Dynasty Warriors: Origins bener-bener bikin kejutan sejak pertama kali diumumkan. Gimana nggak? Dari cara bercerita yang biasanya fokus ke biografi banyak jenderal, kali ini jadi satu cerita utama dengan satu protagonis. Belum lagi bagaimana mereka membuat gameplay game tersebut menjadi lebih banyak dinikmati oleh para gamer di seluruh dunia secara global.
Kebetulan kami mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan Tomohiko Sho, produser game ini yang langsung buka-bukaan soal alasan di balik keputusan tersebut, tantangan yang mereka hadapi, dan perubahan besar lainnya di game yang baru ini. Mari simak artikelnya!
Kenapa Harus Berubah Sejauh Ini?
Sho nggak menutupi bahwa ide ini sempat bikin tim mereka pro-kontra. “Format lama yang cuma terus nambah jumlah jenderal udah nggak relevan lagi. Industri game sekarang butuh sesuatu yang lebih fokus dan impactful,” jelas Sho. Menurut dia, timeline sejarah Tiga Kerajaan itu terlalu panjang buat diceritain semuanya, apalagi kalau hanya sekadar menambah karakter tanpa mendalami cerita mereka. Setelah diskusi panjang, akhirnya semua sepakat buat coba pendekatan baru ini.
Karakter yang Lebih Serius, Mirip Tokoh Sejarah
Kamu pasti notice kalau kepribadian jenderal di game ini beda banget. Yang dulu terasa over-the-top, sekarang lebih realistis, kayak tokoh drama sejarah. Sho bilang ada dua alasan utama: Pertama adalah soal teknologi konsol yang semakin modern. “Dulu hardware terbatas, jadi kita pakai gaya anime buat bikin karakter standout. Tapi sekarang, kita bisa bikin ekspresi wajah lebih detail, jadi mereka terlihat lebih manusiawi,” katanya.
Selain itu, Sho juga berbicara mengenai menarik minat para gamer secara global, bukan untuk kalangan tertentu saja. Karakter kayak Zhang Jiao dan Dong Zhuo, misalnya, yang dulu sering digambarkan kocak atau terlalu jahat, sekarang dibuat lebih serius. “Mereka punya peran penting di sejarah, jadi wajar kalau kita pengen lebih menghormati cerita aslinya,” tambah Sho.
Penampilan Karakter yang Berbeda, Lebih Muda dan Fresh
Bukan cuma kepribadian, tampilan fisik jenderal juga diubah, terutama Liu Bei, Sun Jian, dan Cao Cao. Sho bilang perubahan ini cocok sama cerita yang lebih fokus ke awal era Tiga Kerajaan. “Mereka masih muda, penuh semangat, dan belum sepenuhnya jadi diri mereka yang dikenal di sejarah,” jelasnya. Jadi jangan heran kalau mereka terlihat beda dari seri sebelumnya.
Sho mengakui Zhang Jiao dan Dong Zhuo adalah tantangan terbesar. “Kami harus mulai dari nol, baik dari tampilan maupun peran mereka dalam cerita,” ujarnya. Bahkan Liu Bei yang perubahannya nggak terlalu ekstrem tetap butuh banyak pertimbangan. “Kita harus menangkap sisi mudanya yang masih ragu-ragu dan belum tahu mau ngapain di hidupnya,” katanya lagi.
Pertempuran yang Lebih Strategis dan Menantang
Kalau kamu merasa game ini lebih susah, terutama karena jenderal di medan perang lebih gampang kalah, itu memang disengaja. Sho bilang Dynasty Warriors bukan cuma soal aksi, tapi juga strategi. “Kamu harus mikirin moral pasukan, kondisi medan perang, dan bikin keputusan cepat biar tetap unggul. Kalau nggak, ya siap-siap aja jenderal kamu kalah,” jelasnya. Jadi jangan cuma fokus pukul-pukulan aja, ya!
Sayangnya, nggak ada hadiah khusus kalau kamu berhasil bikin semua jenderal tetap hidup. Tapi Sho bilang ini bisa jadi tantangan pribadi buat pemain. “Di New Game+, ada misi tertentu yang kasih hadiah langka kayak senjata atau kuda keren kalau kamu berhasil,” katanya. Jadi, walaupun nggak ada reward spesifik, tetap seru buat dicoba, kan?
Kenapa Pilih Pertempuran Tebing Merah Sebagai Akhir Cerita?
Menurut Sho, Pertempuran Tebing Merah adalah klimaks yang pas buat game ini. “Ini salah satu peristiwa paling ikonik di sejarah Tiga Kerajaan. Bahkan orang yang nggak familiar sama ceritanya pasti tahu soal ini,” jelasnya. Meski awalnya sempat kepikiran buat mengakhiri cerita di Pertempuran Gerbang Hulao, mereka akhirnya pilih Tebing Merah karena lebih menarik untuk pemain baru.
Sho juga nambahin kalau protagonis original di game ini jadi alasan penting buat keputusan ini. “Saya pengen karakter utama kita bener-bener ngerasain kompleksitas cerita Tiga Kerajaan. Kalau ceritanya cuma fokus di Pertempuran Gerbang Hulao, tujuan kreatif ini bakal susah tercapai.”
Tantangan Hadapi Lu Bu
Di versi demo, banyak pemain yang ngerasa kalau Lu Bu susah banget dikalahin. Sho ngejelasin kalau kesulitan ini emang didesain buat nunjukin citra Lu Bu yang “nggak terkalahkan.” “Sebagian pemain mungkin nggak sadar, tapi di versi demo ini, mereka sebenernya nggak perlu ngalahin Lu Bu buat selesain tahap itu. Lu Bu lebih kayak tantangan tambahan atau ‘Easter egg’. Kalau dipikir-pikir lagi, saya harusnya nambahin teks yang bilang ke pemain, ‘Kalian nggak perlu ngalahin Lu Bu buat selesain level ini!’”
Sho juga cerita kalau dia pengen balikin citra Lu Bu yang legendaris dari seri-seri awal Dynasty Warriors. “Antara Dynasty Warriors 6 sampai 8, saya ngerasa Lu Bu jadi kayak kehilangan kesan ‘invincible’-nya. Jadi, di Dynasty Warriors: Origins, saya pengen para pemain ngerasain lagi rasa takut dan hormat pas ngadepin Lu Bu.”
Dan soal apakah Sho sendiri pernah ngalahin Lu Bu, jawabannya adalah, “Jangan remehkan saya! Saya dikenal sebagai salah satu yang paling jago main game aksi di Koei Tecmo. Pas pertama kali coba demo, saya kalah. Tapi di percobaan kedua, saya berhasil ngalahin dia. Bahkan di tingkat kesulitan yang lebih tinggi, saya bisa ngalahin dia setelah beberapa kali coba.”
Bertahan atau Menghindar?
Banyak pemain yang ngerasa kalau mekanisme menghindar lebih efektif dibanding bertahan, terutama pas lawan Lu Bu. Sho ngejelasin kalau dua mekanisme ini sebenarnya saling melengkapi. “Menghindar itu aksi instan yang butuh timing tepat, jadi kita bikin dia sedikit lebih kuat dibanding bertahan. Tapi kalau dari perspektif gameplay, dua-duanya sama pentingnya.”
Sho juga bilang kalau di mode mudah, pemain bisa terus-terusan bertahan buat hindarin serangan Lu Bu. Tapi, di tingkat kesulitan normal, bertahan nggak selalu bisa ngeblok semua serangan, jadi menghindar jadi lebih penting. “Kita pengen pastiin kalau bahkan pemain yang nggak terlalu familiar sama game aksi tetap bisa nikmatin tantangan yang ada.”
Desain Protagonis yang Kekinian
Karakter utama di game ini punya desain yang beda dari karakter Dynasty Warriors lainnya, dengan gaya yang lebih modern dan kayak karakter anime. Sho ngejelasin kalau ini emang keputusan yang disengaja. “Protagonis kita mewakili avatar pemain modern di dunia Tiga Kerajaan. Makanya, desainnya dibikin lebih sesuai sama selera modern, tapi tetap nggak keluar dari konteks sejarah.”
Kostum protagonis juga didesain netral, tanpa warna mencolok yang biasanya diasosiasiin sama faksi tertentu. Hal ini biar pemain nggak salah nangkep soal afiliasi protagonis di awal permainan. Soal pemilihan pengisi suara, Jun Fukuyama dipilih karena kualitas vokalnya yang cocok sama karakter protagonis, tanpa ada referensi khusus ke karakter lain.
Sho juga ngaku kalau awalnya dia kurang sreg sama desain protagonis ini. “Saya lebih suka karakter yang matang dan karismatik, kayak tipe ‘paman’ atau orang tua yang bijak. Tapi setelah diskusi sama tim, terutama tim CG, mereka rekomendasiin desain yang lebih modern ini. Walaupun awalnya ragu, akhirnya saya setuju demi visi keseluruhan game.”
Ada Rencana Buat Sekuel?
Sho bilang semuanya tergantung performa game ini di pasaran. Kalau sukses, mereka pasti akan lanjut bikin sekuel. Jadi, kalau kamu pengen lihat kelanjutan ceritanya, tergantung bagaimana minat gamer nanti. Namun dengan berbagai perombakan dan tujuan utama mereka, tidak mengherankan jika Dynasty Warrior: Origins akan bisa hasilkan banyak penjualan.
Harapan & Pesan dari Sang Produser
Sho bilang kalau ada sekuel, tim mungkin bakal pertimbangin sistem kustomisasi karakter yang ngasih pemain kebebasan buat desain protagonis mereka sendiri, termasuk pilihan gender. “Kita pengen dengerin masukan pemain dan pastiin kalau sekuel nanti bisa mencerminkan apa yang mereka mau,” ujarnya.
Sho nutup obrolan ini dengan pesan yang penuh semangat. “Tim kita udah ngasih yang terbaik buat bikin Dynasty Warriors: Origins. Kami yakin ini adalah karya terbaik yang bisa kita hasilkan sekarang, dan saya percaya game ini bakal jadi salah satu yang paling menarik di seri Dynasty Warriors.”
Selain itu sang produser juga berharap game ini bisa dinikmatin sama pemain yang belum familiar sama budaya Tiga Kerajaan. “Saya pengen semua pemain, baik di Jepang, Cina, maupun seluruh dunia, bisa ngerasain dan menghargai keindahan budaya Tiga Kerajaan lewat game ini.” Dengan kombinasi elemen klasik dan inovasi baru, Sho yakin Dynasty Warriors: Origins bakal ngasih pengalaman main yang nggak bakal dilupain sama para penggemarnya.
Itulah wawancara kami dengan Tomohiko Sho. Dynasty Warriors: Origins akan dirilis pada 17 Januari 2025 mendatang untuk PlayStation 5, Xbox Series, dan juga PC melalui Steam. Kamu bisa kunjungi situs resminya DI SINI untuk berbagai info lebih lanjut.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post