Game besutan developer indie memang selalu menarik, dan terkadang malah bisa menimbulkan berbagai inovasi yang cukup menarik. Kami mendapatkan kesempatan untuk nyobain demo Enotria: The Last Song, game soulslike besutan developer asal Italia. Seperti apa gamenya? Mari simak!
Eksplorasi
Game ini benar-benar memenuhi ekspektasi dari judul soulslike, dengan semua fitur klasik seperti bos yang kuat, musuh tersembunyi, monster elit, eksplorasi map yang luas, dan tentu saja, lingkungan rawa-rawa yang banyak kejutan. Rasanya seperti kami kembali ke Elden Ring untuk pertama kalinya, meski harus diakui bahwa ukuran dunianya hanya berukuran sedang.
Sama seperti game soulslike lainnya, dunia ini dipenuhi dengan banyak tempat untuk dijelajahi dan ditemukan, dengan skill, senjata, equipment, dan item yang tersebar di seluruh map. Namun, game tersebut tidak akan memberikan petunjuk atau instruksi apa pun, termasuk lokasi item penting untuk misi utama. Kami sendiri hanya mampu bertemu dengan 2 NPC saat demo.
Demo ini menampilkan semua jenis pemandangan dan lokasi untuk dijelajahi. Setelah mengalahkan bos pertama, para pemain akan berada di lokasi awal yang penuh dengan bunga matahari. Ini adalah lokasi damai yang memberi kita ruang bernapas untuk terbiasa dengan kontrol dan musuh. Lokasi kedua berada di pinggir pantai, juga merupakan tempat dimana pemain bisa berlatih kontrol, namun berisi lebih banyak musuh elit.
Sepanjang ekskplorasi, para pemain dapat menemukan dan berinteraksi dengan 3 jenis “reality glyph” berbeda, yang memungkinkan kamu berpindah lokasi untuk memecahkan teka-teki, mengungkap rahasia, melintasi dunia, dan mendapatkan keuntungan strategis dalam pertempuran. Namun beberapa jalur rahasia memiliki pengatur waktu dan akan ditutup setelah beberapa saat.
Tak lama kemudian, para pemain bisa akan menemukan Quinta, sebuah kota kecil yang terletak di karnaval Italia yang begitu meriah, bahkan musuh pun ikut menari. Semangat kota yang aneh ini membuat perjalanan saya semakin menyenangkan. Kota ini juga memiliki sejumlah rumah kecil yang dapat ditemukan, dan di atapnya terdapat beberapa barang berguna.
Build dan Equipment
Build karakter terdiri dari tiga loadout utama; “mask”, “line” dan “senjata”. Para pemain dapat beralih di antara hingga 3 loadout yang dapat disesuaikan kapan saja dan ini menawarkan pengalaman tempur yang sangat fleksibel dan bervariasi. Misalnya, kamu bisa menjadi fast lancer di awal pertarungan, dan beralih ke knight yang fokus menangkis di tengah pertarungan.
Pertama-tama, mask atau topeng adalah nilai jual terbesar dan menurut kami, salah satu hal paling unik dari game ini. Setiap topeng berfungsi seperti class di JRPG yang memengaruhi gaya bermain, stats, dan jenis senjata yang dapat dipakai. Dengan setiap topeng, para pemain dapat menyelesaikan kemampuan utama dan skill berbeda di dalamnya untuk lebih mengkhususkan build karakter.
Line adalah magic, dan kamu dapat menggunakan hingga 4 line sekaligus. Menyerang musuh akan memenuhi satu meter yang kemudian dapat digunakan untuk meluncurkan line . Ada banyak sihir seperti panah ajaib jarak jauh, tombak ajaib, semuanya dengan efek uniknya masing-masing.
Terakhir, Senjata adalah item paling umum dalam game dan mencakup senjata abad pertengahan seperti long sword, greatsword, hingga morning star. Senjata dapat ditemukan di peti atau saat membunuh musuh, dan sebagai hadiah untuk mengalahkan bos. Seperti kebanyakan soulslike, kamu dapat upgrade senjata dengan menggunakan elemen tertentu.
Ada juga sistem Path of Innovators yang bekerja seperti skill-tree tempat kamu dapat meningkatkan skill dan stats. The Path juga menawarkan sejumlah “talent” unik yang dapat digunakan untuk memperluas pilihan gaya bermain. Dengan menggabungkan talent dari Path dengan topeng, pemain dapat membuat build khusus mereka sendiri, untuk membuat setiap situasi lebih mudah dari sebelumnya.
Combat
Meskipun menantang, pertarungan di Enotria terasa lebih simpel, kombinasi sempurna untuk sebuah soulslike. Sama seperti game soulslike lainnya, kamu masih harus mengelola stamina, menangkis, berlari, dan menghindari serangan, dengan hanya mengandalkan keahlian sebagai pemain.
Tanpa sistem MP, skill akan membutuhkan waktu dan meteran untuk mengisi ulang, serta memperhatikan waktu karena skill yang dilemparkan dapat diinterupsi oleh musuh. Jika skill kamu terputus, kamu akan menerima damage dan meteran tidak akan dikembalikan, sehingga mengharuskan para pemain untuk mengulangi prosesnya dan ini jadi sangat menantang.
Meskipun kami merasa pertarungannya menyenangkan, masalah kecil yang kami alami adalah pada audio karena efek suaranya terlalu sederhana. Selain itu, pertarungan bos yang menantang, desain musuh yang rumit, dan serangan yang tak terhentikan membuatnya menjadi pengalaman bertarung yang ideal.
Kesimpulan
Menurut kami, Enotria: The Last Song memiliki hampir semua bahan untuk sebuah game soulslike yang sempurna. Gaya artistiknya mungkin tidak akan menarik perhatian pada awalnya, tetapi gameplay-nya sangat menyenangkan. Kami telah memainkan sekitar 3 jam demo dan kami masih belum menemukan semua yang ditawarkan. Untuk sebuah demo, saya yakin banyak usaha yang telah dilakukan, dan kami pasti akan membelinya saat game ini dirilis secara penuh.
Secara keseluruhan, game ini sangat ideal bagi para penikmat yang berjiwa seni. Namun jika Anda menggunakan PC berspesifikasi rendah, kami akan sulit merekomendasikannya, bahkan saat bermain pada pengaturan grafis rendah, karena game ini berjalan pada Unreal Engine 5 dan memiliki persyaratan tinggi dengan bayaran kualitas visual yang menrut kami cukup mewah.
Enotria: The Last Song akan dirilis pada 19 September mendatang untuk PlayStation 4, PlayStation 5, dan PC melalui Steam. Kamu bisa kunjungi situs resminya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post