Dikembangkan oleh Jyamma Games, Enotria: The Last Song adalah game soulslike yang terinspirasi dari cerita rakyat Italia. Sejak diumumkan, game ini sudah menarik perhatian banyak orang, terutama para penggemar genre soulslike. Dengan kombinasi elemen budaya Italia, gameplay yang menantang, dan mekanik unik, Enotria menawarkan pengalaman baru yang bikin penasaran.
Kami berkesempatan ngobrol bareng Edoardo Basile, Business Development Manager di Jyamma Games, yang membagikan cerita di balik game ini, mulai dari inspirasi, mekanik gameplay, hingga apa saja yang bisa pemain harapkan jika memainkan game tersebut. Mari simak artikelnya!

Pembeda di Tengah Genre Soulslike
Ketika ditanya soal motivasi di balik pengembangan game ini, Basile menjelaskan bahwa Enotria lahir dari keinginan untuk memperkenalkan budaya dan tradisi Italia ke dalam game dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya. Genre soulslike memang sudah penuh dengan banyak judul, termasuk yang terinspirasi dari Dark Souls. Tapi, Basile menegaskan kalau Enotria punya keunikan tersendiri.
“Setting, desain karakter, dan plotnya semua sangat terinspirasi budaya Italia. Memang ada banyak klon Dark Souls di luar sana, tapi kami berusaha keras untuk bikin game ini beda dari yang lain,” kata Basile.
Salah satu elemen paling menarik di Enotria: The Last Song adalah narasinya, yang secara perlahan-lahan terbuka lewat lingkungan sekitar, obrolan dengan NPC, dan petunjuk tersembunyi di dunia game. Basile bilang, game ini menyajikan cerita dengan dua cara: lewat sinematik dan NPC untuk cerita utama, serta lewat eksplorasi untuk yang suka menggali misteri dan petunjuk. Pendekatan ini bikin game cocok untuk semua jenis pemain, baik yang suka narasi langsung maupun yang suka mengeksplorasi.
“Cerita utamanya disajikan lewat NPC dan sinematik dengan bos-bos utama serta karakter lainnya. Tapi, semua latar belakang dan peristiwa yang bikin konflik besar di dunia ini bisa ditemukan lewat eksplorasi lingkungan, item, dan kompendium,” jelas Basile.
Mekanik “Mask/Topeng” yang Bikin Game Ini Beda
Salah satu fitur keren di Enotria adalah mekanik topeng. Bukan cuma sebagai aksesori, topeng-topeng ini jadi bagian penting dalam gameplay. Pemain bisa ganti-ganti topeng untuk mengubah kemampuan dan gaya bertarung karakter di tengah pertempuran. Ini bikin pengalaman bermain jadi lebih dinamis dan nggak monoton.
Basile menjelaskan bahwa mekanik ini terinspirasi dari karakter utama yang punya kemampuan khusus untuk berinteraksi dengan Ardore dan lolos dari aturan di dunia Canovaccio. Jadi, karakter bisa memakai “topeng apapun” kapan saja. Mekanik ini memberikan kebebasan yang jarang ada di game soulslike, di mana biasanya pemain harus setia pada satu build sepanjang permainan. Menurut Basile, kebebasan ini sangat disukai oleh pemain karena memberikan variasi yang menarik.
Ketika ditanya soal topeng favoritnya, Basile memilih Pulcinella. “Pulcinella adalah favorit saya karena aktingnya yang keren dan perkembangan karakternya sepanjang cerita,” katanya, menambah rasa penasaran akan cerita mendalam di balik setiap topeng dalam game.
Bos Tersembunyi untuk yang Suka Tantangan
Selain bos utama, Enotria juga dipenuhi dengan bos-bos tersembunyi yang menunggu untuk ditemukan oleh para pemain pemberani. “Game ini penuh dengan bos tersembunyi, jelajahi dan kalahkan semuanya!” ujar Basile, menantang para pemain yang suka berpetualang dan mencari tantangan.
Soal gameplay, beberapa pemain yang sudah mencoba Enotria: The Last Song merasa bahwa sistem parry sedikit overpowered, yang bikin gaya bertarung lebih fokus ke parry. Basile menjelaskan bahwa meskipun parry penting, sistemnya dibuat agar sesuai dengan mekanik “high-risk, high-reward” di game, sehingga tetap menantang dan nggak membosankan.
“Sama seperti roll, blocking itu gerakannya biasanya lambat, dan kami ingin menghindari itu. Selain itu, parry cocok banget dengan mekanik high-risk, high-reward dan trade-off kami,” jelas Basile.
Konten Tambahan di Masa Depan?
Meskipun Basile memberikan sedikit bocoran tentang kemungkinan konten tambahan di masa depan, dia belum memberikan informasi spesifik. “Enotria punya potensi besar dan world-building yang luas. Masih banyak yang ingin kami tampilkan dan banyak cerita lagi yang bisa diceritakan. Tapi buat saat ini, fokus kami ada di operasi pasca-peluncuran,” katanya.
Sebelum menutup wawancara, Basile meninggalkan pesan untuk semua penggemar dan pemain: “Halo semua! Saya harap bisa ketemu kalian di Enotria menikmati matahari, tapi hati-hati, mungkin itu bukan liburan yang santai!”
Enotria: The Last Song sudah resmi dirilis dan para gamer bisa main di PlayStation 4, PlayStation 5, dan PC melalui Steam. Kamu bisa kunjungi situs resminya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut. Untuk waktu terbatas, game ini lagi diskon di sebagian besar platform, dan promo ini akan berakhir pada 31 Oktober. Kesempatan buat dapetin game ini dengan harga lebih murah.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post