Keraguan besar yang menyelimuti Forspoken menjelang rilisnya mungkin membuat sebagian gamer merasa ragu, apalagi setelah melihat sekian banyak review yang dirasa kurang maksimal terutama dari kalangan pemain. Meski begitu, menjajal gamenya secara langsung harus selalu dijadikan pertimbangan utama demi bisa mendapat impresi terbaik. Forspoken kebetulan adalah game yang sudah kami sempat mainkan dua kali lewat sesi demo terpisah, dan pengalaman yang ditawarkan di versi finalnya bisa dibilang lebih baik sekaligus lemah dari harapan.
Untuk ukuran sebuah game open-world RPG, mengagetkan juga saat kami tahu kalau durasi gamenya sendiri cukup singkat dan hampir kami tamatkan dalam sekali duduk. Ini tentu tidak bisa dijadikn tolak ukur akan kualitasnya secara menyeluruh, tapi pasti ada banyak pemain yang memiliki ekspektasi waktu bermain panjang. Lalu bagaimana dengan keseluruhan pengalaman yang dibawanya dalam waktu singkat tersebut? Berikut kami sudah rangkum reviewnya.
Jalan Cerita
Mungkin ini adalah bagian yang paling mengundang kritik terbesar dari Forspoken dan kami bisa setuju dengannya. Jadi gamenya sendiri bercerita tentang seorang remaja wanita asal Amerika Serikat bernama Frey Holland dan bagaimana pada suatu hari dia terbawa ke dunia fantasi Athia. Sebelum memulai petualangan di dunia tersebut saat dipertemukan dengan Cuff si gelang sihir yang bisa berbicara hingga mengemban misi untuk melawan kekuasaan Tanta Sila, Frey adalah remaja yang menjalani hidup susah dan hampir kehilangan segalanya.
Tapi daripada memandang petualangan barunya ini sebagai kesempatan untuk memulai kehidupan yang lebih baik, Frey justru bersikap sangat egois dan tidak ramah pada sekian banyak karakter yang berniat untuk membantunya. Dia mengungkapkan ketidaktertarikan untuk menyelamatkan dunia tersebut dan ingin kembali pulang ke dunia aslinya, meski kita sudah tahu kalau dia tidak memiliki apa-apa lagi selain dari penderitaan yang lebih menyakitkan. Bagian terburuknya adalah perdebatan dan lelucon cringe yang terus dilempar di banyak momen, terutama dari cekcok antar Frey dan Cuff yang cukup menjengkelkan.
Penyampaian cerita di gamenya juga terasa sangat dibatasi dan tidak menarik, seperti bagaimana kamu akan disodorkan dengan begitu banyak eksposisi di tempat dan bagaimana karaktermu terkadang harus berhenti untuk terlibat dalam percakapan datar yang tidak disuguhkan dalam cutscene. Bahkan cutscene paling berkualitas di gamenya tidak selalu nampak mengagumkan, khususnya pada ekspresi wajah karakter yang sering melompat antara aneh atau terlalu kaku. Lingkup dunia Athia yang sangat hambar dan sepi juga membuatmu sulit untuk bisa merasakan sensasi petualangan isekai yang sesungguhnya, tapi apa yang kami dapat hanya sekedar dunia fantasi yang terkesan seperti buatan AI generated.
Combat Berbasis Sihir yang Masih Cukup Seru
Keseluruhan gameplay Forspoken berkutat pada sihir, dan Frey bisa menggunakan berbagai kemampuan misterius yang menarik untuk membantunya dalam bertempur dan eksplorasi. Sekilas sistemnya bisa terasa kompleks, tapi berbagai lapisannya akan diperkenalkan secara bertahap agar tidak membuatmu kewalahan. Setiap set sihir memiliki dua jenis yang dibagi antara Support dan Offense. Support menggunakan tombol L2, sementara Offense dipasangkan ke R2. Idenya sendiri adalah agar kamu bisa terus menyerang dan menggunakan sihir support untuk mengendalikan kelompok besar atau membatasi / men-debuff target yang lebih kuat sambil tetap mempertahankan tempo ofensif.
Setiap mantra memiliki cooldown serta metode casting tertentu yang bisa dieksekusi dengan sekedar tap atau menahan tombol. Menahan tombol untuk mengeksekusi sihir bisa membuat efeknya jadi lebih kuat, atau bisa juga untuk menembakan proyektil seperti senapan mesin yang memang harus ditahan untuk efek maksimal. Apa yang membuat combatnya terasa lebih imersif adalah dukungan haptic feedback dan adaptive trigger dari kontroler DualSense PS5, apalagi bagaimana sensasi yang diberikan sudah dibuat menyesuaikan sihirnya.
Meskipun hanya ada satu jenis yang bisa diaktifkan, kami bisa menunda aksinya kapan saja dengan menahan tombol L1 atau R1 untuk beralih ke mantra aktif yang berbeda. Sayangnya kami hanya dibatasi untuk menggunakan sihir standar bawaan Frey hingga mencapai progress yang lebih jauh hingga di Chapter 6. Setidaknya kamu akan diberi akses ke lebih banyak sihir baru dengan kapabilitas ofensi maksimal dan jujur saja lebih seru dari sihir bawaan Frey, sehingga ada motivasi untuk terus bermain demi bisa merasakan combat yang intens dan menuntut adaptasi gaya bertarung baru. Gamenya memungkinkan perpindahan jenis mantra secara fleksibel, meski kami pada akhirnya masih belum terbiasa karena penyesuaian tombol aksi yang kurang nyaman, terutama jika ingin melakukan parkour sihir di tengah pertarungan.
Setiap mantra sudah dirancang untuk menghadapi jumlah atau jenis musuh tertentu di situasi berbeda pula, jadi kamu sudah sewajarnya untuk lebih bereksperimen pada kombinasi beragam mantra. Menemukan mantra yang bekerja dengan baik saat dikombinasikan tadi adalah manfaat lain dari mengganti loadout, karena sebagian besar musuh memiliki kelemahan terhadap salah satu set mantra Frey. Kamu bisa membuka lebih banyak mantra support dan meningkatkan sihir serangan saat mendapatkan Mana, yang berfungsi sebagai poin untuk melakukan upgrade. Efeknya sendiri bisa cukup besar, mulai dari peningkatan stats yang lumayan terasa serta efek sihir yang lebih diperkuat hingga mampu melibas lebih banyak musuh.
Singkatnya, sesi combat dalam Forspoken bisa cukup seru dan dikemas dengan tempo cepat yang lumayan memompa adrenalin. Bagian terbaiknya menurut kami adalah saat Frey dikepung oleh gerombolan musuh untuk selanjutnya mengeksekusi sihir AoE yang dapat melibas mereka, atau melompat dari musuh satu ke yang lain dengan eksekusi kombo super cepat. Jauh dari kata sempurna tentunya, karena combat di dalam game ini bisa terasa kurang memiliki impact, entah itu karena mantra Frey yang seperti hanya menggores musuh karena registrasi serangan lemah atau kualitas AI-nya yang begitu pasif.
Eksplorasi yang Lebih Kuat di Parkournya
Konsepnya sebagai game open-world tentu akan menyita banyak waktu bermainmu untuk eksplorasi, dan Athia sendiri adalah dunia yang cukup masif untuk diarungi dari ujung ke ujung. Ada kegembiraan sederhana pada parkour yang dinamai dalam game sebagai Flow. Frey dapat berlari melintasi map dan memanjat tebing dengan sangat mudah berkat parkour yang disempurnakan dengan sihir. Bagian terbaiknya adalah bagaimana kami bisa melakukan semua aksi akrobatik ini dengan sekali tekan tombol intuitif (tahan Lingkaran), sehingga mudah untuk melompati rintangan dan menaiki ketinggian baru. Seiring berjalannya cerita, lebih banyak opsi yang berfokus pada lintasan tersedia, memungkinkan Frey untuk mencapai lokasi dan hadiah yang semakin sulit.
Dunia terbuka Athia dibagi menjadi berbagai wilayah yang dihiasi dengan banyak misi sampingan dan landmark. Ini termasuk benteng dengan banyak musuh di dalamnya, rumah aman untuk membuat kerajinan dan beristirahat, ruang bawah tanah mini dengan bos khusus di ujungnya, monumen dan tempat berfoto yang akan menguji kemampuan parkour, uji coba waktu, dan benteng. Hanya saja setelah melihat runtutam aktivitas tersebut, tidak ada yang berubah drastis di keseluruhan gamenya setelah itu. Secara keseluruhan ada kekurangan pada sisi variasi, dan Forspoken hanya “mengisi” dunia dengan jenis aktivitas open-world standar yang cepat membuat bosan. Satu-satunya yang mendorong kami untuk mengejar aktivitas sampingan ini adalah peluang untuk mendapatkan lebih banyak mantra sihir dan reward sepadan demi memperkuat Frey.
Hal ini membuat dunia Forspoken terdengar tidak menarik, tapi kami tidak keberatan melintasi peta karena perjalanannya menyenangkan dan pertarungannya menarik. Juga menyenangkan karena game ini akan selalu memberi tahu kita tentang hadiah sebelum kita tiba. Jadi kita bisa menentukan apakah suatu lokasi layak dikunjungi jika hadiahnya berupa perlengkapan baru atau peningkatan statistik. Alasan lainnya adalah bagi mereka yang ingin membenamkan diri sepenuhnya dalam pengetahuan permainan. Ada banyak jalan memutar dan landmark di seluruh Athia yang memiliki latar belakang cerita yang menarik. Sejujurnya, yang terbaik adalah meluangkan waktu dan menikmatinya sepenuhnya daripada terburu-buru.
Ragam Kustomisasi untuk Diselami
Selain gelang dan buku mantra ajaibnya, Frey juga menggunakan metode lain untuk memperkuat kemampuannya. Selain itu dia memiliki akses ke tiga jenis equipment yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatannya dengan berbagai bonus dan peningkatan. Dua yang pertama adalah kalung dan jubah. Kita dapat menghabiskan material (dapat ditemukan di mana saja di Athia) untuk menambah peningkatan stat, kemampuan pasif, dan banyak lagi. Beberapa di antaranya sangat penting seperti membuat Frey kebal terhadap racun saat kesehatannya kritis, jadi pastikan untuk memilih pasif dengan bijak.
Di antara keduanya, Kalung sedikit lebih sulit ditemukan, tetapi jika kita menghabiskan cukup waktu untuk mencari di tanah, pasti akan menemukannya tersembunyi di balik monster bos dan rintangan yang sulit. Jubah dan kalung dapat di-upgrade menggunakan bangku kerajinan yang dapat ditemukan di sebagian besar area sebagai tempat peristirahatan. Petunjuk yang berguna adalah untuk selalu mengejar kalung dan jubah meskipun kamu tidak ingin meningkatkan perlengkapanmu saat ini. Semakin banyak yang kamu kumpulkan, semakin banyak upgrade pasif yang dapat kamu buka dan gunakan pada item lain di crafting bench.
Selain itu Frey dapat mengganti tampilan kukunya untuk semakin meningkatkan kekuatan sihir Tidak seperti jubah dan kalung, kuku memiliki tab menu tersendiri. Setiap kali kita melukis pola baru pada kukunya, kamu akan membutuhkan material khusus dalam jumlah tertentu sebagai bayaran. Hal ini membutuhkan sedikit lebih banyak pemikiran daripada sekadar memasang atau melepas jubah, tapi begitu kamu mendapatkan dua desain kuku yang kuat, kamu akan sangat senang karena memberikan perbedaan besar dalam pertarungan. Opsi equipment Forspoken benar-benar layak mendapat pujian, karena opsi yang ditawarkannya cukup melimpah untuk dieksplor, sesuatu yang tentunya sangat melengkapi game RPG semacam ini.
Kesimpulan
Impresi kami untuk Forspoken sebenarnya lebih dominan ke sisi negatif, karena keseluruhan pengalaman yang ditawarkan memang kurang memberi impresi memuaskan dan berujung sering membuat kesal, apalagi untuk porsi ceritanya. Meski begitu, ini adalah game yang tetap memiliki keseruan untuk dicari, dan bagi kami ini terletak pada sisi combat dan eksplorasinya. Tidak bisa dibilang sempurna memang, tapi harus diakui kalau Luminous Productions sudah membawa combat dan eksplorasi parkour berbasis sihir yang cukup seru, karena jika pada bagian ini saja kami berujung tidak menyukainya, maka akan sangat sulit untuk mencari kelebihan dari game ini selain dari beberapa komposisi pembangun seperti musiknya yang memang solid. Ada potensi yang masih bisa digali, jadi kami harap pihak Luminous dapat mengumpulkan pelajaran berarti dari rilisnya game original pertamanya ini.
Forspoken kini sudah rilis di PlayStation 5 dan juga PC saja. Jika penasaran untuk memainkannya kamu sudah bisa menjajal versi demo gratis yang tersedia di kedua platform.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Forspoken
PROS
- Combat dan parkour berbasis sihir yang cukup seru
- Koleksi soundtrack yang solid
- Pemanfaatan fitur DualSense yang keren
CONS
- Cerita dan karakter yang sangat tidak menarik
- Desain open-world hambar dengan aktivitas membosankan
- Impact combat terlalu ringan dengan konfigurasi kontrol yang kurang nyaman di beberapa momen
Discussion about this post