Ajang BlizzConline 2021 yang diadakan kemarin membawa banyak kejutan baru, dan salah satu yang paling menarik perhatian fans pastinya Diablo II: Resurrected. Game yang merupakan versi remaster/remake dari seri original Diablo II yang sudah dirilis sejak dua dekade ini membawa banyak sekali perombakan baru yang lebih superior. Keterlibatan developer Vicarious Visions juga menjadi jaminan tersendiri kalau proyek remaster ini akan hadir dengan kualitas yang sesuai ekspektasi.
Pada ajang BlizzConline kemarin pihak developer juga membuka sesi wawancara yang membahas penuh soal versi remaster Diablo II: Resurrected dengan banyak media. Kesempatan ini kami manfaatkan untuk merangkum sebanyak mungkin informasi penting yang bisa didapat dari Principal Designer – Rob Gallerani serta Game Producer – Maxine Virtue. Daripada penasaran, langsung saja simak rangkuman wawancaranya di bawah ini.

Sebuah Proyek Remaster yang Sangat Berarti Bagi Fans
Sudah bukan rahasia memang kalau Diablo II adalah game yang paling ikonik di franchisenya dan masih tersimpan dalam kenanga banyak gamer. Untuk itu membuat versi remaster dari seri keduanya ini adalah prioritas sekaligus keinginan tersendiri bagi fans maupun pihak developer. Itulah alasan utama kenapa Blizzard memilih untuk kembali membangkitkan seri keduanya ini.
“Ini termasuk game dengan basis komunitas aktif yang masih sangat menyukai dan memainkan game originalnya. Itulah kenapa, dengan Diablo II: Ressurected, yang ingin kami realisasikan adalah upaya untuk kembali membawa gameplay serupa, dengan apa yang fans masih sukai. Tapi juga membawanya ke basis fans yang lebih modern, dengan peningkatan grafis yang kami siapkan, perombakan audio, dan bahkan juga remake untuk adegan sinematiknya.” ungkap Maxine.
Tentu saja karena termasuk game yang sangat penting dan memiliki posisi tinggi sebagai game berkualitas, pihak tim pengembang harus menaruh fokus penuh untuk bisa menjawab ekspektasi fans. Jadi selain membawa beragam perombakan baru, mereka juga harus mempertahankan berbagai elemen yang masih disukai oleh fans game originalnya.
Rod mengungkapkan “Setiap master dalam gamenya selalu unik jadi salah satu hal terbesar yang kami perhatikan adalah kalau kualitas Diablo II tetap terjaga. Seri originalnya adalah game yang berbeda, dan Diablo II: Resurrected adalah game yang baru. Jadi kedua game ini bisa dibilang independen, namun kami tetap harus melakukan usaha terbaik karena proyek remaster ini sangat penting bagi kami.”
Tantangan Terbesar yang Harus Dihadapi
Meskipun hanya sebatas proyek remaster yang mungkin bagi sebagian gamer tidak seheboh remake, namun jika dilihat lebih dekat Diablo II: Resurrected membawa segudang perubahan signifikan yang membuatnya terasa seperti yang jauh lebih fresh dan bahkan bisa disebut sebagai soft remake. Pihak developer pastinya juga menemui banyak tantangan selama proses pengembangannya, terutama bagaimana keseimbangan antara elemen original dan modern yang berusaha digabung dalam satu game.
Saat ditanya mengenai kesulitan terbesar, Maxine mengungkapkan “Saya rasa ketika harus merubah grafis 2D yang cerah menjadi 3D, kami seperti.. menghadapi tantangan besar dan itu cukup menarik bagi kami untuk menjelajahinya. Saat grafisnya masih berbasis 2D, segala sesuatu yang ada terasa mudah untuk diamati, seperti bagaimana semua bayangan terlihat lebih jelas dan mudah diamati, atau semua karakter yang kamu mainkan juga terlihat jelas dan berada pada posisi tengah.”
Dia kemudian juga menambahkan “Dengan 3D, kita harus mencari tahu bagaimana ketinggian level bekerja, jadi ketika kamu bergerak di depan atau di belakang bangunan bagaimana mempertahankan lokasi agar mudah terbaca, dan saya pikir kami telah melakukannya dengan sangat baik seperti bagaimana bagaimana lingkungan memiliki efek pencahayaan lingkungan yang berbeda agar mudah diamati serta menambahkan sensasi imersif dan kayak untuk setiap levelnya dengan semua perombakan baru ini.”
Jadi bisa diketahui kalau perombakan grafis dari 2D menjadi 3D ternyata lebih sulit dari yang diprediksi, karena mereka juga ingin menjaga style khusus yang khas dari game originalnya. Tidak hanya terbatas di kualitas grafis, tantangan lain juga muncul saat mereka ingin menambahkan berbagai fitur baru ke dalam gamenya. Ini diungkapkan langsung oleh Rob yang mengatakan “Setiap kali kami ingin menambahkan elemen modern baru yang lebih praktis, kami juga harus berhati-hati agar tidak menjauh dari elemen klasiknya. Jadi hal sekecil apapun akan selalu membawa diskusi, jadi itu adalah tantangan besar lainnya yang harus kami hadapi.”
Balancing dan Perubahan Lainnya
Terlepas dari statusnya sebagai game remaster, pasti banyak fans juga penasaran mengenai balancing gamenya dan perubahan lain. Untuk ini, ternyata pihak developer tidak membawa begitu banyak perubahan yang ditakutkan akan merubah core permainan yang sudah terjaga dari game originalnya. Namun masih ada beberapa perubahan yang tetap dibawa untuk menciptakan pengalaman bermain yang lebih tepat sasaran dan sempurna.
“Semua skill, dan balancing gamenya masih sama dengan versi 1.14, jadi semuanya yang ada di remaster ini masih sangat identik dengan versi original Diablo II. Perubahan baru yang kami bawa hanyalah, jika kamu bermain dengan kontroller, akan ada beberapa aksi yang dieksekusi secara otomatis. Sebagai contoh karakter Sorcerer dapat teleport saat kamu melakukan klik di bagian layar manapun di versi PC gamenya, namun saat menggunakan kontroller, karena pemain tidak dapat menggunakan cursor, kami sudah memberikan semacam jarak khusus setiap kali pemain melakukan teleport.” ungkap Rod.
Dia juga menambahkan “Beberapa contoh eksekusi serupa juga ada di Bloodgore dari Necromenacer, bisa muncul di lokasi manapun sesuai keinginanmu, dan bagaimana perintah yang kami siapkan dimana pemain harus menahan tombol dan akan muncul semacam cursor khusus. Jadi secara keseluruhan kamu akan merasakan perubahan berbeda saat mengeksekusi skill dengan kontroller, namun semua pergerakan lainnya masih telekinesis.”
Menariknya lagi tim pengembang tidak sepenuhnya berfokus untuk membawa perubahan baru bahkan hingga ke bug/glitch yang masa ada. Ini karena seperi yang kami sebut di atas, Diablo II: Resurrected adalah game yang membawa perombakan baru sekaligus menjaga daya tarik dari game originalnya agar bisa sesuai dengan selera fans veteran.
Namun ada juga beberapa perubahan kecil yang dibawa seperti yang diungkapkan oleh Maxine “Saya rasa contoh terbaik lainnya adalah kita tidak memiliki opsi untuk menumpuk potion, yang tentu membuat pemain harus membuat keputusan penting saat membawa item, seperti apakah kamu akan mengisi TP Bag yang penuh dengan potion atau tambahan item lainnya sesuai keinginan.” Rob juga menambahkan “Seperti bagaimana menumpuk scroll masih sama, dimana kamu bisa membawa 20 saat masuk ke dalam Thomb.”
Menarik Basis Pemain Baru Lewat Versi Konsol
Remaster ini juga menjadi pertama kalinya Diablo II hadir untuk konsol sejak 20 tahun lamanya. Jadi meracik game yang dikhususkan untuk PC ke platform konsol tentu menjadi tantangan tersendiri. “Perubahan terbesar saat membawa gamenya ke konsol jelas terletak pada perubahan kontroller, karena game ini tidak pernah dikembangkan dengan sistem kontroller sebagai basis utama, karena gamenya memang dikhususkan untuk keyboard dan mouse, jadi kami harus mengaturnya agar tidak merubah sensasi bermain Diablo II” ungkap Rob.
“Selain dari perbedaan resolusi saat memainkan gamenya di PC atau Nintendo Switch lewat TV. Jadi tentu saja ada perbedaan kualitas grafis dan resolusi yang jelas, namun mengenai sistem gamenya sendiri, memainkannya dengan kontroller atau di PC, pengalaman yang didapat akan tetap sama kecuali versi konsol memiliki sedikit perbedaan seperti adanya sistem Trophy dan lain sebagainya.”
Jadi selain dari penyesuaian dukungan kontroler dan kualitas grafis, sepertinya sensasi bermain yang ditawarkan masih sama untuk semua platform. Melihat bagaimana Diablo II mendapat resepsi yang sangat tinggi dan masuk dalam jajaran game RPG terbaik sepanjang masa, versi remaster ini pastinya akan menarik banyak sekali perhatian fans-fans pendatang baru.
Saat berbicara soal versi konsol pasti banyak yang penasaran mengenai bagaimana game ini dimainkan di konsol generasi baru seperti PlayStation 5, terutama apakah gamenya mendukung fitur Haptic Feedback, dan untuk ini Rob sudah merespon “Kami masih berusaha mengetahui cara kerja untuk menggunakan fitur tersebut, tapi Haptic Feedback dari kontroller tersebut memang sangat menarik, dan untuk itu kami ingin bisa memanfaatkannya, setidaknya itulah yang saat ini bisa kami katakan.”
Menyempurnakan Sekaligus Menjaga Originalitasnya
Menjaga originalitas dari game originalnya memang penting, namun ini juga harus diiringi dengan adanya penyempurnaan kulitas sebagai versi remaster. Selain dari semua perubahan yang sudah disebutkan di atas, versi remaster ini juga hadir dengan dukungan fitur-fitur lainnya. “Ada dukungan grafis di 21:9 dengan opsi resolusi yang lebih banyak, fitur aksesibilitas seperti mode colorblind dan low vision, seperti bagaimana pemain dapat mengatur besar kecilnya sudut pandang. Saya rasa itulah semua fitur barunya.” ungkap Rob.
Penyempurnaan yang ada ternyata juga mencakup kualitas server Battle.net modern yang lebih maju dan aman untuk semua pemain. Ini tentunya adalah kabar gembira untuk para pemain lama, khususnya bagi mereka yang harus berhadapan dengan PK dan aktivitas transaksi curang di game original Diablo II.
“Sekarang kita berada di era modern Battle.net, jadi kami memiliki proteksi lebih untuk mengatasi adanya item dubbing dan tindakan kecurangan lainnya. Kami juga memiliki cara lebih mudah untuk melaporkan pemain yang toxic dan melakukan tindakan jelek lainnya.” ungkap Rob. Berbicara soal transaksi, sistem kerjanya sekarang dibuat menjadi lebih praktis sehingga memudahkan kamu dan pemain lainnya dalam mengakses fitur trading.
Ini dijelaskan juga oleh Rob yang mengatakan “Kami juga membuat sistemnya menjadi lebih mudah, dimana kamu bisa membawa item lewat chat, jadi saat saya bermain dengan teman, saya mendapat drop item di area sendiri, dan kemudian saya bisa klik pada item tersebut dan melakukan transaksi dengan teman lewat chat. Jadinya kamu hanya perlu membawa item ke channel khusus trade dan mengundang teman yang ingin diajak bertansaksi.”
Sekian rangkuman wawancara mengenai versi remaster Diablo II: Resurrected yang kami rangkum dari ajang BlizzConline 2021. Semoga pengembangan gamenya dapat berjalan mulus dan nantinya sukses untuk memenuhi ekspektasi fans veteran maupun baru.
Kapan Gamenya Rilis?
Bagi yang sudah tidak sabar menantikan gamenya, Diablo II: Resurrected akan rilis pada tahun 2021 ini. Platform rilisnya mencakup PlayStation 5, Xbox Series, PlayStation 4, Xbox One, Nintendo Switch, dan PC via Battle.net. Kebetulan pihak Blizzard sudah membuka pendaftaran untuk tahap Alpha Test PC yang bisa kamu akses DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post