Tidak berbeda jauh dengan Assassin’s Creed, bagi kami Far Cry adalah franchise game dari Ubisoft yang masih meninggalkan kenangan berarti dari masa remaja. Setelah sekian lama tidak menyentuh game baru yang dirilis setelah seri keempat, kami akhirnya sudah mendapat kesempatan terlibat dalam dua sesi preview berbeda bahkan hingga wawancara dengan pihak developer untuk membahas lebih dalam soal Far Cry 6. Harus diakui kalau game barunya ini memang memiliki potensi untuk jadi seri paling ambisius dan bahkan bisa menyaingi kualitas seri ketiganya yang masih sangat ikonik.
Daya tarik Far Cry 6 ini tidak hanya ada dari kehadiran sosok antagonis hingga setting konflik baru yang menjanjikan, tapi juga bagaimana gamenya berusaha mendorong berbagai aspek yang sudah melekat kuat pada franchisenya ke tingkatan berbeda. Rasa penasaran kami mengenai kualitas versi penuh akhirnya terjawab sudah, karena kami akhirnya sudah mendapat kesempatan untuk memainkan gamenya lebih dulu selama satu minggu terakhir. Lalu apakah Far Cry 6 berhasil hadir sebagai seri yang sesuai ekspektasi atau malah sebaliknya? langsung saja simak rangkuman review kami di bawah ini.
Sebelum Memulai Permainan
Dari awal saat masuk ke gamenya kamu akan langsung disuguhkan dengan fitur aksesibilitas yang begitu lengkap, dengan pemberian preset yang disesuaikan dengan selera pengguna. Setiap opsi yang ditawarkan benar-benar sangat membantu, seperti fitur Menu Narration yang memungkinkan pemain dengan gangguan penglihatan untuk mengakses menu dengan mengandalkan arahan audio. Menariknya game ini di awal hanya dibagi dalam dua tingkat kesulitan yaitu Action Mode dan Story Mode. Action Mode menawarkan pengalaman Far Cry klasik yang cukup menantang dan paling balanced, sedangkan Story Mode dibuat jauh lebih mudah agar pemain bisa melakukan progress tanpa banyak hambatan.
Opsi minimalis seperti ini memang lebih kami sukai, tapi permasalahannya ada perbedaan tingkat kesulitan yang cukup besar antara kedua mode tersebut. Kami memainkan Far Cry 6 di konsol PlayStation 5 dan kurang handal dalam melakukan manuver cepat karena menggunakan DualSense, jadi ada banyak momen di mana kami kehilangan momentum dan seolah menyerahkan diri hanya untuk ditembak musuh. Action Mode mungkin akan terasa jauh lebih nyaman saat dimainkan di PC, tapi bagi pemain yang tidak terbiasa memainkan FPS dengan controller pasti akan merasa kewalahan. Masalahnya kami juga tidak bisa merekomendasikan Story Mode, karena tingkat kesulitan yang ditawarkannya memang benar-benar sangat mudah. Ketidakseimbangan tingkat kesulitan inilah yang jadi salah satu alasan kenapa kami sulit untuk bisa menikmati porsi awal-awal permainannya.
Jalan Cerita
Cerita dalam Far Cry 6 dimulai saat Antón Castillo yang merupakan sang antagonis utama gamenya terlihat berusaha mencapai sebuah misi ambisius, yaitu membangun kembali “surga” atau dalam artian lain menyelamatkan dunia dari Kanker lewat pembuatan obat spesial bernama Viviro. Meski terdengar seperti tujuan yang mulia, Castillo ternyata adalah diktator kejam yang memiliki kontrol penuh akan pulau Yara (setting utama gamenya) dan menjadikan para penduduk sebagai budak yang bekerja dibawah kekuasaannya. Permasalahannya muncul saat Viviro diketahui adalah obat dengan bahan tembakau khusus yang ditanam dengan pupuk berbahaya, yang kemudian memberi pengaruh buruk bagi kesehatan para pekerja hingga menjadi sakit parah. Siapapun yang menentang kekuasaan Castillo akan dieksekusi tanpa peringatan, jadi harapan sekarang terletak pada peran pejuang Guerrilla untuk merebut kebebasan mereka sekaligus mengembalikan kedamaian di Yara.
Dalam game ini kamu berperan sebagai penduduk lokal sekaligus mantan tentara bernama Dani Rojas, yang mana suatu hari dia dan dua teman terdekatnya yang berusaha kabur ke Amerika jadi terlibat dalam tragedi besar. Rencana Dani untuk kabur lewat sebuah kapal jadi berantakan setelah Diego yang merupakan anak Castillo ternyata kabur dari rumah dan berada di dalamnya, sebuah tindakan yang menyulut emosi sang diktator sampai memerintahkan prajuritnya untuk mengeksekusi semua yang berada di kapal tersebut. Tapi berkat kekuatan plot armor, Dani jadi satu-satunya orang yang masih selamat dan kini memiliki ambisi lebih kuat untuk membalaskan dendam sekaligus menjadi sosok Guerrilla sejati yang mampu membebaskan Yara dari kekuasaan Castillo.
Dari segi cerita sebenarnya tidak ada yang begitu spesial, dan bahkan kami bisa bilang kalau alurnya masih identik dengan game-game lain di serinya. Seperti bagaimana karakter utamamu terlibat dalam tragedi besar sehingga harus bergabung dengan kelompok khusus untuk menjatuhkan kekuasaan sosok diktator, selagi di saat yang sama mendapat kesempatan bertemu dengan sosok antagonis utama sejak awal permainan. Tapi jika ada satu bagian yang membuat kami kurang suka dengan penyampaian ceritanya, adalah bagaimana gamenya sering menyelipkan momen humoris yang kami rasa merusak intensitas konflik dan beberapa momen. Sebagai pujian tambahan, kami rasa seri keenamnya ini juga punya style terbaik dibanding hampir semua game Far Cry lainnya (kecuali Far Cry 4, style khas Himalaya dan India-nya bagi kami masih meninggalkan kesan paling spesial).
Setting Open World Baru yang Begitu Masif
Seperti yang sudah kami singgung di dua artikel preview sebelumnya, Far Cry 6 mengambil setting di sebuah pulau bernama Yara yang sempat diklaim Ubisoft sebagai map open world paling ambisius yang pernah mereka buat. Klaim ini memang tidak main-main, karena saat memainkannya langsung kami pasti akan dibuat takjub sekaligus merasa tertantang dengan begitu luasnya map tersebut. Selain menciptakan sebuah dunia baru yang begitu besar, Ubisoft juga menaruh perhatian ekstra pada detail spesifik untuk membuat eksplorasi terasa lebih menyenangkan. Contohnya seperti Esperanza yang menjadi ibukota dari Yara dibuat dengan perhatian ekstra juga untuk memberikan gambaran kuat dari dominasi kekuasaan Anton, terutama dari bagaimana penduduknya sebagian besar didominasi oleh kamu muda yang mengikuti jalan sebagai Guerilla.
Dominasi kekuasaan Castillo juga berhasil terpancar dengan sangat baik di game ini, seperti bagaimana kamu akan sangat sering berpapasan dengan tentara bawahannya di banyak tempat dan terbukti memberi ancaman besar. Ini membuat eksplorasi menjadi lebih menantang, seperti bagaimana jika kamu terbang menggunakan pesawat atau helikopter di suatu area dengan ketinggian tertentu, nantinya bisa ada serangan tidak terduga dari meriam Anton Flak yang selalu mengintai gerak-gerik di udara. Terkadang ada juga Checkpoint di beberapa tempat yang sulit dilewati karena ada pos pengintai musuh dan jebakan duri yang membuat ban kendaraan pecah.
Untungnya game ini sudah menyediakan Guerilla Path yang merupakan semacam akses jalur rahasia yang tersebar dan saling terhubung di seluruh pulau Yara. Jalur bercabang ini sangat penting untuk dimanfaatkan karena akan ada banyak keuntungan yang bisa didapat oleh pemain. Selain berjalan kaki, seperti biasa kamu juga bisa melakukan eksplorasi dengan kendaraan dan bahkan menunggangi Kuda juga. Intinya ada banyak elemen familiar yang akan kamu temui di game ini, tapi tidak sedikit juga konsep dan tambahan mekanisme baru yang membuatnya benar-benar terasa seperti game Far Cry yang lebih fresh.
Semua Tentang Perjuangan Guerrilla
Secara keseluruhan, gameplay dalam Far Cry 6 masih sangat identik dengan semua seri sebelumnya. Tapi satu aspek yang membuatnya terasa lebih unik adalah bagaimana gamenya berusaha menghayati “Resolver Philosophy”. Seperti yang sempat kami jelaskan di beberapa preview sebelumnya, ini adalah bagian penting dalam Far Cry 6, karena kamu akan berperan sebagai sosok pejuang Guerrilla yang dituntut dapat beradaptasi dengan situasi apapun. Konsep yang ada di dunia nyata dan lahir di wilayah Kuba ini memiliki artian pemecahan masalah, pemanfaatan sumber daya serta kreativitas. Karena pulau Kuba dikunci dari dunia luar selama sekian lama, para penduduk Kuba sudah terbiasa untuk menciptakan sesuatu dari apa yang mereka punya. Bermodalkan konsep itulah game ini berhasil membawa pendekatan gameplay yang lebih kaya akan kustomisasi kreatif.
Hanya saja kami mendapati kalau Far Cry 6 memiliki sistem pembangun yang lebih mirip game RPG, seperti bagaimana Skill Tree sudah dihilangkan serta musuh memiliki level berbeda. Meski perubahan ini kami rasa memang lebih cocok diaplikasikan ke game Far Cry dibanding Assassin’s Creed, tapi masih ada beberapa momen di mana strategi yang berusaha kamu bangun dalam menduduki markas musuh jadi berantakan karena kekuatan mereka ternyata lebih tangguh dari yang diduga. Contohnya seperti beberapa momen di mana kami gagal membunuh musuh meski sudah memberikan tembakan head shot telak, semua hanya karena mereka punya level tinggi dan HP lebih tebal. Combat dalam game ini bahkan bisa terasa seperti permainan gunting-batu-kertas, karena ada tipe musuh dengan tiga kelemahan berbeda yang masing-masing harus disesuaikan dengan jenis peluru yang kamu pakai di tiap senjata. Meski kamu sudah dibekali dengan slot senjata lebih banyak, terkadang ini masih membuat frustasi karena menyerang musuh dengan jenis peluru yang tidak cocok bisa membuat output damage menjadi sangat rendah.
Gamenya juga membawa sistem Camp / Headquarter utama yang sangat unik, seperti bagaimana seluruh sudut pandang gameplay berubah jadi tampilan third-person. Ada banyak aktivitas yang bisa kamu lakukan di camp seperti membangun serta upgrade fasilitas, mengikuti serangkaian misi baru yang tersedia atau mengirim sekutu untuk mengikuti misi Bandido, menjajal misi co-op Special Operation dengan teman, dan yang paling uniknya bisa mencoba mini-game sabung ayam dengan gameplay khas game fighting seperti Tekken.
Kustomisasi dan Sistem Companion Kreatif
Dihilangkannya Skill Tree memberikan Far Cry 6 lebih banyak opsi kustomisasi, karena sekarang kamu dapat mengganti pakaian serta gear untuk memperkuat Dani. amenya sendiri memiliki hampir 50 variasi senjata Military Grade yang bisa dimodifikasi dengan bebas. Selain menambahkan attachment standar, kamu dapat mengkreasikan senjata Resolver berbasis DIY yang memanfaatkan sumber daya tidak umum. Ini adalah salah satu elemen dalam gamenya yang merupakan wujud dari konsep “Resolver Philosophy” yang sudah kami jelaskan.
Tidak ketinggalan, Far Cry 6 masih memberikan pemain akses ke dua fitur lain yang tidak kalah menarik yaitu Supremo dan Amigo. Supremo sendiri adalah semacam ransel yang dapat memberikan buff serta serangan spesial layaknya ultimate yang dapat kamu gunakan sebagai senjata rahasia. Supremo favorit kami adalah Fantasma, yang mana kamu bisa mengeluarkan gas beracun untuk memanipulasi pikiran musuh agar bisa saling melawan satu sama lain. Selain itu, ada banyak Supremo dengan fungsi uniknya sendiri seperti mengeluarkan hujan roket sampai digunakan sebagai Jet Pack. Sementara Amigos adalah sistem Pet aka Companion yang memberikan opsi lebih unik. Jika di Far Cry 5 kamu hanya diberi opsi untuk punya peliharaan normal seperti Anjing, maka dalam Far Cry 6 sekarang kamu bahkan dapat memiliki peliharaan ekstrim seperti buaya pemakan manusia, anjing dengan kursi roda, hingga ayam dengan desain layaknya seorang punk rocker.
Kesimpulan
Karena sudah sempat memainkan versi demo dan mengamati gamenya lewat sesi presentasi panjang, impresi akhir yang kami dapatkan dari Far Cry 6 tidak berubah jauh. Meski gamenya membawa begitu banyak perombakan dan bisa dibilang sebagai seri paling “ambisius”, kami tidak sampai mendapati adanya momen atau pengalaman bermain dengan faktor “wow” besar. Tapi di sisi lain, tidak bisa disangkal kalau Ubisoft memang sudah menaruh perhatian lebih untuk menjadikan Far Cry 6 sebagai seri yang dapat memenuhi ekspektasi fans lama, meskipun mereka memang harus bersiap membiasakan diri dengan berbagai perbedaan baru yang tidak ada di game-game lamanya.
Dengan kembalinya setting tropis yang lebih masif, kehadiran sosok antagonis solid yang diperankan Giancarlo Espocito, serta pendekatan kreatif pada sistem gameplay dan kustomisasinya membuat Far Cry 6 layak mendapat tempat spesial sebagai salah satu game terkuat di franchisenya. Meski kami juga sempat menyebut kalau tidak begitu suka dengan pendekatan elemen RPG yang lebih dominan, setidaknya implementasi tersebut berakhir jauh lebih cocok jika dibandingkan dengan apa yang Ubisoft lakukan di Assassin’s Creed.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game mobile lainnya di Gamerwk.

@gamerwk_id
The Review
Far Cry 6
PROS
- Map open-world masif yang seru untuk dieksplorasi
- Anatgonis utama yang begitu ikonik
- Fitur aksesibilitas yang sangat memadai
- Supremo dan Amigo!
- Konten yang lebih padat dari game-game sebelumnya
CONS
- Elemen RPG yang butuh waktu sebelum bisa terbiasa
- Tingkat kesulitan tidak seimbang
- Overall masih sama seperti game Far Cry lama
Discussion about this post