Sudah bukan menjadi hal yang mengherankan jika anime terkenal akan mendapatkan adaptasi anime terus-menerus. Tidak cuma berbicara soal game mobile, melainkan juga game PC dan konsol. Ini yang cukup rutin dilakukan oleh Bandai Namco. Yang terbaru adalah That Time I Got Reincarnated as a Slime ISEKAI Chronicles yang belum lama ini telah dirilis.
Kami mendapatkan kesempatan untuk nyobain Tensura ISEKAI Chronicles dan review melalui artikel ini. Apakah game tersebut membosankan, atau malah menawarkan sesuatu yang unik? Mari simak artikelnya!
Persentasi Cerita yang Buruk
Alur cerita game ini dimulai dengan peristiwa awal dari anime, yang meliputi transformasi Rimuru menjadi slime, aliansinya dengan para goblin, dan pertempuran dengan ogre. Kemudian berlanjut ke pertempuran penting dalam arc Kingdom of Falmuth.
Seiring berjalannya cerita, game ini memiliki pacing yang cepat menuju peristiwa-peristiwa penting, termasuk Rimuru yang mendapatkan wujud manusia dari Shizu dan membentuk aliansi dengan goblin dan ogre, yang kemudian menjadi kijin. Aliansi ini membantu pengembangan dan perluasan desa.
Pada akhir permainan, pemain akan mencapai arc pertempuran Kingdom of Falmuth, yang mencakup sebagian besar cerita aslinya. Namun, pendekatan yang diringkas ini berarti banyak detail dan perkembangan karakter yang terlewatkan, yang mungkin mengecewakan fans yang menghargai kedalaman dan kerumitan materi sumbernya. Bahkan penyajian adegan cerita yang agak malas menggunakan visual gaya PPT dan dialog potret karakter.
Gameplay yang Simpel
Gameplay That Tensura ISEKAI Chronicles relatif mudah dipahami, berfokus terutama pada combat dari satu pertarungan ke pertarungan lainnya dan progress alur cerita utama. Segmen berbasis cerita disajikan melalui kotak dialog dan gambar statis, sering kali mengingatkan pada serial Tales of Conversation dengan potret karakter dan interaksi. Segmen-segmen ini berfungsi sebagai petunjuk bagi pemain untuk terlibat dalam pertempuran di berbagai lokasi di dalam dunia game.
Aspek penting dari game ini melibatkan konsep dungeon crawling, yang menawarkan perpaduan antara eksplorasi dan combat. Dungeon memungkinkan pemain untuk memilih rute yang berbeda untuk pertemuan dan treasure tambahan. Meskipun sebagian besar dungeon singkat, mereka menyediakan konten yang cukup untuk menikmati beberapa pertempuran dan merasakan sistem pertarungan secara menyeluruh.
Mekanisme gameplay lainnya adalah pembangunan desa, di mana pemain menggunakan material yang dikumpulkan dari pertempuran dan treasure untuk mengembangkan dan upgrade desa. Setiap bangunan yang dibangun akan meningkatkan stats party, dan karakter mendapatkan poin exp yang dapat dialokasikan ke skill-tree untuk meningkatkan skill.
Tapi sayangnya, menurut kami aspek pembangunan desa cukup disederhanakan, kurang memiliki kedalaman strategis dan membuatnya terasa agak dangkal. Jadi buat kamu yang berharap ada mekanisme kompleks seperti politik dan rapat…. tidak ada di game ini.
Sistem Combat yang Seru
Sistem pertarungan dalam Tensura ISEKAI Chronicles bisa dibilang merupakan fitur yang paling menonjol dari game ini. Game ini menggunakan mekanisme pertarungan action real-time 2D yang bergerak cepat dan bergulir ke samping layaknya sebuah platformer, memungkinkan pemain untuk mengontrol party yang terdiri dari lima karakter – tiga anggota aktif dan dua anggota support yang dapat dipanggil.
Pertarungan melibatkan rangkaian combo untuk memaksimalkan hasil damage, dan setiap pertempuran dinilai berdasarkan damage yang dihasilkan dan jumlah kombo yang dieksekusi. Pemain dapat melakukan serangan standar yang bervariasi berdasarkan penekanan tombol dan input arah. Kemampuan khusus dapat dilengkapi, dengan efek tambahan yang dapat dibuka dengan menggabungkan input dengan perintah arah.
Setiap karakter memiliki ultimate / jurus pamungkas yang dapat dilepaskan setelah gauge terisi (misalnya, skill Predator Rimuru). Kemampuan untuk menghindar dan berpindah antar karakter menambah lapisan strategi, mendorong pemain untuk memanfaatkan sifat unik masing-masing karakter secara efektif untuk menghasilkan outpot damage yang optimal.
Tidak Komplit dengan Berbagai Kekurangan
Namun, sistem pertarungannya memiliki kekurangan yang signifikan yang menghalangi pengalaman secara keseluruhan. Salah satu aspek yang paling membuat frustrasi adalah nuansa clunky / kikuk dari kontrol selama pertarungan. Meskipun serangan standar relatif lancar, game ini mengalami delay input yang nyata saat melakukan gerakan special, berganti karakter, atau memulihkan diri dari serangan. Delay ini mengganggu, sehingga sulit untuk mempertahankan kombo yang lancar dan sering kali menyebabkan gameplay yang tidak responsif.
Misalnya, setelah diserang oleh musuh, karakter mengalami periode recovery yang lama di mana mereka tidak dapat bergerak secara efektif, sehingga terasa seolah-olah mereka dipaksa untuk “diam” sebagai hukuman. Meskipun game ini memungkinkan pemain untuk mengganti karakter di tengah pertempuran untuk melanjutkan serangan, bahkan mekanisme pergantian karakter pun terganggu oleh input lag, membuat saya terkadang mikir tombol ini terpencet atau tidak.
Selain itu, AI untuk musuh maupun rekan tim masih tidak sempurna, sehingga gerakannya mudah ditebak. Game ini dasarnya mudah, dengan tantangan minimal bahkan pada pengaturan tingkat kesulitan normal. Sistem progress kurang mendalam, karakter memiliki pohon keterampilan yang sama yang berfokus terutama pada peningkatan status daripada memperkenalkan kemampuan baru dan menarik. Anehnya, sebagai JRPG, game ini tidak menyertakan sistem equipment untuk meningkatkan senjata atau armor, yang semakin membatasi penyesuaian dan perkembangan karakter.
Kesimpulan
Tensura ISEKAI Chronicles menawarkan gameplay yang simpel dan seru, namun tidak bisa dibilang luar biasa. Daya tarik utamanya terletak pada sistem pertarungan action fast-paced yang seru untuk dinikmati. Terlepas presentasi cerita yang buruk, penyertaan dialog yang diperankan dengan voice acting menambahkan lapisan imersi, menunjukkan upaya sang developer untuk meningkatkan aspek penceritaan.
Namun, game ini terhambat oleh mekanisme yang “terlalu sederhana” dan repetitif jika kamu adalah hardcore JRPG. Perkembangan ceritanya terasa terburu-buru, melewatkan poin-poin plot yang signifikan dan perkembangan karakter. Aspek pembangunan desa, meskipun ada, tidak memiliki kedalaman dan elemen strategis yang bisa membuatnya lebih menarik.
Bagi penggemar seri Tensura, game ini memberikan kenikmatan tambahan dan menyenangkan melalui momen-momen penting dalam cerita. Namun, bagi mereka yang tidak terbiasa dengan materi sumber atau mengharapkan pengalaman bermain game yang lebih mendalam dan bervariasi, game ini mungkin terasa kurang menarik dan tidak memiliki keistimewaan.
That Time I Got Reincarnated as a Slime ISEKAI Chronicles sudah bisa kamu mainkan di platform PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series Nintendo Switch dan juga PC. Kamu bisa kunjungi situs resminya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Tensura ISEKAI Chronicles
PROS
- Combat system asik dengan tempo cepat
- Dialog memiliki voice acting
CONS
- Kontrol combat yang clunky
- Gameplay yang terlalu simpel dan repetitif
- Sistem progression yang terlalu dilimitasi
- Presentasi cerita diringkas ala PPT yang membosankan
Discussion about this post