Serial antologi The Dark Pictures dari Supermassive Games akhirnya sudah memasuki game terakhirnya, dan malam ini mereka telah resmi memperlihatkan presentasi gameplay perdana dari House of Ashes. Bagi kamu yang sempat melewatkan sesi presentasinya, langsung saja simak detail lengkapnya di bawah:
Kebetulan kami sudah diundang dalam sesi preview awal House of Ashes dan mendapatkan gambaran yang cukup jelas, baik itu mulai dari konsep cerita hingga gameplay yang ditawarkannya. Perlu kami peringatkan kalau sesi preview yang dirangkum dalam artikel ini mengandung SPOILER, jadi bagi yang ingin memainkan gamenya secara “blind”, mungkin kamu hanya perlu membaca beberapa poin pengenalan awal saja.
Sebelum Masuk ke Preview…
Sesi presentasi gameplay kali ini dibawakan oleh Will Doyle yang merupakan sang Game Director dari Supermassive Games UK. Normalnya mereka ingin mengadakan sesi roadshow untuk mempromosikan game ini di berbagai event pameran, tapi efek pandemi COVID-19 tidak memungkinkan mereka untuk melakukannya. Seperti biasa, mereka berusaha menghadirkan cara baru untuk menantang dan membuat pemain merasa ketakutan di seluruh seri Antologinya. Tidak terkecuali di House of Ashes, yang mana kamu masih harus menentukan nasib dari lima karakter utama.
Rute cerita bercabang dengan ending berbeda sudah pasti akan tetap kembali, dan House of Ashes juga mengadopsi cerita yang terinspirasi dari peristiwa dan legenda di dunia nyata. Sebagai contoh Man of Medan mengambil inspirasi dari Ourang Medan, sementara Little Hope berfokus ke ritual penyihir Salem dan Andover. Kamu bisa simak teaser trailer dari House of Ashes di bawah ini untuk mendapatkan gambaran ceritanya:
Untuk tema ceritanya, The Dark Pictures: House of Ashes kali ini mengambil setting di Irak tepatnya pada tahun 2003 lalu, dimana anggota CIA bernama Rachel King dan pasukannya sedang menjalani misi penyergapan pabrik pembuatan senjata biologis di pegunungan Zagros. Saat sampai di titik sasaran, unit tersebut terjebak dalam musibah yang membawa mereka ke sebuah reruntuhan Sumeria yang terkutuk dan seolah membangkitkan sosok jahat yang mengantui daratan gurun tersebut. Jika dilihat-lihat, konsepnya kali ini seperti melibatkan kekuatan mistis atau roh jahat dari mitologi kuno.
Apa Itu The Dark Pictures: House of Ashes?
Tentu saja Doyle tidak ingin membagikan terlalu banyak detail yang berujung pada spoiler, apalagi untuk game yang cukup menaruh fokus pada konten ceritanya, tapi setidaknya dia memberikan gambaran jelas untuk setting dan sinopsis ceritanya. Jadi cerita dalam House of Ashes benar-benar akan membawa pemain dalam peristiwa yang mengakar pada legenda tanah Iraq yang sempat masuk dalam bagian Mesopotamia tepatnya 6000 tahun lalu. Sebuah candi misterius yang menjadi pusat dari cerita di game ini dibangun oleh seseorang bernama Naram-Sin yang mengaku sebagai raja Akkadian Empire di masa lalu.
Dengan gelar dan kekuasaannya yang semena-mena tersebut, Naram-Sin membuat para dewa marah dan berujung membawa kerajaannya pada akhir mengenaskan dengan wabah kelaparan, penyakit, hingga peperangan. Candi yang dijadikan sebagai tempat untuk menenangkan kutukan dewa tidak memberikan efek dan akhirnya berakhir terkubur seiring beralihnya zaman. Hingga masuk ke era modern dimana peristiwa dalam House of Ashes terjadi, kelompok CIA serta tiga karakter tentara lainnya harus berhadapan dengan takdir mengerikan di daratan terkutuk tersebut.
Kelima karakter utama dalam game ini adalah anggota CIA Rachel King dan suaminya Eric King, anggota Marine Jason Kolchek dan Nick Kay, serta seorang tentara Irak bernama Salim Othman. Dalam perjuangannya untuk bertahan hidup, kelima karakter ini akan dihadapkan pada dua kelompok musuh yaitu kelompok prajurit Irak yang berbahaya serta makhluk tidak dikenal yang bersembunyi di balik kegelapan. Keterlibatan Salim Othman sebagai karakter utama adalah sesuatu yang sangat menarik, karena pemain dapat menjalin kerjasama dengan setidaknya perwakilan dari prajurit Irak yang sepertinya memang memiliki pengalaman mengenai hal-hal mistis.
Selain Othman, setiap karakter utama memiliki pembawan, pengalaman, serta kemampuan spesialisasinya sendiri. Contohnya seperti Rachel yang memiliki wawasan luas soal sejarah kuno, yang mungkin saja bisa membantunya bertahan hidup dalam skenario yang melibatkan roh jahat dari masa lalu.
Dalam pengembangan House of Ashes, Supermassive Games telah mengambil inspirasi dari dari film seperti Aliens, Predator dan The Descend. Ada juga tambahan inspirasi dari karya H.P. Lovecraft, terutama dari novel At the Mountains of Madness. Mungkin sebagian dari kamu yang tidak asing dengan karya Lovecraft bisa mengamati persamaan antara game ini dengan The Descend, jadi bagi yang belum membaca sisa ceritanya mungkin akan memberi pengalaman yang sangat menarik.
Masuk ke sesi preview, House of Ashes dijelaskan sebagai game eksplorasi bertema horror, yang mana pemain harus mengendalikan beberapa karakter utama dalam usahanya untuk memecahkan misteri dan bertahan hidup dengan mengandalkan kemampuan terbaiknya. Dalam cerita yang menghadirkan tema kesetiaan, tanggung jawab, rasa percaya, dan keyakinan untuk menghadapi bahaya yang tidak diketahui, setiap karakter utama dalam game ini akan dihadapkan pada banyak keputusan penting untuk diambil. Baik itu untuk bertahan hidup seorang diri atau menyisihkan perselisihan dan bekerjasama demi meningkatkan faktor keselamatan.
Sumber bahayanya benar-benar terasa nyata, dan Doyle menjelaskan kalau monster dalam game ini adalah salah satu makhluk paling rumit yang pernah mereka ciptakan. Dia mengatakan kalau mereka “sangat nyata dan mengancam”, apalagi akan ada sarang yang dipenuhi dengan monster-monster ini yang nantinya akan ditemui pemain. Selain mengambil setting gameplay di tempat seperti lorong gua dan bagian sempit lainnya, sepanjang permainan akan ada beberapa tempat dengan ruang bermain yang lebih luas untuk dieksplorasi. Meskipun tempat luas seperti itu bisa memberikan sedikit kelegaan, tapi justru ini dapat membuat pemain terasa diekspos dengan jelas dan membuat mereka seolah kehilangan pertahanan dari sekian banyak makhluk misterius yang mengintai dibalik kegelapan.
Bagaimana dengan Mekanisme Gameplaynya?
Mekanisme gameplay utama dalam House of Ashes tidak mengalami banyak perbedaan dibanding seri The Dark Pictures lainnya. Tapi satu perbedaan paling besar yang dibawa oleh seri ini adalah sudut pandang yang tidak lagi menggunakan Fixed Camera, jadinya sekarang pemain dapat mengontrol sudut padang gameplay secara bebas untuk membuat eksplorasi terasa lebih imersif. Ini adalah perubahan yang sangat kami sukai, karena semua game horror dari Supermassive Games sebelumnya selalu mengusung sudut pandang gameplay yang identik dan mulai terasa repetitif.
Keseluruhan porsi gameplaynya berfokus pada sisi eksplorasi, dan untuk memudahkan petualanganmu sudah ada tombol khusus untuk menggunakan senter yang dapat menerangi tempat-tempat gelap yang ada di reruntuhan kuno dan gua-gua mengerikan. Menggunakan senter akan membuat karaktermu menjadi lebih lambat, untuk itu jangan selalu menggunakannya setiap saat karena pasti ada momen dimana kamu harus dapat bergerak lebih cepat, terutama saat dihadapkan pada bahaya yang mengintai.
Kehadiran konsol generasi selanjutnya juga membuat tim developer menyisihkan waktu untuk membuat versi upgrade yang memanfaatkan performa dari PS5 dan Xbox Series. Sebagai tambahan, game ini masih akan dibagi dalam empat mode utama yaitu Shared Story, Movie Night, serta Single Player (Main Theatrical Cut dan Curator’s Cut dari tambahan bonus pre-order).
Bagi yang tidak keberatan dengan sedikit spoiler, rekan media kami kebetulan sudah merekam gameplay 17 menit pertama House of Ashes yang bisa kamu simak di bawah ini:
Nah, itulah rangkuman singkat kami dari sesi preview The Dark Pictures: House of Ashes. Bagi kamu yang tertarik, game ini rencananya akan dirilis tahun ini di PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series dan PC. Sementara untuk dua seri sebelumnya yaitu The Dark Pictures: Man of Medan dan The Dark Pictures: Little Hope sudah tersedia di platform yang sama.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.

@gamerwk_id
Discussion about this post