerita yang Menggugah
Kami awalnya tidak menyangka kalau Scarlet Nexus akan membawa opsi karakter utama dengan nama dan kepribadian sendiri, apalagi sampai dibuat melibatkan dua karakter dengan campaign cerita berbeda. Jadi dalam gamenya kamu bisa berperan sebagai Yuito Sumeragi atau Kasane Randall. Untuk playthrough pertama kami sengaja bermain sebagai Yuito karena dia adalah karakter yang lebih dipresentasikan sebagai sang protagonis, belum lagi karena kami juga suka dengan opsi senjata Katana yang digunakannya.
Untuk rute Yuito, dari awal permainan kamu sudah disuguhkan dengan rute cerita sederhana dari seorang prajurit muda yang mewujudkan mimpi bersama teman dekatnya yang bernama Nagi Karman untuk bergabung dalam Other Suppression Force (OSF). Yuito adalah anak termuda dari keluarga Sumeragi, yang mana mereka merupakan keturunan dengan kedudukan tertinggi di New Himuka. Terlepas dari statusnya sebagai anak emas, Yuito memiliki pembawaan karakter yang baik hati dan sederhana. Meskipun terlihat seperti karakter template anime generik, tapi kami melihat Yuito sebagai sosok yang selalu tampil apa adanya, sederhana, punya niat tulus, dan bisa menghadapi situasi paling berat dengan tabah.
Sepanjang jalannya cerita kamu akan bertemu dengan lebih banyak karakter OSF lain, menjalani misi untuk memberantas Other, sebelum akhirnya dihadapkan pada sebuah skenario tidak terduga yang merubah arah cerita ke rute tidak terduga. Kami sengaja tidak membahasnya lebih dalam karena mengandung spoiler, tapi bayangkan saja cerita dalam Scarlet Nexus mirip anime slice of life santai dengan sedikit bumbu aksi, sebelum akhirnya berubah ke rute yang lebih serius dan meninggalkan banyak misteri. Yuito nantinya akan berada dalam posisi yang tidak tahu harus melakukan apa dan benar-benar merasa ditinggalkan, dan kami sebagai pemain juga bisa merasakannya yang kemudian membuat cerita dalam game ini semakin seru untuk diikuti.
Sementara jika kamu mengikuti rute cerita Kasane terlebih dahulu, dia digambarkan sebagai calon prajurit berbakat yang kemudian direkrut ke OSF bersama kakak perempurannya – Naomi Randall. Berbeda dari rute cerita Yuito, kamu akan mendapatkan lebih banyak konteks cerita yang jelas dari rute Kasane. Bumbu misteri yang diberikan lebih sedikit, tapi ada banyak penjelasan dan konteks yang kamu dapatkan, termasuk alasan kenapa dia pada akhirnya berambisi untuk membunuh Yuito.
Jadi kesimpulannya rute Yuito = cerita lebih mengundang tanda tanya, penuh misteri, dan tidak memberikan banyak konteks, sementara rute Kasane = cerita berjalan lebih natural dengan konteks cerita jelas dari awal hingga akhir. Banyak orang merekomendasikan agar pemain baru harus mencoba rute cerita Kasane terlebih dahulu, tapi kami justru lebih menyarankan Yuito. Ini karena rute Kasane memiliki penjelasan cerita yang lebih lengkap dan dalam, sementara jika kamu mengikuti Yuito ada beberapa misteri dan lubang yang pasti akan membuatmu semakin penasaran untuk memainkan gamenya dari sudut pandang berbeda.
Kami tidak punya banyak komplain mengenai bagaimana cerita dalam game ini dipecah, karena tim developer sudah melakukan tugasnya dengan baik untuk membuat tiap rute terasa unik dan menambah ekstra replayability ke gamenya. Satu yang mungkin disayangkan banyak orang adalah bagaimana sebagian dialog cerita dipresentasikan dalam bentuk gambar statis layaknya game Visual Novel, padahal ada banyak cutscene sinematik yang terlihat keren. Kami memang setuju kalau cerita gamenya akan lebih baik jika dipresentasikan dalam bentuk sinematik, tapi mungkin ini adalah style yang berusaha mereka kejar atau mungkin sebagai strategi untuk membuat gamer lebih penasaran menonton adaptasi animenya. Kami juga sudah terbiasa memainkan game VN, jadi faktor ini tidak memberikan banyak pengaruh pada keseruan bermain.
Gameplay Super Badass dan Penuh Variasi
Ok, masuk ke bagian ini dengan sangat mudahnya kami akan bilang kalau Scarlet Nexus adalah action RPG dengan gameplay terbaik di 2021 (at least, sejauh ini lah). Impresi ini bahkan sudah kami dapatkan sejak menjajal demo gamenya. Jadi alur gameplay dalam Scarlet Nexus cukup mirip dengan kebanyak game action, yang mana kamu memiliki sebuah hub besar dengan beberapa area lain untuk mengakses misi utama. Saat mengakses suatu area, kamu akan disuguhkan pemandangan berbeda dari bagaimana Other sudah menginvasi dunia dan membuat tempat-tempat tersebut ditinggalkan.
Setiap area ini dibangun dalam rute linear dengan beberapa cabang yang saling terhubung, dengan banyaknya monster untuk dilawan dan item penting untuk dikoleksi. Setiap area juga menempatkan checkpoint khusus berupa seorang pemandu yang memberikan kamu akses untuk membeli item consumable, senjata, aksesoris serta menyimpan progress permainan yang sebenarnya tidak begitu penting karena gamenya sudah punya fitur auto-save.
Masuk ke combat, inilah saat dimana Scarlet Nexus memperlihatkan taring sebenarnya. Game ini dibangun dengan sistem combat hack-and-slash standar dengan bumbu RPG, tapi keunikannya terletak dari kemampuan spesial yang dapat karaktermu lakukan. Jadi selain melancarkan serangan standar, kamu selalu dapat mengombinasikannya dengan kemampuan Psikokinesis untuk melemparkan objek bahkan hingga kendaraan ke musuh. Kamu dapat mempertahankan momentum ini dan menciptakan sebuah aliran kombo panjang yang terus mengalir selama karaktermu tidak kena serangan.
Setiap musuh dalam game ini juga memiliki sistem pertahanan khusus yang ditandai dengan bar kuning, dan jika berhasil memecahkannya lebih dulu, maka kamu bisa menekan L2 atau tombol perintah khusus untuk menghabisi musuh dalam animasi serangan keren. Ada juga sistem Status Effect yang bisa kamu berikan ke musuh atau berdampak ke diri sendiri. Beberapa diantaranya seperti efek terbakar yang kemudian membuat HP terus berkurang, terkena efek listrik sehingga sulit bergerak, hingga efek basah yang membuat pergerakan melambat. Ok sejauh ini, combat dalam Scarlet Nexus terkesan cukup standar memang, tapi apa yang membuatnya begitu spesial adalah variasi kombo dan momentum keren yang benar-benar memanfaatkan kemampuan karakter dengan maksimal.
Kami sering memainkan game action, salah satu contoh seperti Devil May Cry V yang memberikan banyak opsi kombo, tapi kami hanya berakhir menggunakan beberapa kombinasi saja. Sementara Scarlet Nexus berhasil membaginya dalam satu kesatuan aksi yang mengalir dan punya banyak variasi bercabang, sehingga kamu bisa memanfaatkan semua kemampuan dengan maksimal dan mengapresiasi combatnya yang begitu seru. Tidak ada skill gap di sini, jadi selama kamu bisa mendapat akses ke seluruh skill dan mekanisme yang ditawarkan, ini akan jadi game action yang bisa dikuasai dengan cepat.
Tapi tunggu dulu, karena bagian sesungguhnya dalam Scarlet Nexus justru terletak pada konsep “Brainpunk” yang dieksekusi dengan begitu solid. Detail lebih lanjut dari konsep ini sudah kami rangkum pada poin selanjutnya.
Menyelami Konsep “Brainpunk”
Scarlet Nexus menggambarkan Brainpunk sebagai konsep visual yang menghubungkan objek hingga manusia dalam sebuah garis merah. Dalam artian ke gameplaynya sendiri, bisa dibilang kamu akan memainkan game RPG dengan sistem party, tapi bedanya kamu tidak bisa mengendalikan mereka secara langsung, tapi melainkan meminjam kekuatan spesial mereka. Kami memainkan rute Yuito, jadi karakter party yang tersedia adalah Hanabi, Gemma, Tsugumi, Luka, serta Kasane dan Kagero (hanya sementara/eksklusif di beberapa misi). Setiap karakter ini adalah anggota OSF yang diberkati kekuatan Psionic berbeda, dan meski mereka bisa berpotensi menjadi karakter playable, Scarlet Nexus hanya memperbolehkan kamu untuk meminjam kekuatan mereka dengan memanfaatkan Struggle Arms System (SAS).
SAS sendiri adalah sistem atau yang suka kami sebut sebagai mekanisme pengaturan skill Psionic. Selama menjalani misi, kamu bisa membawa sampai empat karakter party, dengan dua diantaranya yang tidak akan muncul di medan tempur, tapi kamu tetap bisa memanfaatkan kekuatan mereka. SAS dapat diaktifkan kapan saja dan merujuk pada empat ikonik skill Psionic yang ada di sudut kanan bawah layar. Setiap skill memiliki efek berbeda yang efektif dalam mengatasi situasi berbeda. Contohnya Hanabi dapat memberikan efek buff api ke serangan Yuito yang efektif untuk membakar musuh dalam status basah karena terkena bensin. Ada juga Gemma yang memberikan pertahanan sempurna yang tidak bisa ditembus, Tsugumi yang memungkinkanmu untuk melihat musuh tak kasat mata, hingga Luka untuk teleportasi.
Meski setiap karakter memiliki skill SAS yang terkesan situasional, kamu tetap dapat memanfaatkannya di skenario pertempuran apa saja. Sebagai contoh terbaik Tsugumi mungkin hanya efektif saat digunakan untuk melawan musuh tak kasat mata, tapi skill SAS miliknya memberikan efek momentum tambahan yang membuat kamu dapat melakukan Perfect Dodge dengan lebih mudah. Limitasi untuk mengaktifkan satu skill SAS hanya bersifat sementara, karena nanti gamenya memungkinkan kamu untuk menggunakan semuanya secara bersamaan. Kami bisa melihat kalau tim developer benar-benar mempertimbangkan balancing sistem ini agar selalu relevan, termasuk bagaimana rute Yuito dan Kasane sama-sama memiliki anggota party yang selalu dapat diandalkan.
Satu bagian lain yang membuat combat dalam Scarlet Nexus begitu menarik adalah bagaimana game ini menawarkan dua mode Power-Up yaitu efek Brain Drive dan Brain Field. Jadi Brain Drive sendiri adalah semacam bar berwarna ungu yang mengatur kapasitas kekuatan Psikokinesis milik Yuito, yang jika mencapai kapasitas tertentu, maka secara otomatis karaktermu akan masuk dalam mode Power-Up khusus yang menambah kecepatan serangan, mengurangi konsumsi kekuatan Psikokinesis, hingga durasi melempar objek yang lebih dipercepat. Sementara Brain Field adalah mode Power-Up tingkat lanjut yang harus diaktifkan secara manual. Mode ini mirip dengan Brain Drive, hanya saja karaktermu cuma dibekali dengan moveset yang menggunakan kekuatan Psikokinesis murni tanpa batas. Brain Field adalah mode yang sangat kuat, sehingga jika durasinya sudah melebihi batas, maka kamu harus menonaktifkannya juga secara manual karena karaktermu dapat gugur karena tekanan yang terlalu berat di otaknya.
Combat juga membutuhkan waktu sebelum memperkenalkan kamu ke lebih banyak sistem baru, atau lebih spesifiknya kamu akan disuguhkan dengan Skill Tree khusus yang diberi nama Brain Map. Jadi setiap kali karaktermu naik level, kamu akan mendapat poin atribut yang bisa dipakai untuk membuka akses ke skill baru. Brain Map dibagi dalam beberapa kategori dengan beberapa skill yang saling terhubung dan percayalah, setelah membuka sebagian besar skill yang ada, sensasi gameplaynya akan berubah drastis dengan berbagai macam variasi moveset. Bahkan di beberapa pertempuran kamu akan disuguhkan adegan sinematik keren yang membuat jalannya pertempuran terasa lebih dramatis. Ini membuat perpaduan antara sistem gameplay dan bagian untuk “mempercantik” gamenya berhasil menciptakan pengalaman bermain yang begitu kaya.
Terlepas dari konsep gameplaynya sudah dibangun dengan solid, kami masih punya satu komplain yaitu pada pergerakan karakter yang terasa kurang responsif. Misalnya saat melakukan kombo di udara, terkadang ada perintah yang tidak terbaca kecuali jika kami menakannya setelah akhir animasi karakter. Efeknya kontrol karakter tidak selalu terasa responsif dan seolah memiliki input delay layaknya memainkan game dari layanan cloud.
Konten Sampingan dan Bonding Event
Ok tanpa memberikan penjelasan bertele-tele, konten sampingan atau side quest dalam game ini tidak bagus. Sejauh playthrough kami hanya menyelesaikan kurang dari lima misi sampingan dan semuanya berakhir jadi beban karena desainnya yang terasa begitu malas. Kebanyakan game JRPG memang khas dengan desain misi sampingan yang terlalu sederhana, jadi kami setidaknya bisa menjaga ekspektasi untuk porsi yang satu ini. Tapi lain halnya dengan Bonding Event/Episode yang ternyata jauh lebih baik dari dugaan kami.
Sederhananya mirip dengan Persona atau game yang menggunakan sistem serupa, Bonding Episode adalah porsi permainan sampingan yang memungkinkan kamu untuk memperkuat hubungan dengan party member. Scarlet Nexus berhasil meraciknya dengan format sederhana, yang mana kamu bisa berinteraksi dengan karakter spesifik setiap kali masuk ke bagian Intermission. Jadi setelah menyelesaikan setiap misi utama, kamu bisa bersantai di markas persembunyiaan keluarga Yuito dan melihat siapa saja karakter yang tersedia untuk diajak ngobrol. Bonding Episode masih dipresentasikan dengan format layaknya game Visual Novel dan masih dipadukan dengan voice acting.
Ada dua faktor utama yang membuat kami begitu menyukainya. Pertama kamu bisa mendapat bonus statistik untuk memperkuat kemampuan SAS dari karakter yang diajak berinteraksi, dan setiap bonusnya selalu membawa efek yang drastis pada peningkatan kekuatan mereka. Kedua, kamu bisa melihat sisi berbeda dari setiap karakter tersebut yang tidak diperlihatkan di cerita utama. Kerennya lagi daripada terkesan opsional, Bonding Episode menyesuaikan dan saling terikat dengan situasi atau konflik cerita yang sedang terjadi, sehingga bisa dibilang semua interaksi antar karakter tersebut bersifat canon. Kamu juga diberi opsi untuk memberikan hadiah demi mendorong Bonding Episode mereka. Sederhana, tidak sulit untuk diikuti, menawarkan bonus statistik skill SAS yang bagus, dan pastinya menarik untuk diikuti. Rasanya hampir tidak ada alasan bagi kamu untuk melewatkannya.
Kesimpulan
Kami sempat menyebutkan ini di artikel preview sebelumnya mengenai bagaiman ekpektasi yang terjawab manis, dan setelah memainkan gamenya secara tuntas, impresi tersebut justru semakin naik. Scarlet Nexus dengan yakinnya bisa kami sebut sebagai game action RPG dengan gameplay terbaik di 2021 (sejauh ini). Kita berbicara soal game action yang memungkinkan kamu menggunakan berbagai macam kekuatan super secara fleksibel, ditambah dengan mekanisme combat solid yang terus berkembang mengikuti progress permainan dan bumbu sinematik keren yang membuat setiap aksi terasa begitu dramatis.
Kami memang punya sedikit komplain, terutama dari bagaimana skema kontrolnya tidak selalu responsif dan terasa seperti ada input delay. Ada juga perkara soal sebagian besar cutscene cerita yang malah ditampilkan dalam bentuk visual novel. Kami memang tidak keberatan untuk yang satu ini, tapi memang jauh lebih baik jika semua momen cerita penting ditampilkan dalam cutscene sinematik sehingga pemain bisa merasa lebih tertarik untuk memperhatikan ceritanya.
Kelebihan:
- Cerita dengan 2 rute yang begitu menarik
- Gameplay action RPG terbaik sejauh ini di 2021
- Desain dunia futuristik hingga monster yang keren
- Konsep “Brainpunk” bukan hanya sekedar gimmick
- Bonding Episode yang solid dan rewarding
- Koleksi soundtrack yang enak didengar
Kekurangan:
- Skema kontrolnya tidak selalu responsif (seperti ada input delay)
- Sudut pandang kamera suka kacau di tempat sempit atau sering terhalang objek
Final Score:
8.5/10
Scarlet Nexus kini sudah tersedia dan bisa dimainkan di PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series, dan PC via Steam.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.

@gamerwk_id
Discussion about this post