Selama beberapa tahun belakangan ini, teknologi PC handheld semakin ramai diperbincangkan, terutama sejak Valve merilis Steam Deck yang dianggap sangat mutakhir, dimana PC dalam genggaman tersebut mampu memainkan berbagai game-game AAA. Tidak cuma itu, ada juga banyak perusahaan third-party yang membuat perangkat sejenis, seperti misalnya Ayaneo Air.
Spesifikasi Singkat Ayaneo Air
- Display: 5.5” 1920 x 1080
- Storage: 512GB + microSD slot
- APU: AMD Ryzen 5 5560U
- RAM: 16GB
Ayaneo Air digadang-gadang mampu memainkan berbagai game PC dimanapun dan kapanpun sebagai sebuah PC handheld. Apakah memang benar seperti itu? Kami mendapatkan kesempatan untuk nyobain PC portable tersebut. Mari simak artikelnya!
Desain yang Simpel
Sejujurnya, ketika pertama kali digenggam, Ayaneo Air langsung terasa nyaman dan pas ditangan saya yang besar. Ukurannya tidak terlalu berat namun juga tidak terlalu besar. Awalnya rada skeptis dengan ukurannya yang tak terlalu bulky, namun grip tangan saya berasa pas dengan handheld ini.
Untuk tombolnya, kami sebenarnya tidak ada protes soal performanya, tekanannya pas dan responsif. Namun jika berbicara soal preferensi pribadi, saya tidak begitu menyukai tombol D-Pad dengan sistem satu blok, lebih nyaman dipisah layaknya kontroler PlayStation. Soal tombol trigger kami hanya sedikit protes pada bagian RB/LB yang terlalu tipis dan analog yang kecil untuk jari saya yang besar.
Salah satu yang menjadi keunikannya adalah dua port USB Type-C untuk charging. Jadi, saya memiliki dua pilihan. Misalnya, saya lebih nyaman charging lewat port dibagian atas ketika memainkan handheld tersebut secara langsung tanpa kontroler tambahan. Namun, jika saya ingin memainkan game memakai gamepad, maka charge lewat bagian bawah akan lebih baik. Intinya, pengguna disini diberikan beberapa opsi sesuai dengan kenyamanan masing-masing.
Ayaneo Air menggunakan Windows 11 sebagai basis utamanya. Untuk berbagai kemudahan, UI nya memiliki semacam “game tray” untuk meluncurkan berbagai game dan aplikasi. Namun anehnya, terkadang aplikasi atau game yang diinstall tidak akan langsung terdeteksi oleh sistemnya, maka dari itu membuka Steam dan memainkan dari sana lebih baik dan optimal.
Berbicara soal berbagai fungsi, Ayaneo Air juga memungkinkan pengguna untuk memeriksa kondisi perangkatnya seperti load, suhu, berapa RAM yang terpakai, kencang lambatnya kipas yang berputar, hingga mengatur Power Saving atau Game Mode sesuai penggunaan. Jika tombol secara default kurang nyaman, pengguna juga bisa mengubah dan mengkostumisasinya.
Performa Main Game yang Belum Stabil
Berbicara soal bagaimana pengalaman bermain game di Ayaneo Air, performa yang dimilikinya sebenarnya tidak terlalu mewah, namun juga tidak terlalu mengecewakan. Kami mencobanya untuk berbagai skema game seperti fighting, shooter, dan juga game-game kasual santai.
Ketika dicoba memainkan game fighting seperti Guilty Gear Strive, game tersebut benar-benar unplayable di handheld ini. Sementara ketika dipakai main game fighting seperti Jojo’s Bizzare Adventure, PC handheld ini mampu menjalankannya dengan smooth tanpa masalah dengan framerate stabil.
Saya juga coba memainkan game shooter seperti Destiny 2 di PC handheld ini. Hasilnya tidak semengesankan yang saya kira. Kualitas grafis diatur menjadi “auto” dan mendapatkan downgrade visual yang cukup kerasa karena keterbatasan jeroan. Namun, gamenya masih cukup playable dengan framerate yang seadanya. Ketika dipakai main game shooter tombol trigger untuk menempak terasa smooth dan responsif. Namun, harus diakui juga kalau tombol analog dan trigger disini terlalu kecil dan membutuhkan waktu untuk terbiasa.
Ayaneo Air jauh lebih asik dan pas ketika dicoba memainkan game kasual dan nyantai seperti Hyper Light Drifer, berjalan di 60 FPS, framerate yang stabil. Game lainnya seperti beat refle juga bisa dimainkan, lengkap dengan berbagai fungsi yang ada di dalam gamenya.
Kesimpulan
Sebagai zaman yang menuntut serba mobilitas tingkat tinggi, PC handheld bisa menjadi jawaban untuk para gamer yang memang memainkan banyak game sekaligus dengan pilihan library yang lebih luas di Steam. Namun, PC handheld seperti Ayaneo Air sepertinya belum terlalu siap karena masih ada banyak kekurangan seperti ada game yang unplayable, atau pengorbanan kualitas visual yang terlalu jauh ketika memainkan game-game AAA.
Namun emang harus dikaui, performa Ayaneo Air sudah cukup impresif untuk sebuah PC dalam genggaman, dimana bisa memainkan game shooter seperti Destiny 2 saja sudah cukup impresif. Desain yang mereka bawa juga terlihat simpel namun memiliki fungsi dan kegunaan yang terasa pas.
Tertarik untuk meminangnya? Ayaneo Air dibanderol dengan harga USD 899 atau sekitar IDR 14 Jutaan. Sama seperti Steam Deck, sayangnya produk tersebut tidak tersedia resmi di Indonesia. Jangan lupa kunjungi situs resminya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game dan teknologi lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post