Tantangan terbesar dalam membuat remaster dari game jadul selalu terletak dari relevansi judulnya di era sekarang. Bagi Bandai Namco dan CyberConnect2 ini sudah menjadi pertimbangan serius lewat .hack//G.U. Last Recode. Ini adalah bundle versi remaster dari tiga seri game original .hack//G.U. dari era PlayStation 2 yang juga mendapat tambahan bonus episode keempat. Menyusul rilisnya di PlayStation 4 dan PC, kini gamenya juga sudah tersedia di Nintendo Switch.
Sebagai franchise terpenting bagi CyberConnect2 sekaligus yang sangat berperan dalam mempopulerkan genre dunia virtual dalam game, tentu saja ada potensi emas kalau franchise ini dapat kembali seutuhnya di masa mendatang. Sampai saat itu tiba, pastinya usaha promosi serta menjangkau basis pemain baru lewat versi remaster ini sangat penting. Lalu apakah rilis gamenya di Nintendo Switch membawa perubahan signifikan atau membuatnya jadi versi terbaik yang bisa didapat di pasaran? Jawabannya sudah kami rangkum pada review berikut.
Jalan Cerita
Membawa tema dunia dalam game jauh sebelum genrenya booming lewat Sword Art Online, .hack//G.U. mengambil setting di dunia virtual dari sebuah game MMO bernama “The World” yang kebetulan baru saja dirilis ulang setelah sempat mengalami kehancuran server. Game ini terkenal karena kebebasan yang diberi ke PK alias Player Killer untuk melakukan aksi sesuka mereka hingga menimbulkan perseteruan dengan pemburu PK.
Dalam gamenya sendiri kamu akan berperan sebagai pemain bernama Haseo, yang berambisi menemukan PK dengan julukan Tri-Edge karena bertanggungjawab atas kelumpuhan teman dekatnya hingga mengalami koma di dunia nyata. Sayangnya usaha Haseo gagal hingga karakternya terbunuh dan harus mengulang dari Level 1 lagi, dari sinilah petualangan dia yang sesungguhnya dimulai demi bisa mendapat kekuatan cukup untuk melawan Tri-Edge sembari menguak rahasia The World.
Premis yang ditawarkannya sudah menjadi salah satu kelebihan .hack//G.U. sejak dulu, karena game ini berhasil menciptakan setting dunia dengan konsep world-building solid. Dalam gamenya kamu bahkan diberi semacam akses interaksi yang cukup nyata seperti forum berita atau game untuk melihat peristiwa baru yang tengah terjadi di dunia nyata maupun The World. Jadi meski kontribusinya tidak selalu besar pada keseluruhan jalan game, kamu sebagai pemain akan selalu dibuat imersif dan terlibat lebih dalam pada dunianya.
Meski begitu, kami masih butuh waktu untuk membiasakan diri dengan Haseo sebagai karakter utama. Dia tentu saja adalah sosok yang badass dan punya keyakinan baja, tapi di awal permainan pembawaannya memang jauh lebih lemah serta mungkin terkesan terlalu edgy bagi sebagian pemain. Tapi untungnya pacing cerita .hack//G.U. selalu berkembang ke arah yang lebih membuat perasaan dan perlahan membuat Haseo jadi sosok karakter utama ideal, belum lagi ditambah perkembangan cerita yang semakin dipenuhi plot twist dan karakter menarik untuk diselami.
Masih Terlihat Menawan
Terlepas dari statusnya sebagai game PS2, harus kami akui kalau versi remaster ini berhasil membuat .hack//G.U. terlihat seperti game RPG modern. Mengesampingkan tekstur beberapa karakter dan objek yang masih terlihat kotak-kotak, secara keseluruhan gamenya punya art direction solid yang dipadu dengan banyak cutscene dramatis, sesuatu yang sudah menjadi kelebihan CyberConnect2 sejak dulu memang.
Tapi mengesampingkan kualitas grafisnya, bagian terpenting bagi kami adalah performa dan kabar baiknya .hack//G.U. Last Recode berjalan mulus di Nintendo Switch. Sepanjang jalannya sesi permainan kami tidak menemui masalah seperti texture pop-in, fps yang tiba-tiba turun, atau freeze. Secara keseluruhan kami tidak mendapati banyak perbedaan dengan versi PS4 dan PC, jadi bagi kamu yang ingin memainkannya secara portable tidak perlu khawatir akan potensi kualitas port yang buruk.
Gameplay yang Termakan Zaman
Kualitas grafis terutama ceritanya memang masih jempolan, hanya saja pujian yang sama tidak bisa kami beri pada gameplaynya sendiri. Ini karena .hack//G.U. mengsung sistem combat yang sudah usang dan malah berujung terlalu repetitif. Gameplaynya sendiri dikemas dalam format action RPG dengan kombinasi serangan spesial dan Rangeki yang cukup flashy, hanya saja kamu tidak akan merasakan banyak perbedaan pada gameplay loop bahkan meski sudah memasuki episode 3 maupun 4. Tidak begitu membantu juga saat tahu kalau desain dungeon dalam gamenya sangat hambar dan tidak memberi kesan eksplorasi yang seru.
Dari sini kamu bisa benar-benar melihat kalau .hack//G.U. adalah game yang lebih berfokus pada cerita sedangkan gameplay bisa dikatakan sebagai filler. Bukan yang terburuk memang, tapi kami memang jauh lebih mengharapkan adanya ekstra tantangan serta gameplay dengan variasi lebih. Kamu bahkan juga disuguhkan dengan opsi tingkat kesulitan Cheat yang memberi akses ke armor dan senjata terkuat sehingga memudahkan jalannya progress, sebuah mode yang memang sengaja dikhususkan bagi mereka yang lebih peduli pada cerita di gamenya.
Kesimpulan
Pada akhirnya impresi kami tidak berubah sama sekali dari saat memainkan .hack//G.U. Last Recode di PS4 dulu. Gamenya secara keseluruhan membawa perombakan dan konten yang sama, termasuk juga kualitas port yang sama-sama optimal tanpa satupun masalah teknis. Kami punya rasa cinta kuat pada cerita dan karakter dalam seri ini, semua kecuali gameplaynya yang memang sudah termakan zaman. Jika CyberConnect2 memang berencana untuk mengembangkan seri .hack baru di masa mendatang, maka harapan terbesar kami tentu lebih tertuju pada desain gameplay yang jauh lebih dirombak dan punya identitas kuatnya sendiri.
.hack//G.U. Last Recode bisa langsung dimainkan di PlayStation 4 (backward compatible juga di PS5), Nintendo Switch, dan PC via Steam. Untuk sementara pihak CyberConnect2 belum memiliki proyek baru yang tengah disiapkan, tapi mereka pernah mengonfirmasi kalau .hack adalah franchise yang sangat penting dan sangat terbuka dengan potensi ekspansi baru di masa mendatang.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
.hack//G.U. Last Recode
PROS
- Cerita hingga karakter memorable
- Konsep world-building yang solid
- Grafis yang masih nyaman dipandang
- Kualitas port solid
CONS
- Gameplay yang termakan zaman
- Desain dungeon dan beberapa area yang terlalu hambar
Discussion about this post