Tahukah kamu kalau sebagian besar anime adalah adaptasi dari karya yang sudah ada seperti serial novel dan manga? Fakta yang sudah sangat umum memang, tapi ini adalah poin penting yang jadi pendorong diskusi pada artikel berikut. Ini karena kami ingin membahas tentang topik yang pasti cukup menarik rasa penasaran dari sebagian orang, yaitu mengenai kenapa anime yang mengadaptasi sebuah game jarang mendapat resepsi super positif dan bisa masuk dalam tontonan musiman terbaik?
Rasa penasaran tersebut juga sempat kami rasakan, karena jika dipikir-pikir, mengadaptasi game ke anime harusnya “lebih mudah” karena source materialnya memang sudah lebih ringkas serta mudah dipelajari. Berbeda dari novel dan manga yang serialisasinya masih berlanjut di kebanyakan waktu, sehingga studio yang mengerjakan animenya harus menentukan rencana jangka panjang jika mereka berpotensi bisa mengerjakan season baru. Semua itu tentunya tetap bergantung dari seberapa suksesnya sebuah anime bisa diterima oleh fans, baik itu dari segi keuntungan serta review yang didapat.
Lalu jika mengadaptasi game ke dalam anime memang “mudah”, kenapa sebagian besar tontonannya berakhir kurang sukses atau malah tidak sesuai ekspektasi fans? Ada berbagai alasan yang bisa kami pikirkan, tapi satu yang paling krusial adalah seberapa efektifnya sebuah studio dalam mengatur pacing cerita. Ini adalah permasalahan yang paling sering kami lihat dari kebanyakan anime yang memiliki status sebagai karya adaptasi (jadinya bukan game saja), karena pasti ada banyak penikmat novel, manga, serta game yang merasa kalau penyampaian cerita di animenya terlalu rushed atau ada bagian yang dihilangkan.
Permasalahan kedua ada pada aspek production value juga, karena sebagian anime yang mengadaptasi game tidak selalu ditangani oleh studio anime kawakan, sehingga kualitas animasinya terlihat kurang sedap untuk dipandang. Contoh terbarunya bisa dilihat dari Scarlet Nexus yang meski memang dikerjakan oleh studio populer Sunrise, tapi mereka sepertinya tidak mendapat banyak dukungan budget maksimal untuk meracik kualitas animasi terbaik. Jika dibandingkan langsung dengan gamenya, Scarlet Nexus terlihat punya style yang lebih kuat dengan penyampaian cerita terstruktur dalam pembagian dua rute, dua bagian yang sayangnya gagal dipresentasikan dengan baik di animenya.
Kualitas animasi juga bukan segalanya jika membahas soal kriteria adaptasi anime yang baik, karena studio besar seperti Ufotable saja tidak mendapat review bombastis untuk adaptasi God Eater dan Tales of Zestiria. Lalu bagaimana dengan Fate? Bukannya ini adalah anime yang secara teknis mengadaptasi game juga? Yup benar sekali, dan ini berhubungan dengan poin selanjutnya yang ingin kami tekankan yaitu bagaimana anime adaptasi visual novel adalah yang paling sering tepat sasaran. Beberapa contoh terbaiknya seperti Steins;Gate, Fate series, Clannad, Higurashi When They Cry, serta Grisaia series, semuanya adalah judul anime adaptasi game yang bisa dibilang paling sukses (setidaknya jika mengacu pada MyAnimeList).
Mengadaptasi sebuah visual novel ke anime bisa jadi tantangan tersendiri, karena source material untuk konten cerita biasanya sangat panjang dan butuh perhatian khusus untuk menciptakan pacing paling pas, apalagi jika studio yang mengerjakannya harus membatasi jumlah serta durasi episode. Bagi kami mengadaptasi visual novel tidak berbeda dengan game biasa, jadi alasannya memang lebih mengarah pada faktor studio yang mengerjakan dan bagaimana mereka telah melakukan tugas yang baik. Tapi di sisi lain kami juga merasa kalau ini berhubungan dengan popularitas dari seri yang diadaptasi, seperti bagaimana Steins;Gate atau Clannad baru dikenal luas berkat animenya.
Kasus yang sama juga dengan karya novel dan manga, sebagai contoh Demon Slayer yang tidak akan bisa sepopuler sekarang tanpa adanya adaptasi anime dari Ufotable. Dari sini bisa diambil kesimpulan kalau semakin kurangnya popularitas dari suatu karya, maka peluang animenya mendapat respon lebih baik otomatis jadi lebih tinggi, karena pihak studio memiliki kebebasan lebih dalam mengatur pacing yang mereka anggap paling pas tanpa tekanan dari sekian banyak fans. Mungkin ini bisa ditambahkan juga sebagai alasan kenapa anime Scarlet Nexus atau judul baru lain seperti The World Ends with You tidak mendapat review bagus, karena memang gamenya sudah cukup populer sehingga ekspektasi serta tuntutan kualitas yang diinginkan fans terasa lebih tinggi.
Satu poin penting lainnya yang ingin kami tekankan juga berhubungan dengan aspek kuantitas, yang mana setiap tahunnya ada begitu banyak anime yang mengadaptasi novel dan manga, tapi mungkin hanya ada beberapa judul yang berakhir hadir dengan kualitas terbaik. Berbeda tentunya dari anime yang mengadaptasi game, karena dalam satu periode jumlahnya memang jauh lebih sedikit dan mungkin bisa dihitung dengan jari. Untuk itu tidak heran kenapa kita berakhir jarang melihat sebuah anime adaptasi game yang hadir dengan kualitas bagus, apalagi bisa sampai masuk dalam rekomendasi tontonan terbaik.
Lalu bagaimana menurut pendapat kamu mengenai topik ini? Apakah kamu punya sudut pandang berbeda yang dirasa penting juga? Jika iya, jangan sungkan untuk berikan pendapat kamu pada kolom komentar di bawah ini ya!
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post