Selain tengah disibukkan dengan proyek game petualangan ambisius berjudul Tirta, Agate yang merupakan salah satu developer game ternama di Indonesia saat ini juga tengah menaruh perhatian pada Valthirian Arc: Hero School Story 2. Ini adalah game yang merupakan sekuel dari seri original Valthirian Arc: Hero School Story yang cukup mendapat resepsi positif dan sudah rilis di banyak platform sekaligus.
Sekuelnya ini kebetulan telah memasuki fase Early Access serta berhasil menarik perhatian banyak pemain lokal maupun luar negeri. Pihak developer bahkan sampai memenangkan dua penghargaan “Writer’s Choice” di ajang PAX East 2022. Seolah melihat adanya potensi untuk terus merombak kualitasnya, pihak Agate telah mengambil keputusan untuk memperpanjang masa Early Access sebelum benar-benar siap dirilis secara penuh.
Beberapa saat lalu pihak Agate sudah mengirimkan press release berisi wawancara lengkap yang membahas lebih dalam soal Valthirian Arc: Hero School Story 2. Diskusi ini melibatkan beberapa perwakilan dari tim developer yang secara total beranggotakan 20 orang, yang mana sebagian ternyata juga termasuk tenaga magang dan outsourcing. Daripada penasaran, langsung saja simak diskusi lengkapnya di bawah ini!
Q: Sebelumnya, apakah boleh memperkenalkan diri singkat terlebih dahulu?
Geoffary: Nama saya Geoffary Arka, product manager dari VAHSS2 sejak 2 tahun dan 10 bulan yang lalu.
Adi: Perkenalkan saya Kristian Adi, biasa dipanggil Adi. Saya adalah kepala dari tim QA yang bertugas untuk menyusun strategi dan arahan dalam proses Quality Control VAHSS2.
Satriyo: Saya Satriyo Utomo, seorang audio composer/engineer. Saya sudah ikut serta dalam pengembangan VAHSS2 sejak July 2020.
Dhewa: Saya Dhewa Achmad Hartono, salah satu dari 4 programmer VAHSS2. Saya bertanggungjawab untuk menyusun program di bagian Quest sejak akhir 2019 lalu. Rigel: Nama saya Rigel Rivaldo, tapi cukup dipanggil Rigel. Saya adalah seorang game designer yang telah ikut mengerjakan VAHSS2 selama 4 bulan terakhir.
Insan: Saya M. Insan Fadhil, perwakilan dari tim narrative designer. Saya ikut membantu mengembangkan game ini sejak Maret 2022, jadi sekitar 4 bulan.
Q: Kenapa tim VA tertarik untuk membuat sekuel?
Geoffary: VAHSS merupakan game yang menghadirkan aspek unik sebagai permainan yang berbasis RPG. Terlebih, karena kami juga mendapatkan banyak reaksi positif dari prekuel yang telah dibuat dan saya rasa kami berhutang ke keluarga besar penggemar VA yang telah mengikuti perkembangan game ini dari tahun ke tahun.
Q: Apakah yang menjadi inspirasi di balik VAHSS2 dan implikasinya ke bidang masing-masing?
Satriyo: Dunia VAHSS2 secara garis besar disusun berdasarkan budaya-budaya Asia Tenggara dan bangsa Slavia, jadi kami harus menyesuaikan iringan musik yang mampu mengambil esensi budaya tersebut sambil tetap mempertahankan identitas VAHSS yang berorientasi pada melodi JRPG. Kami turut mengambil inspirasi juga dari musik game dari Genshin Impact dan The Witcher.
Insan: Mengingat bahwa VAHSS2 merupakan game berlatar fantasi di 2 tempat tersebut, saya pribadi mencoba untuk membentuk karakter yang sederhana supaya para pemain mampu membangun hubungan emosional dengan para murid di akademi. Prosesnya menitikberatkan pada menentukan sifat dasar masing-masing karakter NPC agar bisa berjalan beriringan dengan karakter pemain.
Q: Apakah pemain harus memainkan VAHSS terlebih dahulu untuk bisa mengerti cerita atau menikmati art dari game yang kedua ini?
Geoffary: Saya rasa tidak harus ya, karena yang bersambung itu hanya aspek-aspek kecil saja. Kami juga sudah memastikan kalau pemain dapat mengerti cerita dan menghargai art dari VAHSS2 walau baru mulai ikut bermain dari game lanjutan ini.
Adi: Nah, iya, ini cukup menarik sebenarnya, ceritanya itu bisa dibilang sedikit nyambung sama yang lagi dibuat sekarang ini, seperti misalnya beberapa karakternya yang muncul dari VA yang pertama. Jadi kalau memang suka dengan visual novel-nya, itu patut banget untuk main dari yang pertama. Tapi kalau sebatas hanya suka game dengan genre RPG saja, tidak akan masalah untuk langsung main yang kedua.
Q: Apa yang menjadi pembeda terbesar VAHSS2 dengan game yang pertama?
Geoffary: Dalam game yang kedua ini kami mencoba untuk memberikan lebih banyak pilihan dalam mengatur para murid yang ada di akademi. Selain itu, kami juga mencoba untuk memperbaiki sistem pertempurannya. Ketika VAHSS berfokus pada action RPG yang dimana pemain hanya bisa mengontrol salah satu murid yang ada di dalam party secara bergantian sementara murid yang lain hanya mengikuti, di VAHSS2 kami mencoba untuk mengubahnya menjadi sistem turn based atau bergilir. Jadi, para pemain bisa memiliki kontrol penuh terhadap setiap anggota party dan alhasil, dapat melihat perkembangan dari masing-masing murid dengan lebih mudah.
Adi: Walau di pertanyaan sebelumnya saya menyebutkan kalau ada beberapa karakter yang muncul kembali dari VAHSS, cerita antara game yang pertama dan kedua ini memiliki keunikan dan pembedanya tersendiri. Dari combat-nya, VAHSS4 juga memiliki apa yang dinamakan Shield, sebuah mekanik pertahanan dari setiap musuh yang dapat dihancurkan oleh pemain dengan menyerang dan menghentikan pergerakan musuh untuk sementara. Dengan ini, para pemain dituntut untuk lebih kreatif dalam pemilihan komposisi dari murid yang memiliki kelas atau kombinasi keahlian tertentu.
Satriyo: Kalau dari sisi audionya, VAHSS2 akan memberikan pengalaman audio game triple A yang lebih mulus karena menggunakan audio middleware, seperti transisi musik yang lebih lembut antar scene dan juga pembangunan suasana yang lebih hidup dan variatif dengan menggabungkan banyak elemen suara dibandingkan hanya satu lagu statis yang mengulang-ulang.
Q: Apa hal yang telah kalian buat dan paling banggakan di VAHSS2 ini?
Insan: Saya bangga dengan para champions dan masing-masing ceritanya. Saya tidak sabar untuk melihat bagaimana mereka akan berinteraksi dengan para pemain nantinya.
Geoffary: Iya, sistem champion dan juga ide untuk mengadakan mini games.
Dhewa: Saya dari arc-nya, terutama variasi struktur visual (e.g. animasi serangan atau pergerakan karakter) secara 2D ataupun 3D.
Rigel: Kalau dari saya, bangga dengan kesempatan untuk merancang semua skill yang bisa digunakan di dalam gamenya. Lalu juga merancang semua stats dan pola serangan musuh.
Satriyo: Kalau saya sepertinya paling bangga dengan hubungan kerja sama yang telah dibangun selama mengerjakan VAHSS2.
Q: Kenapa VAHSS2 diluncurkan ke early access terlebih dulu dibandingkan full release?
Geoffary: Karena di fase early access para pemain bisa sambil merasakan bagaimana gamenya itu berkembang, dan yang lebih penting lagi para pemain juga bisa memberikan masukan supaya kami bisa terus membuat VAHSS2 menjadi game yang menyenangkan untuk terus dimainkan.
Adi: Saya juga setuju ya kalau dikeluarkan sebagai early access dulu. Mengingat selain yang sudah disebutkan, fungsi lainnya juga untuk memberikan bayangan kepada para pemain tentang keseruan core gameplay dari VAHSS2 dan di saat yang bersamaan sambil membangun hype peluncuran resmi nantinya.
Satriyo: Saya pribadi lebih suka kalau bisa langsung full release agar bisa main sampai sepuas-puasnya ya, tapi sebelum sampai ke sana memang lebih baik early access dulu agar bisa tahu kalau gamenya akan berjalan mulus.
Q: Update terbaru apa yang menurut kalian patut untuk paling ditunggu-tunggu oleh para pemain?
Rigel: Kalau saya tentu update bos musuh yang terbaru, karena saya yang merancang pola serangan dan stats-nya. Saya tidak sabar melihat respons dan bagaimana para pemain mengalahkan bos tersebut.
Insan: Saya pribadi menantikan cerita lengkap yang akan diimplementasikan.
Geoffary: Mini games dan jenis-jenis quest yang baru,
Dhewa: Fitur champion dan juga map-nya yang lebih terasa handmade dari yang pertama.
Adi: Agak-agak spoiler, tapi kalau dari aku lebih ke peta/bioma baru karena suasananya yang oke banget. Biome yang sekarang itu juga mencerminkan musuh-musuhnya dan alhasil, semuanya jadi nyambung nan seru. Penasaran maksudnya gimana? Silakan dilihat di early access saja.
Q: Dan sebagai penutup, apa harapan kalian untuk VAHSS ke depannya?
Geoffary: Harapan saya VAHSS2 bisa sukses, terus diterima dengan respons positif dari para pemain, dan mendapatkan hal IP yang oke, jadi kami bisa membuat sekuel-sekuel selanjutnya. Fingers-crossed.
Dhewa: Ya, sangat mungkin untuk nantinya dibuat sekuel lagi, soalnya banyak potensi yang sebenarnya kita mau implementasikan tapi karena keterbatasan waktu dan tenaga belum bisa dilakukan.
Satriyo: Berhubung Agate sedang banyak fokus ke software multiplayer, nah saya berharap hal tersebut bisa juga diaplikasikan di VA nantinya.
Insan: Kalau saya lebih mengharapkan akan kesempatan untuk membuat konten setelah peluncuran resminya nanti yang akan menyatukan jagat VAHSS2. Sekuel lanjutan boleh-boleh saja, tapi menurutku masih banyak potensi yang bisa dijelajahi dalam game yang sudah ada ini.
Nah, itulah dia rangkuman wawancara Valthirian Arc: Hero School Story 2 dengan tim developer Agate. Jika penasaran untuk mengikuti perkembangan terupdate serta akses memainkan gamenya, kamu bisa langsung cek halaman resminya di Steam. Kebetulan kami juga sempat merangkum impresi awal setelah memainkan versi Early Access yang bisa kamu simak DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.

@gamerwk_id
Discussion about this post