Berbeda dari kebanyakan media hiburan lain, game selalu menawarkan pengalaman berbeda yang terus berevolusi dan membawa kejutan unik. The Centennial Case: A Shijima Story mungkin cocok untuk menggambarkan impresi tersebut, karena ini memang merupakan sebuah game yang sangat berbeda dari apa yang pernah kami mainkan. Dilihat sekilas saja pasti ada banyak yang menaruh rasa penasaran juga, apalagi setelah melihat bagaimana gamenya dikemas dalam format film interaktif Jepang dengan sentuhan style tradisional menarik.
Tentu saja game dengan pendekatan konsep serupa sudah pernah ada sebelumnya, bahkan ada banyak judul populer yang bisa kami sebutkan. Hanya saja The Centennial Case: A Shijima Story mengingatkan kami pada 428: Shibuya Scramble dari Spike Chunsoft yang masuk dalam jarajan game favorit pribadi di 2018 lalu, tapi dengan pendekatan gameplay hingga style yang lebih mengundang. Sembari menantikan rilis gamenya nanti malam, kebetulan kami sudah berkesempatan menjajal versi demonya lebih dulu yang disediakan oleh Square Enix.
Konten yang disediakan versi demo ini hanya mencakup chapter pertama, tapi gambaran kualitas gamenya secara menyeluruh sudah bisa dibayangkan dengan cukup jelas. Ok daripada berlama-lama lagi langsung saja simak impresi awal The Centennial Case: A Shijima Story di bawah ini!
Jalan Cerita
Cerita adalah daya tarik utama yang selalu menjadi prioritas dari kebanyakan game seperti ini, dan harus kami akui kalau The Centennial Case: A Shijima Story memiliki tema yang sangat menggugah. Jadi game ini berfokus pada kisah seorang novelis genre misteri bernama Haruka Kagami yang pada suatu hari diundang oleh temannya Eiji Shijima untuk menyelidiki penelitian keluarga besarnya. Berdasarkan cerita dari Eiji, keluarganya tersebut sudah menghabiskan waktu yang sangat panjang untuk mempelajari rahasia awet muda serta eksistensi “Fruith of Youth” atau semacam buah keabadian yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Entah karena adanya konspirasi untuk memperebutkan buah tersebut, keluarga besar Shijima dikagetkan dengan penemuan sisa tulang belulang manusia di kebun mansion mereka yang kemudian mendorong Eiji untuk meminta bantuan ke Haruka. Demo yang kami mainkan ini berfokus pada kasus pembunuhan awal yang terjadi di tahun 1922 dan dari sinilah keunikan awal dari gamenya mulai kami temui, yaitu bagaimana cerita dalam gamenya merupakan kilas balik dari novel misteri yang mengambil setting di tiga periode waktu berbeda. Jadi selain mengikuti kasus pembunuhan awal di keluarga besar Shijima, kamu nantinya akan dibawa juga ke kasus baru lain yant terjadi di 1972 hingga 2022.
Gameplay yang Diusung
Masuk ke bagian gameplay, The Centennial Case: A Shijima Story dikemas dalam format ala visual novel tapi dengan presentasi cerita dengan cuplikan film. Kamu bisa memainkan game ini sepenuhnya dengan keyboard saja karena semua perintah sudah disesuaikan dengan tombol khusus, baik itu melakukan Pause, Rewind, hingga mengecek beragam petunjuk atau data yang diperlukan. Setiap tombol perintah dan fungsinya juga ditampilkan dengan jelas sehingga pemain yang tidak hafal bisa beradaptasi dengan cepat. Desain gamenya secara keseluruhan memang dibuat sedemikian rupa agar nyaman untuk dimainkan, salah satunya yang kami apresiasi seperti perintah untuk memilih keputusan penting harus ditekan lebih lama agar mencegah pemain bisa dengan mudah membatalkannya jika salah tekan.
Setelah mendapat petunjuk yang cukup dari cuplikan cerita, gamenya kemudian akan membawa kamu dalam semacam mode deduksi khusus seperti sarang lebah yang merangkum semua petunjuk dan bagaimana kamu harus mengaitkannya satu sama lain untuk mencapai kesimpulan. Proses deduksi dalam mode ini dibagi dalam tiga bagian yaitu Mystery, Clue, dan Hypothesis. Misteri utamanya sudah muncul di salah satu blok, jadi kamu hanya perlu menemukan petunjuk dan menempatkannya di blok spesifik untuk kemudian memunculkan hipotesis baru yang otomatis ikut menambah misteri.
Karena seluruh prosesnya bisa menuntut daya ingat yang kuat, gamenya sudah menyediakan akses fragmen film yang masing-masing selalu menyimpan petunjuk berbeda. Untuk mencapai kesimpulan akhir, tujuan utama kamu adalah menemukan hipotesis yang cukup sampai ada tombol perintah khusus untuk menyelesaikan deduksi. Meski kamu tidak perlu menemukan semua hipotesis yang ada untuk memecahkan kasus, ini masih termasuk senjata penting yang bisa menuntunmu ke petunjuk lebih besar serta memberi fakta yang sulit untuk dibantah.
Jadi selama kamu masih belum yakin mengenai kebenaran dari sebuah kasus, maka ada baiknya untuk mengumpulkan semua hipotesis sebelum melanjutkan kasus ke tingkat selanjutnya. Tapi perlu diawasi juga kalau hipotesis malah bisa berujung pada jawaban yang salah. Selain menikmati cerita sambil mengumpulkan bukti dan melakukan deduksi panjang, ada momen tertentu yang mengharuskan kamu untuk memilih keputusan yang dirasa paling penting, meski sayangnya dampak yang ditimbulkan setelah itu tidak begitu signifikan selain dari perbedaan interaksi antar karakter.
Daya Tarik di Banyak Sisi hingga Kekurangan
Sebagai penikmat drama Jepang apalagi yang mengusung genre misteri seperti ini, dari awal kami sduah punya firasat akan menyukai The Centennial Case: A Shijima Story. Tapi selain cerita utamanya sendiri, gamenya secara menyeluruh punya banyak daya tarik yang membuatnya begitu lebih memuaskan bagi kami. Entah itu dari pendekatan art style yang unik dan menawan, atmosfer lingkungan hingga akting karakter yang begitu kuat, skema gameplay deduksi yang cukup menarik, bahkan hingga musik background jempolan dari Yuki Hayashi yang dikenal luas lewat karyanya di anime My Hero Academia dan Haikyu!!
Tentu saja game ini tidak sepenuhnya sempurna, karena impresi awal kami di chapter pertama juga dibarengi dengan kekurangan yang cukup mengganggu pada mode deduksi. Lebih spesifiknya penempatan petunjuk harus benar-benar disesuaikan pada blok yang sudah ditentukan, jadi skema petunjuk dan keterikatannya hingga mencapai kesimpulan harus dirapikan sedemikian rupa. Karena itu terlepas apakah kamu sudah paham dengan kebenaran sesungguhnya atau tidak, mekanisme penempatan petunjuknya yang terlalu restriktif memang bisa jadi penghambat yang cukup menganggu, apalagi di awal-awal permainan dan bagaimana gamenya selalu memberi kesempatan trial and error tanpa batas sehingga tidak ada konsekuensi.
Kesimpulan
Meski baru memainkan satu chapter, kami rasa The Centennial Case: A Shijima Story adalah game yang bisa memuaskan hasrat kami akan drama misteri unik hingga akhir permainannya. Kami bahkan belum mencapai poin cerita di periode berbeda seperti yang dijadikan nilai jual utamanya, jadi memang ada peluang besar kalau game ini akan memberi kejutan lebih menarik seiring jalannya permainan.
Selain dari beberapa kelebihan dan kekurangan yang sudah kami bahas di atas, rasanya tidak ada yang bisa ditambahkan lagi selain menjajal game penuhnya secara langsung setelah rilis nanti malam. Karena itu jika kamu termasuk penggemar game detektif apalagi yang berkutat pada drama misteri Jepang seperti ini, maka The Centennial Case: A Shijima Story mungkin layak untuk dipantau. Gamenya sendiri nanti akan tersedia untuk PlayStation 4, PlayStation 5, Nintendo Switch, dan PC via Steam.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post