Game berbasis shooter memang ada banyak ide untuk diekplorasi dan menggabungkannya dengan berbagai konsep elemen lainnya seperti survival misalnya. Inilah yang coba ditawarkan oleh developer Reality MagiQ yang berbasis di Korea Selatan melalui Dysterra dan mendapatkan dukungan penuh dari Kakao Games berkat game besutannya tersebut.
Secara garis besar Dysterra adalah game shooter berbasis survival bertemakan sci-fi dengan kualitas visual yang cukup menarik. Kontennya sendiri cukup kaya yang terbagi untuk PvE sekaligus PvP. Namun apakah memang seseru itu? Kebetulan kami mendapatkan akses beta untuk playtest game tersebut dan akan tuangkan impresi kami di artikel ini. Mari simak!
Presentasi
Sesuai dengan apa yang mereka janjikan, presentasi sci-fi dengan tema futuristik benar-benar sangat kental disini. Apa yang mereka presentasikan dari segi visual disini menurut kami sangat terasa pas layaknya bertarung untuk memperebutkan sumber daya di bumi. Walaupun sebenarnya pada bagian asset menurut kami harusnya bisa sedikit lebih baik, misalnya bangunan masih banyak yang terlihat sama.
Untuk kualitas audio dan sound effects adalah bagian presentasi yang mesti harus diperbaiki lagi. Masih ada banyak “suara aneh” yang masuk ketelinga terima ketika kamu sedang berlari. Bahkan kami sendiri cukup bingung membedakan beberapa suara tertentu yang masuk ke headset.
Oh ya, ketika awal bermain kamu bisa membuat karaktermu sendiri. Namun, kostumisasi karakter disini menurut kami masih sangat terbatas dan tidak banyak opsi untuk ukuran sebuah game yang muncul di tahun 2022. Hanya bisa sedikit mengubah bagian wajah dan Machine Arm dengan preset yang hanya berupa warna saja.
Gameplay
Seperti yang sudah kami sebutkan di atas, Dysterra memiliki elemen gameplay PvE dan juga PvP. Seperti pada game FPS survival pada umumnya, kamu akan terjun disebuah tempat secara acak, mencari berbagai loot dan sumber daya, crafting equip yang lebih kuat dan tembak menembak. Ada beberapa elemen utama di game ini, gathering resource, eksplorasi, crafting, dan juga tentu saja bertarung.
Resource gathering atau mencari sumber daya adalah bagian penting di setiap permainan. Kamu akan menemukan berbagai jenis sumber daya selama eksplorasi, dan saran saya adalah ambil semuanya, terutama Terrasite dan juga Metal. Terrasite berguna untuk crafting berbagai item recovery, battery, bensin, makanan, listrik dan hal penting lainnya untuk bertahan hidup. Metal untuk crafting senjata dan equipment.
Eksplorasi map disini menurut kami bisa terasa membosankan karena desain lingkungannya sangat repetitif, dan variasi musuh di awal permainan juga sangat sedikit (kamu bakal mendapatkan lebih banyak jenis musuh nanti). Kamu perlu hunting jika ingin mendapatkan makanan enak, hanya ada 2 hewan (Rusa dan beruang), dan masing-masing 2 variasi.
Ada juga elemen construction atau membangun sebuah bangungan disini. Sistem bangunannya tidak begitu buruk, tinggal tekan F2 dan menggunakan menu wheels untuk memilih apa yang ingin di bangun, simpel. Pertama-tama kamu perlu membangun fondasi sebelum yang lainnya, dan bebas menentukan fondasinya.
Combat
Oh ya, gamenya dimainkan berdasarkan server yang ingin kamu masuki. Setiap server memiliki kapasitas maksimal 100 pemain. Tapi anehnya, meskipun saya masuk ke server yang terlihat ramai, tetapi saya gak berhasil ketemu pemain lainnya, malah jadi berasa cuma sekedar game PvE. Tapi tidak heran juga sih, karena ini masih tahap test.
Salah satu sistem bertarung yang sangat kami tidak suka adalah dimana ada musuh seperti robot raksasa yang terlihat “duduk” atau idle, tidak bisa mendadak kamu tembak atau serang. Setelah menarik perhatiannya, kamu harus menunggu musuh tersebut “bangun” terlebih dahulu baru bisa menyerangnya dan mengalahkannya. Ini terasa strategi serangan mendadak tak akan bisa dijalankan.
Progress Karakter
Untuk karakter yang kamu miliki, hanya ada 3 tipe stats yang hanya perlu diperhatikan, yaitu Health, Satiety (Tingkat Kelaparan), dan juga Battery yang mana menurut kami sangat simple jika dibandingkan game survival lainnya.
Health adalah HP, jika menyentuh angka 0, kamu akan langsung mati. Satiety adalah bagian penting dari game survival ini layaknya sebuah stamina, apapun yang kamu konsumsi sepanjang permainan bakal meningkatkan stamina. Sementara Battery adalah berbagai hal yang berhubungan dengan Machine Arm untuk mengeluarkan berbagai skill unik.
Terdapat juga Skill Tree, dimana terdapatkan sebuah Skill Point yang bisa diraih dari berbagai hal, misalnya melawan musuh, gathering, dan berbagai aktivitas lainnya. Sebenarnya, hanya ada dua “bagian utama” di Skill Tree yang perlu difokuskan, yaitu Survival Branch dan juga Resouces Branch.
- Survival Branch: lebih difokuskan untuk berbagai skill bertarung dan bertahan hidup.
- Resource Branch: lebih difokuskan untuk berabgai skill yang mendukung aktivitasmu. Misalnya untuk gahtering atau melakukan construction.
Sistem skill di Dysterra agak hambar, semuanya hanya beberapa % peningkatan atau penurunan seperti “Item pemulihan kesehatan lebih efektif +x%” atau “Waktu reload senjata berkurang x%”.
Sebagai sebuah game survival, tentunya kami pasti bakal merasakan mati, dan ketika mati, kamu kehilangan segalanya kecuali 3 item yang ada di 3 slot yang telah dikunci. Tidak masalah apakah itu pakaian atau celana atau apa pun, jika tidak di tempat yang seharusnya kamu kunci tersebut, kamu bakal kehilangan segalanya. Rada menjengkelkan sebenarnya.
Performa
Saya memainkannya menggunakan MSI Crosshair 15 dengan spesifikasi yang sangat memadai. Namun, kami mengalami banyak masalah performa seperti framerate yang sering drop untuk kondisi tertentu. Padahal, spesifikasi sebenarnya sangat enteng untuk bisa menjalankan game tersebut.
Kesimpulan
Dysterra sebenarnya memiliki keunikan tersendiri sebagai sebuah game FPS berbasis survival. Saya sangat suka bagaimana mereka membuat sistem eksplorasi, crafting, mencari sumber daya, lalu bertarung, grinding dan lain-lain. Saya sendiri sempat ketagihan lama-lama memainkannya. Sistem progression karakternya juga gampang dan mudah untuk dipahami.
Namun sebagai sebuah game yang masih masuk ke dalam tahap test, ada banyak hal yang perlu diperbaiki. Audio, desain lingkungan, skill tree, dan hal-hal lainnya bisa dibuat lebih baik, dan peningkatan pada hal ini dapat membuat game jauh lebih menyenangkan. Masalah terbesar saya adalah optimisasi yang buruk yang benar-benar perlu diperbaiki banget.
Dysterra sendiri hingga saat ini belum memiliki jadwal rilis dan kemungkinan baru hanya akan dirilis untuk PC saja. Jangan lupa kunjungi halaman Steam remsinya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post