Bagi kamu yang setidaknya sudah malang melintang di franchise Assassin’s Creed, atau bahkan fans dari seri itu sendiri, pastinya paham betul bahwa Ubisoft Singapore adalah bagian penting dari pengembangan Assassin’s Creed Valhalla, terutama pada pengembangan ekspansi Siege of Paris dimana mereka yang mengembangkannya dari awal mula hingga akhir. Meski sedang menanjak popularitasnya, studio tersebut juga telah mendapatkan kontroversi belakangan ini.
Sekedar informasi untuk kamu, beberapa waktu lalu Kotaku melaporkan bahwa ada budaya kerja toxic yang terjadi di studio asal Singapore tersebut. Cukup banyak karyawan yang mengeluhkan bagaimana tidak nyamannya bekerja disana. Bahkan ada salah satu karyawan yang menyebutkan kalau studio di Asia Tenggara tersebut adalah studio Ubisoft “terburuk” berdasarkan cara kerjanya mulai dari perbedaan gaji antar pekerja lokal dan yang dari Perancis, hingga adanya rumor pelecehan seksual.
Melalui ajang Q&A mengenai Ekspansi The Siege of Paris, hadir para petinggi Ubisoft Singapore dan lainnya:
- Darryl Long, Managing Director – Ubisoft Singapore
- Joel Janisse – Narrative Director – Ubisoft Singapore
- Paul Fu, Content Director – Ubisoft Singapore
- Joan Hsu, Lead Animator – Ubisoft Singapore
- Choogs Tan – Ubisoft Filipina
- Gwen Guo – Chairperson – Asosiasi Game Singapore
Mereka ditanyakan mengenai kontroversi yang terjadi belakangan ini di Ubisoft Singapore. Sebagai Managing Director dari Ubisoft Singapore, Darryl Long menjawab kontroversi tersebut.

“Bagi kami sangat penting untuk mengklarifikasi apa yang terjadi di studio kami belakangan ini. Di Ubisoft, tujuan kami adalah untuk menciptakan lingkungan, budaya bekerja, yang sehat dan disenangi oleh orang yang bekerja disini. Kami tidak akan mentolerir segala bentuk pelecehan atau diskriminasi dalam bentuk apapun.
Kami telah membuat perubahan internal yang signifikan di Ubisoft dan studio di Singapore untuk memastikan bahwa kami mengikuti praktik terbaik dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik dan aman bagi semua karyawan kami.”
Darryl Long juga mengatakan bahwa saat ini CEO Ubisoft – Yves Guillemot telah melakukan berbagai perubahan dan mengkomunikasikannya dengan seluruh studio Ubisoft, termasuk di Singapore. Ia juga menambahkan kalau sejak dirinya kembali ke studio pada Januari 2021 kemarin telah terjadi berbagai perubahan yang lebih positif.
“Kami merumuskan semua proses untuk menangani tuduhan yang tidak benar. Kami menggunakan pihak ketiga dari eksternal untuk memungkinkan pihak lain bisa melakukan investigasinya sendiri. Kemudian ikuti rekomendasi dari pihak ketiga yang independen. Ini adalah pendekatan dua arah.
Ditambah lagi kami tidak ada toleransi untuk pelanggaran, sebagian darinya adalah satu sisi persamaan tetapi tujuan lainnya adalah menciptakan lingkungan di mana orang merasa lebih aman dan senang sehingga mereka dapat melakukan yang terbaik untuk pekerjaannya.”
Salah satu langkah besarnya adalah komitmen yang sudah dilakukan bersama SG WIT (Singapore Women In Tech initiative), dimana bagi para wanita yang ingin berkarir akan mendapatkan kesempatan yang sama seperti pria untuk menitih jenjang karir dan mendapatkan peran yang lebih besar di studio. Selain itu, sama seperti pekerja wanita, pekerja lokal lainnya juga akan mendapatkan peran yang sama seperti pekerja lain yang datang dari luar Singapore.
Jadi, dengan klarifikasi di atas sepertinya bisa terjawab bagaimana kontroversi yang terjadi belakangan ini tidak sepenuhnya benar serta studio asal Singapore tersebut telah membuat berbagai perubahan yang cukup signifikan untuk menciptakan lingkungan atau kondisi kerja yang lebih sehat dan positif seperti yang diucapkan oleh Darryl Long.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post