Seiring berjalannya waktu, antusiasme dalam menyambut game baru dari sebuah franchise game aktif pasti akan semakin menurun. Demi menjaga minat fans dan menarik perhatian gamer pendatang baru, developer terkadang harus mengambil langkah berani untuk membawa evolusi baru untuk franchise kesayangannya terlepas dari seberapa tinggi resiko yang ada. Dari berbagai rilis game baru tahun ini, Call of Duty Vanguard mungkin adalah salah satu judul yang kami rasa dapat kembali mencuri perhatian.
Setelah sempat merangkum preview dari sesi presentasi awalnya bulan lalu, pihak Activision Blizzard belum lama ini telah memberi kami kesempatan untuk menjajal gamenya lebih dulu. Ada dua sesi hands-on yang sudah kami ikuti yaitu akses Alpha mode Champion Hill dan Open Beta (tertutup) untuk mode multiplayer standar. Kami merangkum impresi dari dua sesi permainan yang ada dalam satu artikel agar lebih praktis dan memudahkanmu untuk mendapat gambaran jelas dari multiplayer dalam Call of Duty Vanguard.
Suasana Baru Lewat Mode Champion Hill
Ok, pertama mari kita bahas mode awal yang kami cicipi yaitu Champion Hill. Ini adalah mode multiplayer baru yang paling menonjol di Vanguard dan memiliki skema layaknya turnamen kecil. Aturan bermainnya cukup sederhana, yang mana kamu dan anggota tim harus menjadi yang bertahan di akhir permainan layaknya sebuah mode battle royale. Setiap tim memiliki jumlah “nyawa” sendiri dan jika kehilangan semuanya, maka kamu akan langsung tereliminasi. Jadi ini memang mode yang tidak hanya mengandalkan kekompakan, tapi juga skill individu untuk setidaknya bisa bertahan hidup agar tidak menjadi beban (maaf, lol).
Champion Hill dibangun dengan sistem yang lebih besar dari sekedar mode biasa. Selain dari aturan kompetisi antar delapan tim yang mengharuskanmu melawan tim musuh di empat pilihan map berbeda, ada pilihan mode permainan yang memungkinkamu untuk berpartisipasi secara Solo hingga dengan tim beranggotakan tiga pemain total. Khusus untuk mode Solo nantinya baru akan tersedia saat gamenya rilis, karena kami hanya diberi kesempatan menjajal mode Duo. Pada mode Duo setiap tim memiliki 12 nyawa yang jumlahnya akan terus dibawa hingga ke semua ronde. Setiap ronde hanya berlangsung selama 60 detik atau satu menit saja, sehingga pertempuran akan terus berjalan ke ronde baru sampai ada tim yang bertahan hingga akhir.
Sebelum masuk ke mode permainannya, di awal kamu akan diberi akses ke Buy Station yang merupakan area khusus untuk mempersiapkan perlengkapan seperti senjata hingga perk. Seperti respawn island dalam game berbasis battle royale, para pemain yang ada di area ini tidak dapat menyakiti karaktermu. Setiap pemain diberi modal $500 untuk membeli senjata atau melakukan upgrade untuk memperkuat performanya. Tentu saja kamu bisa mendapat Cash tambahan untuk dengan melakukan beberapa tugas seperti membunuh musuh atau mengecek pick-up yang tersebar di setiap map. Selain itu kamu juga otomatis akan mendapat Cash jika berhasil memenangkan ronde.
Menariknya kamu ternyata tidak harus selalu menunggu sampai ronde selesai untuk memperkuat senjata, karena di tengah pertempuran saat musuh sedang menembaki karaktermu kamu masih bisa melakukan upgrade. Tapi aksesnya memang hanya dibatasi untuk sekedar upgrade saja, jadi kamu masih harus menunggu sampai ada Buy Round yang muncul di setiap beberapa ronde sampai bisa menggunakan Cash. Karena hanya ada delapan tim saja yang berkompetisi, terkadang bisa ada satu tim yang terpaksa harus tertinggal sementara sebelum bisa kembali bertempur. Tim yang tertinggal ini akan mendapat bonus Buy Round untuk bersantai di area Buy Station.
Jika bisa bersabar dan menyimpan Cash yang banyak, kamu bisa membeli Extra Life atau item yang benar-benar OP untuk meningkatkan peluang menjadi pemenang. Tapi tetap saja, pada akhirnya semua bergantung pada kekompakan tim dan skill individu, khususnya dalam mempertahankan diri agar tidak kehilangan banyak nyawa.
Mode Multiplayer Standar yang Masih Seru
Beralih ke mode multiplayer biasa, ada dua mode yang menjadi fokus utama dari sesi hands-on kedua kami yaitu Patrol dan Team Deathmatch. Patrol adalah mode yang menempatkan dua tim dalam kompetisi untuk merebut objective dan mempertahankannya selama mungkin untuk mendapat poin sebanyak mungkin. Meski pemain veteran mungkin akan menyamakannya dengan mode Hardpoint seperti di seri lain, tapi perbedaannya Patrol akan merubah posisi dari tiap Capture Point ke sekitar penjuru map.
Pada awal permainan kamu dan tim lawan harus langsung mencari Capture Poin yang ditandai dengan lingkaran besar yang menyala di sebuah area. Saat kamu dan rekan tim berada dalam zona tersebut tanpa adanya tim lawan, maka timmu akan mendapat poin yang terus terakumulasi sampai ada musuh yang masuk ke zona tersebut dan membuat perolehan skor terhenti, begitu pula sebaiknya. Jadi misi kamu adalah untuk mempertahankan zona yang ada dan mengumpulkan poin sebanyak mungkin sembari memastikan tidak ada pemain dari tim musuh yang masuk ke zona tersebut.
Kamu tidak perlu merasa putus asa meskipun musuh mendapat poin lebih banyak di awal, karena zona yang mereka kuasai tidak akan terus bertahan karena Capture Point di mode Patrol akan terus berpindah ke lokasi berbeda. Jadi ada banyak kesempatan untuk membalikan keadaan selama timmu tidak ketinggalan terlalu jauh dari perolehan poin. Skenario yang sama juga berlaku untuk timmu, sehingga harus ada penyesuaian strategi baru terutama untuk memastikan agar tim musuh tidak dapat menguasai Capture Point di awal atau fase selanjutnya, karena proses untuk merebutnya jauh lebih sulit.
Selain Patrol, mode selanjutnya yang sempat kami coba adalah Team Deathmatch. Ini adalah mode multiplayer klasik yang selalu ada di tiap game baru Call of Duty dan sejak dulu formatnya tidak berubah. Jalannya permainan masih sama, yaitu kamu dan tim harus mencapai batas poin tertinggi lebih dulu dengan cara mendapat perolehan kill terbanyak. Setiap pertandingan Team Deathmatch berlangsung cukup cepat sehingga ada sensasi nagih untuk kembali memainkannya lagi.
Terlepas dari statusnya sebagai mode di porsi multiplayer Call of Duty terpopuler, ini juga termasuk mode yang paling sederhana dan terkadang lebih mengandalkan skill individu daripada tim. Buktinya cukup jelas saat kami memainkan dua match dan hanya mendapat kill sedikit tapi pada akhirnya tetap menang karena ada anggota tim yang terlalu jago saat main. Perlu kami bahas juga kalau tingkat brutalitas dalam Call of Duty Vanguard benar-benar dibuat lebih nyata, yang mana di mode permainan apapun kamu bisa melihat musuh kehilangan anggota tubuh atau organ yang berceceran akibat tembakan fatal. Cukup menjijikan memang, tapi ini semakin menambah kesan imersif dari potret perang asli di dunia nyata.
Sebagai tambahan ada juga semacam fitur khusus yang diberi nama Combat Pacing. Ini adalah fitur yang memungkinkan pemain untuk menentukan pengalaman multiplayer mereka sendiri. Beberapa opsi yang ditawarkan fitur ini adalah Tactical (pacing pertempuran taktikal yang familiar bagi fans veteran, mode ini selalu berbasis 6v6), Assault (pacing pertempuran stabil yang memungkin pemain mendapat jeda waktu untuk menenangkan diri dan mengamati situasi, ini adalah opsi pacing yang terasa seperti perpaduan Tactical dan Blitz), sedangkan yang terakhir adalah Blitz (pacing pertempuran untuk pemain yang ingin mengetes skill bermain dengan porsi pertempuran melimpah).
Kesimpulan
Kami memang bukan fans Call of Duty sejati yang selalu mengikuti tiap rilis seri baru, apalagi yang sampai sering menyentuh porsi konten multiplayernya. Tapi pengalaman yang kami dapat dari sesi hands-on dengan mode multiplayer di Call of Duty Vanguard harus diakui cukup berkesan. Menghiraukan kendala matchmaking yang sempat memotong banyak jatah waktu bermain, mode multiplayer di gamenya memang terasa sangat seru dan sampai membuat kami tidak tersadar kalau waktu sudah berlalu sangat cepat. Sensasi seperti ini sudah cukup jarang kami rasakan dari beberapa game multiplayer terakhir yang dimainkan, jadi bisa dibilang Call of Duty Vanguard cukup sukses dalam menarik minat kami pada ranah kompetitif game shooter.
Sensasi bermain yang seru apalagi terletak dari pilihan mode multiplayer yang ditawarkan. Baik itu dari Champion Hill dengan sensasi turnamen mini ala battle royale unik, hingga Patrol yang terus mengejutkanmu dengan situasi pertempuran yang terus berubah-ubah, setiap mode permainan yang kami coba dari dua sesi hands-on multiplayer Call of Duty Vanguard terhitung memuaskan. Atmosfer pertempuran yang lebih intens dan brutal layaknya perang sungguhan juga menjadi nilai plus tersendiri. Jika pihak developer dapat terus memoles kualitasnya, maka kami yakin kalau para fans veteran akan puas dengan apa yang akan mereka dapatkan dari game ini.
Call of Duty: Vanguard sendiri rencananya akan dirilis pada tanggal 5 November mendatang di PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series, dan PC via Battle.net.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post