Saat ini game sudah menjadi bagian sehari-hari masyarakat Indonesia. Dengan akses hp yang sudah berlaku seperti komputer genggam, mereka dapat memainkannya hampir kapan saja. Tetapi kebanyakan game-game yang terkenal datang dari negara-negara lain seperti Korea, China, dan Jepang.
Kali ini kita akan membicarakan beberapa game developer asal Indonesia dengan game-game mereka. Genre game-game ini mulai dari horror hingga visual novel. Cobalah game-game ini untuk membantu mendukung para developer ini!
Digital Happiness – Dreadout
Developer pertama adalah Digital Happiness, studio yang terletak di Bandung. Dibentuk oleh Rachmad Imron tahun 2013 lalu, Digital Happiness telah mengembangkan lima game sejauh ini.
Seri game mereka yang paling populer adalah seri DreadOut yang telah mempunyai tiga game sejauh ini. Game pertama seri ini – yang hanya bernama DreadOut – adalah sebuah game horror yang rilis pada tahun 2014. Dalam game ini player mengendalikan Linda, seorang siswi SMA yang terperangkap di sebuah kota terlantar. Saat berusaha keluar, Linda dan teman-temannya akan dihantui oleh hantu-hantu ikonik Indonesia seperti Pocong, Tuyul, dan Kuntilanak.
Walaupun tidak mendapatkan nilai bagus dari kritik, DreadOut mendapatkan banyak perhatian online terutama di YouTube. Salah satu YouTuber paling yang memainkan game ini adalah PewDiePie sendiri, yang dulu adalah YouTuber dengan jumlah subscriber paling tinggi.
Setelah kesuksesan DreadOut pertama, Digital Happiness mengeluarkan dua game lagi dalam seri ini. Game kedua adalah DreadOut: Keepers of the Dark di tahun 2016, diikuti oleh DreadOut 2 di awal tahun ini.
Toge Productions – Coffee Talk
Setelah membahas game horror mari kita pergi ke dunia visual novel yang damai. Game selanjutnya adalah Coffee Talk sebuah game di mana akan mendengarkan masalah orang-orang sambil menyajikan mereka minuman hangat sebagai seorang barista.
Toge Productions sendiri telah berdiri dari tahun 2009. Walaupun pada awalnya hanya mengembangkan game Flash sederhana, sekarang mereka telah mengeluarkan beberapa game berbeda termasuk ‘She and the Light Bearer’, ‘Rising Hell’, dan ‘When the Past was Around’.
Kembali ke Coffee Talk, game ini menggambarkan kehidupan para pelanggan seperti manusia biasa, hanya dengan ras-ras fantasi. Di kota Seattle alternatif ini, tidak hanya manusia yang datang ke toko kopi tetapi juga Elf, Orc, Putri Duyung, dan ras lainnya. Player dapat merubah alur cerita mereka dari cara mereka menyajikan para pelanggan mereka, bukan hanya melalui dialog.
Critical Forge – Forged of Blood
Developer selanjutnya adalah Critical Forge, sebuah studio kecil dengan 8 anggota. Tidak seperti dua developer sebelumnya, Critical Forge hanya mempunyai satu game di portfolio mereka, ‘Forged of Blood’. Game RPG ini baru keluar Agustus tahun lalu dan telah dimainkan oleh gamer di seluruh dunia.
Forged of Blood mempunyai sistem karakter yang fleksibel dengan gameplay taktis yang cocok untuk para penggemar strategi. Selain itu sistem magic dalam game ini dibuat sedemikian rupa agar player dapat bereksperimentasi dalam penggunaannya. Untuk bagian cerita, Forged of Blood mempunyai narasi yang berubah tergantung pilihan-pilihan player, mulai dari saat membangun karakter. Dunia Attiras tidak hitam putih, dan tugas playerlah untuk memutuskannya.
Touchten Games – Warung Chain
Touchten Games adalah developer selanjutnya di list ini. Setelah membahas tiga developer yang fokus mengembangkan game di PC, developer ini telah mengembangkan berbagai macam game mobile. Mulai dari game puzzle ‘Teka Teki Saku’ hingga game aksi ‘Fist of Rage’, Touchten memang telah mencoba membuat game dalam lebih dari satu genre.
Game mereka yang akan kita bahas kali ini adalah Warung Chain, game di mana player akan menyajikan berbagai macam makanan Indonesia ke pelanggan mereka. Tidak seperti Coffee Talk yang juga mempunyai fokus naratif, gameplay Warung Chain berfokus pada membuat dan menyajikan makanan untuk para pelanggan yang menunggu dengan secepat mungkin.
Lentera Nusantara Studio – Ghost Parade
Terakhir dalam list ini adalah Lentera Nusantara Studio. Tujuan mereka adalah untuk mengungkapkan keindahan budaya lokal melalui jalur konten digital. Mereka berharap menjadi sebuah lentera yang dapat menunjukkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia luar.
Sebagai nama yang lebih baru di dunia game development, Lentera Nusantara baru mengeluarkan satu game, ‘Ghost Parade’, walaupun sedang mengembangkan dua game lainnya. Dari semua proyek ini, gaya seni istimewa Lentera Nusantara adalah faktor yang paling mencolok. Mulai dari gaya kartun dalam ‘Jibaku Worldwide Wipe’ atau gambaran indah dalam ‘101 Forgotten’.
Gaya seni Ghost Parade lebih masuk ke kategori kedua. Dalam game metroidvania ini player memainkan Suri, seorang gadis yang tersesat di dalam hutan saat pulang dari sekolah. Misinya untuk mencari jalan pulang berubah menjadi usaha untuk menyelamatkan hutan ini dan semua penghuni supernatural-nya.
Featured Image Source: YouTube LioN KoLLA
@gamerwk_id
Discussion about this post