Berawal dari prototype yang sudah mulai terlahir sejak 2015, akhirnya A Space for the Unbound yang bisa dibilang adalah game terbesar Mojiken Studio telah tiba. Gamenya memang belum sepenuhnya tersedia untuk semua pemain saat review ini ditulis, tapi kami sudah berkesempatan untuk memainkannya selama satu minggu terakhir dan mendapat impresi yang cukup. Hanya saja perlu ditekankan kalau ini adalah game yang menaruh fokus penuh pada cerita, sesuatu yang memang tidak perlu dijelaskan lagi, tapi kami rasa ini tetap penting untuk ditekankan demi menjaga ekspektasi sebagian pemain.
Meski begitu, A Space for the Unbound adalah game petualangan penuh kejutan di berbagai aspek, dan kesan tidak terprediksi inilah yang kami rasa jadi kekuatan utamanya. Lalu bagaimana dengan gamenya secara menyeluruh? Apakah Mojiken Studio dan para publisher berhasil menyuguhkan game yang dapat menjawab hype luar biasa yang mengikuti? Langsung saja simak ulasannya!
Jalan Cerita
Seperti yang sudah kami sebut, dari semua aspek yang membuat A Space for the Unbound benar-benar bersinar tentu saja adalah ceritanya. Ini adalah sesuatu yang sudah dapat kamu rasakan setelah menonton beberapa trailer atau lebih baik lagi ketika sempat menyelesaikan demo Prolog. Kami selalu menyukai jenis game seperti ini, terutama yang memungkinkanmu untuk benar-benar berinteraksi dengan dunia, bukan hanya membayangkan apa yang terjadi di balik layar seperti dalam novel visual. Ini benar-benar mengingatkan kami kembali pada 13 Sentinel: Aegis Rim yang merupakan judul lain yang merupakan favorit pribadi, jadi lebih banyak game seperti ini rasanya memang wajib.
Ceritanya berlatar belakang di area pedesaan Indonesia pada tahun 90-an, di mana kamu akan berperan sebagai seorang siswa sekolah menengah bernama Atma saat ia mencoba mengungkap anomali supernatural yang terjadi dalam kehidupan sehari-harinya, yang tampaknya juga terus berulang dan membawa lebih banyak tanda tanya daripada jawaban. Ini adalah kisah yang membuatmu terus menebak-nebak, tapi juga menawarkan pengalaman damai dan relatable yang mungkin akan mengingatkan beberapa orang kembali ke masa remaja mereka. Jangan salah, karena A Space for the Unbound masih membahas beberapa topik berat seperti depresi, kecemasan, dan segala macam masalah kesehatan mental yang mungkin tidak ingin dilihat semua orang, tapi pada akhirnya ini tetap menawarkan pesan yang sangat penting.
Satu hal yang sangat kami apresiasi dari porsi cerita adalah karakternya, terutama sang protagonis Atma. Tidak ada yang begitu menonjol dari karakternya sendiri, tapi sikap dan cara dia bereaksi benar-benar membuat cerita gamenya terasa menyenangkan untuk diikuti. Dia bisa menjadi konyol, serius, simpatik, pekerja keras, dan sabar, tapi yang paling penting dia tidak mengerti tentang semua hal gila yang terjadi di sekelilingnya seperti halnya kita sebagai pemain. Kadang-kadang kami merasa seperti melihat proyeksi diri sendiri di dalam game, tapi kali ini dari karakter yang sudah ada dan bukan dari avatar hambar. Karakter lain yang juga berujung jadi favorit kami adalah Raya, dia adalah pacar dari Atma dan seseorang yang kami bayangkan akan mengejutkan banyak pemain, meski ada baiknya untuk tidak perlu dijelaskan alasannya.
Semesta Nostalgic yang Berpadu Grafis Pixel Menawan
Ini mungkin bukan style pixel art yang paling halus atau paling detail di luar sana, apalagi jika kamu sampai ingin membandingkannya dengan HD-2D, tapi kami benar-benar sangat menyukai estetika di game ini. Secara keseluruhan, game ini terlihat indah dan menawarkan suasana nostalgia yang benar-benar membawamu ke Indonesia di era 90-an. Ada warung dan tenda makan yang tersebar di berbagai tempat, tenda pernikahan yang menghalangi jalan, bapak yang mendengarkan musik keroncong, seorang ibu yang membersihkan jalan dengan selang air, dan yang terbaik dari semuanya adalah banyaknya kucing liar di mana-mana yang dapat kamu elus dan bahkan diberi nama. Untuk seseorang yang sudah tinggal di kota besar selama bertahun-tahun, kami sangat merindukan gambaran pedesaan Indonesia yang biasa dilihat saat masa kecil.
Gaya pixel art-nya benar-benar memperkuat sensasi nostalgia yang menurut kami tidak akan sama jika game ini menggunakan grafis yang realistis. Ada juga adegan terpisah yang mereka buat untuk memperkaya pengalaman bermain, terutama yang memperlihatkan gaya sinematik untuk cerita atau kejadian acak di mana kamu benar-benar bisa melihat kualitas pixel artnya. Kami bisa melihatnya sebagai sesuatu yang opsional, tetapi sangat penting untuk membuat pengalaman yang lebih menarik dan mereka benar-benar melakukannya.
Lalu Bagaimana dengan Gameplay?
Jadi, seperti apa gameplay yang ditawarkan? Seperti yang kami sebutkan, ini adalah game petualangan kasual, tetapi sebenarnya ada lebih banyak aktivitas yang bisa dilakukan. Game ini cukup linear tapi kamu akan dapat memiliki lebih banyak kebebasan untuk menjelajahi beberapa tempat untuk memajukan cerita. Alur gamenya dimulai dengan sangat sederhana di mana kamu memiliki ruang yang sangat terbatas untuk berkeliling dan memecahkan beberapa puzzle sederhana. Gamenya akan semakin terbuka setelah Prolog dan ada banyak hal baru yang akan kamu alami di setiap Chapter, baik itu dari puzzle, event sampingan, atau bahkan mini-game yang bisa kamu coba.
Mekanisme utamanya melibatkan kekuatan supranatural untuk masuk ke dalam pikiran orang lain dengan membaca Magical Red Book. Mekanik ini disebut Spacedive dan kamu hanya bisa memicunya ketika bertemu dengan seseorang yang memiliki masalah mental atau tidak dapat menyingkirkan sesuatu yang masih melekat di pikiran mereka. Orang-orang ini akan ditandai dengan bunga kuning di atas kepalanya di mana kamu nantinya dapat berinteraksi dan masuk ke dalam pikiran mereka. Begitu masuk ke dalam, kamu bisa melihat gambaran dari emosi yang mereka hadapi dan membantu mereka untuk membebaskan diri atau menemukan resolusi yang dicari. Permainan ini selalu melibatkan pemecahan puzzle di mana terkadang kamu harus keluar dari alam bawah sadar mereka untuk menemukan benda-benda tertentu atau petunjuk untuk mendorong progress dengan mengeksplor dunia nyata.
Ini adalah salah satu bagian favorit kami dalam game ini karena puzzlenya sangat menyenangkan dan unik antar satu sama lain, dan ini datang dari seseorang yang tidak suka dengan puzzle dalam video game. Faktor terbesar mengapa kami sangat menyukainya adalah bagaimana mereka memasukkan cerita dari setiap karakter yang kamu coba bantu, termasuk bagaimana puzzle tersebut juga dirancang agar sesuai dengan kondisi pikiran mereka. Meskipun sebagian besar puzzle mudah dipecahkan, namun perlu waktu dan mereka bahkan memperkenalkan Crossdive di mana kamu bisa memasuki pikiran seseorang yang ditemui di dalam pikiran orang lain yang baru saja dimasuki, jadi ini bisa sedikit rumit dan memperpanjang proses untuk mencapai segmen cerita selanjutnya.
Selain itu, game ini akan memberi akses ke beberapa mini-game, Collectible untuk diburu, Tales untuk diungkap, dan bahkan sesi combat sederhana dengan gaya QTE untuk membuat alur gameplay terasa tetap segar. Tujuan yang harus kamu capai bisa terasa seperti tugas dan bagaimana beberapa bab hanya melibatkan satu tugas utama yang tampaknya menyeret, tetapi A Space for the Unbound mendesainnya sedemikian rupa sehingga selalu menarik dan tidak dapat diprediksi. Jika ini adalah game lain, ini tidak akan lebih dari sekadar serangkaian misi pengambilan yang akhirnya mengarah ke misi utama setelah proses yang sangat membosankan.
Bagian yang Dirasa Kurang..
Kami sebenarnya tidak menemukan banyak kekurangan serius kecuali dari beberapa nitpick pribadi yang mungkin tidak begitu penting bagi pemain lain. Pertama adalah susunan pilihan dialog yang perlu kamu geser ke kanan dan kiri daripada dibuat jadi list, yang mana awalnya kami cukup bingung dan tidak sengaja melewati beberapa percakapan, tapi untungnya game ini sudah menyediakan fitur Text Log. Berbicara tentang opsi dialog, kami lebih suka jika game ini memberimu lebih banyak tekanan/konsekuensi dari peristiwa tertentu daripada hanya mengikuti satu benang cerita yang sudah disusun. Ceritanya memang sangat menarik, tapi pada saat bersamaan kami ingin agar sang karakter utama dibuat lebih fleksibel dalam penggambarannya yang juga bisa mendorong replayability.
Hal lain yang menjadi keluhan kami adalah opsi bahasa Indonesia. Style dialognya terasa sangat kaku atau terlalu formal, bisa dibilang jenis percakapan yang tidak akan kamu dengar di keseharian orang Indonesia kecuali jika datang dari orang luar negeri yang baru belajar bahasanya untuk pertama kali. Setidaknya menurut kami game ini akan terasa lebih seru dengan style terjemahan yang kasual untuk dialognya, terutama demi memperkuat pembawaan dari tiap karakter.
Kesimpulan
Kami bisa mengatakan kalau penantian untuk A Space for the Unbound cukup terbayar dengan manis. Ini adalah pengalaman yang penuh dengan kedamaian, indah, unik, dan juga selalu menggugah rasa penasaran dari awal hingga akhir. Bahkan dengan begitu banyak fokus pada ceritanya, game ini masih menawarkan porsi gameplay yang solid dengan beberapa mekanisme unik dan fresh. Tapi mengesampingkan semua itu, gamenya memang tidak terprediksi dan inilah hal terbaik darinya, kecuali jika kamu sudah terbiasa dengan banyak konsep cerita gila dari game visual novel dan punya kepekaan tajam untuk menebak perkembangan plot. Beberapa aspek seperti pilihan dialog dan terjemahan bahasa Indonesia seperti yang kami jelaskan di atas memang cukup disayangkan, tetapi itu bukan sesuatu yang sampai merusak pengalaman berkesan dari gamenya secara menyeluruh.
A Space for the Unbound sendiri mulai rilis di PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series, Nintendo Switch, dan PC via Steam pada 19 Januari 2023. Sementara untuk versi fisiknya sendiri akan mulai dipasarkan di Indonesia pada 23 Februari mendatang.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
A Space for the Unbound
PROS
- Cerita menggugah dan sulit terpediksi
- Karakter menarik nan memorable
- Penggambaran Indonesia era klasik yang indah lewat style pixel art
- Alur gameplay yang fresh dan dipenuhi banyak aktivitas
CONS
- Progress cerita yang bisa terlalu linear dan minim konsekuensi
- Opsi bahasa Indonesia yang terlalu kaku/formal
Discussion about this post