Dengan diumumkannya Steam Deck sebagai kompetitor baru dalam ranah platform game handheld, kompetisi di pasar sepertinya akan mulai memanas saat rilisnya di akhir tahun nanti. Sebagian orang bahkan menganggap kalau ini akan jadi pesaing terkuat Nintendo Switch, apalagi dengan performa lebih kuat dalam memainkan game AAA dibanding Switch yang hanya mendapat upgrade layar OLED.
Sama seperti saat Nintendo Switch OLED diumumkan, kami juga terbawa rasa penasaran mengenai minat fans akan Steam Deck. Untuk itu GamerWK bersama rekan media kami di GamerBraves, Gamer Santai, dan Wanuxi kembali membuka survei selama satu minggu terakhir untuk melihat pendapat fans mengenai Steam Deck. Pada survei ini kami sudah menanyakan beberapa pertanyaan mengenai status apakah para pemain memiliki konsol handheld atau PC, opini mereka mengenai sistem barunya, serta apakah mereka tertarik untuk membelinya atau tidak.
Survei ini sebagian besar berfokus pada basis fans di Malaysia dan Indonesia. Respon yang kami dapatkan cukup banyak dengan hasil yang juga tidak kalah mengejutkan.
Bagaimana dengan Hasil Surveinya?
Diluar prediksi kami, ternyata sebagian besar fans (54.8%) mengaku tertarik untuk membeli Steam Deck. Hasil ini semakin mengejutkan karena status mereka yang sudah memiliki PC gaming, jadi secara teknis mereka tidak keberatan untuk membeli PC baru lagi hanya demi bisa memainkan game secara portable. Hasil tertinggi selanjutnya cukup berdekatan yaitu kalangangan fans yang punya PC gaming dan tidak tertarik dengan Steam Deck (19.7%) serta mereka yang tidak punya PC gaming dan ingin membeli Steam Deck (19.4%).
Dengan mengombinasikan hasil polling yang ada, sekiranya 74% dari 279 fans yang ikut dalam survei ini tetarik dengan Steam Deck. Ini jelas berbeda jauh dengan polling Nintendo Switch OLED yang sempat kami buat sebelumnya, yang mana hanya 28.9% yang tertarik untuk membeli konsolnya. Melihat perbedaan opini tersebut, bisa disimpulkan kalau fans memang menginginkan sebuah sistem yang mumpuni dalam menjalankan game AAA di sebuah platform minimalis. Jadi meskipun Switch OLED adalah versi yang memang lebih baik dari edisi sebelumnya, tapi keinginan fans untuk melihat upgrade jeroan baru sayangnya belum terwujud.
Kami juga menyertakan opsi yang menanyakan soal status apakah mereka punya konsol handheld atau tidak. Hasilnya ada 55.2% yang mengaku mereka tidak punya konsol handheld, sementara sisanya di 42.7% sudah punya. Hasil ini juga berada diluar prediksi kami, karena meskipun banyak orang sudah memiliki lebih dari satu platform game, maka hal tersebut tidak semata membuat mereka berpaling begitu saja saat ada produk baru yang diperkenalkan. Jika harus mengikuti opini pribadi, kami kebetulan sudah punya PC gaming dan Nintendo Switch, sehingga keberadaan Steam Deck tidak sampai membuat kami tertarik untuk memilikinya.
Menilai keseluruhan hasil surveinya, bisa disimpulkan kalau eksperimen Valve dalam mengincar target pasar baru berhasil membuahkan respon yang positif. Melihat bagaimana ada banyak kekecewaan dari diumumkannya Switch OLED, mereka seolah mengambil timing yang pas untuk mengumumkan sebuah platform handheld impian, khususnya untuk para gamer dengan budget terbatas. Tentu saja kita masih lumayan jauh untuk melihat respon nyatanya saat produk ini sudah tersedia, apalagi target pemasaran Steam Deck masih belum menjangkau semua wilayah.
Minat, Kritik, dan Masukan
Minat yang tinggi tersebut tentu bukan karena tanpa alasan, karena sebagian besar pujian yang didapat Steam Deck memang terletak di performa hardware mumpuni. Bayangkan saja, kamu sudah bisa memainkan semua game AAA yang tersedia di Steam hanya dalam perangkat handheld dengan harga terjangkau mulai dari USD 399. Kami memang tidak mengharapkan adanya performa kelas hardcore seperti yang bisa dihadirkan PC desktop, tapi untuk gamer kasual rasanya platform baru ini bisa jadi rekomendasi yang cocok dengan selera mereka. Selain dari performa dan harga yang lebih terjangkau, tidak banyak pujian lain yang diberikan karena informasi dari Valve memang belum sepenuhnya lengkap.
Masuk ke bagian kritik, sebagian orang mengaku kalau mereka tidak suka dengan desain dari perangkatnya sendiri yang dirasa terlalu bongsor. Kritikan yang satu ini kebetulan juga sejalan dengan pendapat kami, tapi daripada soal desain body, kami lebih tidak suka dengan penempatan tombol dan analog yang terlalu memojok ke atas. Mungkin sensasinya akan lebih nyaman saat dipegang langsung, tapi setidaknya dari yang dibayangkan kami kurang begitu yakin kalau bisa memainkan game dalam jangka panjang di sistem ini. Selain desain, kritik lain juga mengarah pada fakta kalau terlepas dari statusnya sebagai PC handheld yang dapat memainkan game AAA apapun di Steam, performa yang ditawarkan masih akan lebih rendah dari kebanyakan laptop dan PC gaming.
Masukan yang kami dapat lebih berhubungan dengan bagaimana Valve harus menyesuaikan harga pemasarannya nanti. Karena jika langsung dikonversi dari USD secara mentah, Steam Deck bisa-bisa mematok harga yang hampir atau bahkan setara dengan satu unit PS5, yang harus kami akui adalah pilihan lebih baik untuk diambil. Selain itu ada juga yang menyayangkan opsi penyimpanan yang dirasa terlalu kecil dan berharap kalau nantinya bisa ada opsi model dengan SSD yang lebih mumpuni. Ini adalah masukan yang memang sangat valid, apalagi saat mengetahui kalau game-game AAA di era sekarang punya ukuran yang sudah bisa menembus 100 GB.
Kesimpulan
Survei kali ini memberikan kami fakta menarik mengenai minat sesungguhnya akan Steam Deck. Meski sudah bisa diprediksi kalau respon gamer akan PC handheld ini lebih positif dari Nintendo Switch OLED, tapi mengetahui kalau ada sampai 74% dari sebagian kecil orang yang mengaku tertarik untuk membelinya adalah sesuatu yang tidak terprediksi memang, apalagi mengetahui kalau sebagian besar dari mereka sudah memiliki PC gaming. Dengan menjawab perminataan pasar akan pengalaman bermain game AAA terbaik di perangkat portable dan dengan harga yang terjangkau pula, Valve bisa dibilang telah sukses menarik minat pasar yang sudah tidak sabar menantikan hadirnya Steam Deck.
Dibalik respon positif yang didapat, platform baru ini tidak bisa dibilang sempurna. Ini karena masih ada beberapa kekurangan seperti segi desain yang terlihat kurang nyaman, opsi ruang penyimpanan yang terlalu rendah, hingga target pemasarannya yang masih dibatasi dan dengan opsi harga yang berpotensi membengkak drastis bagi mereka yang ingin membelinya dari luar wilayah pemasaran. Kami memang sadar betul akan tingginya minat orang-orang, tapi bagi yang memang tertarik untuk membeli sebaiknya melihat review kualitas hardware dan testimoni dari mereka yang sudah menjajalnya, karena membeli sebuah platform game saat rilis memang selalu punya resiko tersendiri.
Bagi kamu yang sempat melewatkan pengumumannya, berikut ini kami sudah merangkum informasi kami sudah merangkum detail soal Steam Deck DI SINI. Sementara informasi lebih lengkapnya termasuk detail reservasi bisa kamu cek pada halaman resmi Steam DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post