Atlus yang sudah sangat dikenal luas sebagai kreator dibalik franchise Persona dan Shin Megami Tensei tidak lama lagi sudah siap merilis IP raksasa barunya lewat Metaphor: ReFantazio. Pemasaran gamenya semakin terasa apalagi dengan pengadaan World Tour di berbagai wilayah, termasuk juga di PGDX 2024 yang berlangsung di Filipina beberapa waktu lalu. Tim kami sendiri kebetulan sudah sempat meliput eventnya dan mendapat kesempatan untuk berbincang langsung dengan Naoto Hiraoka selaku Senior Managing Director dan Executive Producer ATLUS Co., Ltd.
Sesi wawancara kali ini berfokus pada beberapa topik menarik mulai dari resepsi yang didapat Metaphor: ReFantazio serta potensinya sebagai IP baru, kunci dibalik perkembangan besar perusahaannya, ikatan hubungan erat dengan SEGA, hingga rencana mereka di masa mendatang.

RPG Ambisius Sekaligus Calon Pilar Baru Atlus
Metaphor: ReFantazio akan jadi rilis game baru yang sangat penting bagi Atlus, karena ini adalah IP besar baru pertama mereka sejak ‘Catherine’ yang sudah rilis selama lebih dari satu dekade lalu di 2011. Ketika ditanya tentang keputusan untuk membuat IP baru, Hiraoka menjelaskan, “Atlus selalu dikenal dengan genre RPG, tapi kami sudah lama ingin mengembangkan game RPG dengan genre fantasi.”
Hiraoka menjelaskan kalau waktu yang untuk mengembangkan IP baru ini terasa sempurna, “Setelah resepsi yang sangat positif akan Persona 5, kami rasa itu adalah waktu yang tepat untuk mengejar pengembangan RPG ini. Jadi, itulah alasan besar bagi kami untuk coba mengembangkan dan merilis Metaphor: ReFantazio.”
Metaphor: ReFantazio digarap oleh Studio Zero, sebuah tim divisi baru bentukan Atlus yang dipimpin langsung oleh Katsura Hashino selaku director dibalik seri Persona 3 – 5. “Karena Metaphor adalah IP baru yang juga membawa tantangan berbeda, kami merasa harus ada studio baru yang bisa menanganinya,” ungkap Hiraoka. Dia menambahkan kalau banyak anggota kreator yang berasal dari tim developer Persona ikut menyalurkan keahlian mereka dalam pengembangan game barunya ini.
Untuk kedepannya Hiraoka melihat Metaphor: ReFantazio sebagai calon pilar baru yang potensial untuk Atlus selain franchise Persona dan Shin Megami Tensei. “Kami menciptakan Metaphor dengan semua sumber daya kami dan menganggapnya sebagai salah satu karya terbesar kami,” ungkapnya.
Resepsi yang Didapat Metaphor: ReFantazio Sejauh Ini
Atlus sempat mengadakan event Atlus Fest beberapa bulan lalu di mana mereka merilis versi playtest dari gamenya. Hiraoka menjelaskan tentang feedback dari para pemain baru-baru ini dan mengatakan kalau respon yang didapat gamenya sangat positif, dengan semua pemain yang sudah menjajal Metaphor merasa kalau gamenya sangat menarik. “Tentu saja, kami sudah mendapat feedback positif dari para fans, kami sempat merilis trailer di awal tahun ini, dan telah menerima pujian yang tinggi untuk kualitas BGM, UI, dan konsep ceritanya.” ungkap Hiraoka.
Salah satu aspek unggulan dari Metaphor: ReFantazio yang mendapat pujian khusus adalah sistem combatnya. Hiraoka menjelaskan kalau para pemain telah menanggapinya dengan sangat positif, seperti bagaimana sistem combatnya terasa begitu fresh dengan adanya gabungan gameplay action dan strategi. Ini memungkinkan pemain untuk mengalahkan musuh yang lebih lemah secara langsung di map, sambil tetap diberi opsi untuk terlibat dalam pertempuran bergaya turn-based klasik saat menghadapi musuh lebih tangguh.
Hiraoka juga membahas soal upaya aktif mereka dalam memasarkan gamenya. Dia menjelaskan kalau sebelumnya pada bulan Juli mereka telah menyelenggarakan Metaphor World Tour, di mana para pemain sudah bisa mulai menjajal versi demo di berbagai event yang dibarengi dengan sesi panel khusus bersama para kreatornya. Event World Tour ini yang juga akan diadakan di berbagai wilayah lain merupakan bagian dari strategi mereka untuk semakin mendorong antusiasme dan mengumpulkan feedback untuk gamenya.
Tantangan dalam Ekspansi dan Perilisan Game Secara Global
Selama beberapa tahun terakhir Atlus juga sudah mulai serius dalam mendorong perilisan game secara global langsung, sebuah strategi yang tentunya mereka teruskan hingga Metaphor: ReFantazio. Hiraoka mengungkapkan kalau meski reaksi dari fans akan rilis global secara langsung ini sangat positif, koordinasi antara berbagai wilayah untuk pemasaran dan promosinya berujung membawa tantangan yang signifikan bagi Atlus.
Sementara itu saat membahas soal ekspansi ke wilayah Asia Tenggara, Hiraoka mengatakan “Tidak ada negara tertentu yang kami targetkan untuk bisa dimasuki. Namun kami tentu saja memperhatikan perkembangan industri atau pasar di Asia secara menyeluruh, dan tentu saja kami juga merasakan antusiasme dari para pemain di sini.”
Hiraoka menjelaskan kalau pendekatan pemasaran Atlus di Asia Tenggara berbeda-beda di setiap negara karena tingkat kesadaran yang berbeda, itulah sebabnya mereka menghadiri acara di beberapa negara, termasuk Filipina, Thailand, Indonesia, dan Malaysia, dan tidak berfokus pada satu pasar saja. Hiraoka menguraikan rencana Atlus untuk World Tour, dengan menyebutkan kalau setelah singgah di Filipina, mereka berniat untuk mengunjungi Thailand, Indonesia, dan negara-negara lain sebagai bagian dari upaya promosi Metaphor: ReFantazio.
Perkembangan dan Masa Depan Atlus
Terlepas dari sekian banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di industri game akhir-akhir ini, Atlus telah berhasil melawan tren tersebut dan bahkan mampu meningkatkan penghasilan tahunan rata-rata para staffnya. Saat membahas soal pencapaian ini, Hiraoka mengaitkannya dengan komitmen mereka yang tak tergoyahkan terhadap kualitas dan kepuasan pemain. Dia menekankan kalau fokus mereka selalu pada menciptakan produk berkualitas tinggi, dengan kepuasan pemain sebagai prioritas utama. Ini adalah pendekatan yang tetap dipertahankan secara konstan bahkan di tengah tantangan yang datang dari pandemi.
Mengenai pendekatan Atlus dalam meningkatkan kualitas game, Hiraoka membahas soal langkah signifikan yang telah dilakukan perusahaannya. Dia menjelaskan kalau proyek-proyek game terbaru seperti Persona 5 Tactica dikembangkan dengan Unity sebagai basis engine utama yang menunjukkan fleksibilitas studio dengan alat pengembangan yang berbeda. Dia juga menyoroti pentingnya strategi IP mereka: “Jadinya bukan hanya game, tetapi tentu saja proyek multi-use dan franchise media.”
Dia menggambarkan pendekatan multi-use tersebut lewat Persona 5 sebagai contoh utama, yang jelas memperlihatkan ekspansi franchisenya ke genre yang berbeda dengan rilis seri spin-off seperti Persona 5 Strikers (action RPG) dan Persona 5 Tactica (Tactical RPG). Dia mengatakan kalau tidak hanya game RPG utama, tetapi potensi yang lebih luas dari IP tersebut dapat menarik penggemar dari genre lain juga.
Dan ketika membahas tentang franchise media sendiri, Hiraoka mengatakan tentang ekspansi IP yang lebih dari sekadar game tadi. Hal ini termasuk menjelajahi area lain seperti proyek anime, manga, serial live-action, atau film. Mereka memiliki tujuan untuk mengembangkan semacam semesta yang telah diciptakan, dan ekspansi ke dalam berbagai proyek ini adalah sesuatu yang sangat menarik bagi mereka. Hiraoka juga bercerita tentang hubungan erat mereka dengan SEGA setelah bergabung sebagai bagian dari keluarga besar perusahaannya. Sudah 11 tahun sejak Atlus menjadi bagian dari SEGA, dan Hiraoka merasa kalau hubungan ini telah membawa begitu banyak manfaat.
Hiraoka menjelaskan kalau Atlus telah secara efektif memanfaatkan keahlian lokalisasinya yang dikembangkan selama bertahun-tahun untuk membuat terobosan besar ke pasar global. Sementara itu SEGA telah memberikan pengetahuan yang berharga di berbagai bidang seperti platform Steam dan PC, serta strategi pemasaran untuk wilayah Amerika, Asia, dan Eropa.
Pesan untuk Para Fans
Hiraoka mengungkapkan kalau ini adalah pertama kalinya dia datang ke PGDX,dan seperti yang dia semoat katakan di atas panggung saat mengisi sesi panel, dia sangat tersentuh oleh antusiasme dari para fans di Filipina. Dia kemudian meninggalkan event dengan mendapat kesan yang kuat, serta berharap para fans akan terus mendukung Atlus dan ragam pengalaman baru yang siap mereka bawa di masa depan akan bisa meninggalkan kesan kuat yang sama.
Pada akhir wawancara, Hiraoka menyampaikan kepada para fans Atlus kalau mereka telah mendedikasikan sumber daya mereka sepenuhnya untuk mengembangkan Metaphor: ReFantazio sebagai sebuah karya yang signifikan. Dia juga menyebutkan kalau dalam rangka merayakan ulang tahun ke-35 untuk brand Atlus, mereka berharap para fans akan menikmati dan menantikan game ini.
Hiraoka juga memberi highlight pada jajaran game menarik yang ikut dirilis Atlus untuk para fans tahun ini seperti Persona 3 Reload yang sempat rilis di Februari, Unicorn Overlord yang melibatkan kolaborasi dengan Vanillaware di Maret, kemudian ada Shin Megami Tensei V: Vengeance di Juni, dan akhirnya Metaphor: ReFantazio akan segera menyusul di Oktober mendatang.
Nah, itulah tadi rangkuman wawancara eksklusif terbaru kami dengan Naoto Hiraoka selaku salah satu pimpinan terbesar di Atlus. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak SEGA yang telah memberi kesempatan untuk terlibat dalam wawancara ini, terutama juga kepada Hiraoka-san atas waktunya untuk menjawab berbagai pertanyaan kami.
Bagi kalian yang sudah tidak sabar menantikan game RPG besar dari mereka selanjutnya, Metaphor: ReFantazio rencananya akan segera rilis untuk PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox Series, dan PC via pada 11 Oktober mendatang. Untuk segala perkembangan terupdate mengenai gamenya sendiri bisa kamu pantau lewat website resmi mereka DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post