Berawal sebagai studio independen yang punya spesialisasi dalam membuat film animasi, siapa sangka jika Ember Lab berani membuat lompatan besar dan merangkak sebuah developer game indie. Proyek pertama mereka adalah Kena: Bridge of Spirits, yang sejak awal pengumumannya sudah langsung menarik perhatian besar dari banyak gamer di seluruh dunia berkat kualitas animasi dan grafis kelas atas. Setelah sempat mengalami penundaan sampai beberapa kali, akhirnya game ini sudah resmi dirilis di PlayStation 5 dan PC.
Karena memang sangat penasaran dengan kualitas gamenya, kebetulan kami sudah menyisihkan waktu luang untuk menjajal Kena: Bridge of Spirits selama beberapa hari terakhir. Jadi apakah gamenya memang menghadirkan pengalaman bermain solid dan tidak hanya sekedar cantik dari penampilannya saja? Jawabannya sudah kami rangkuman dalam review gamenya di bawah ini!
Jalan Cerita
Premis cerita dalam gamenya sendiri cukup sederhana, yang mana kamu akan disuguhkan dengan petualangan gadis muda bernama Kena (diperankan oleh pengisi suara Dewa Ayu Dewi Larassanti) yang harus menuntun arwah tersesat agar bisa menemukan jalannya menuju alam baka. Petualangan yang harus ditempuhnya tidak mudah, karena Kena harus berhadapan dengan banyak makhluk dan arwah jahat yang berusaha menghentikan misi mulianya tersebut.
Cerita dalam gamenya sendiri dipresentasikan dengan cutscene berkualitas yang sudah jadi spesialisasi Ember Lab, yang mana mereka juga berhasil membawa pengalaman seolah sedang menonton film animasi Disney seperti di Racthet & Clank: Rift Apart. Tapi sayangnya bagian ini juga yang jadi poin terbaik dalam penyampaian cerita di gamenya, karena dari segi plot secara jelas tidak ada kesan spesial yang ditinggalkan, jadi kamu bisa menjaga ekspektasi akan kualitas cerita standar film animasi.
Gameplay Seru yang Butuh Sedikit Penyempurnaan
Kena: Bridge of Spirits mengusung gameplay yang berfokus pada porsi ekplorasi dengan porsi platforming, pemecahan puzzle, serta combat melawan makhluk spirit jahat. Gamenya bergerak secara linear di mana kamu akan diperkenalkan dengan sistemnya secara perlahan, seperti cara menggunakan Staff atau tongkat sihir yang dimiliki Kena, baik itu saat berinteraksi dengan lingkungan atau saat melawan musuh. Kontrol gamenya di sebagian besar tempat terasa nyaman, meskipun transisi animasi dari posisi idle ke gerakan utama atau sebaliknya terasa kasar, ini belum termasuk dari beberapa command aksi lainnya yang kami rasa masih butuh dipoles.
Perhatian kami lebih berfokus pada combatnya sendiri, karena ternyata mekanisme yang diusungnya lebih seru dari perkiraan. Selain dapat menggunakan Staff sebagai senjata melee, kamu juga dapat menggunakannya sebagai busur untuk menembakkan panah sihir. Runtutan animasi serangan sampai manuver Kena dalam menghindari serangan benar-benar responsif, sehingga kamu akan cepat beradaptasi dan bisa menikmati gameplaynya dengan cepat. Hanya saja permasalahan kami mengarah pada sesi pertarungan boss, yang mana memainkan gamenya di tingkat kesulitan normal saja sudah jadi tantangan tersendiri apalagi bagaimana Kena dapat mati dalam beberapa serangan. Ini bukan masalah serius bagi penggemar game dengan tingkat kesulitan tinggi seperti kami, tapi sayangnya Kena tidak menaruh perhatian pada porsi gameplay ini agar bisa lebih nyaman dimainkan.
Contoh permasalahan terbesar kami adalah bagaimana eksekusi parry tidak pernah memberikan petunjuk mengenai timing yang pas, sehingga di banyak momen memang jauh lebih baik untuk mengindari serangan boss saja. Jika terpojok sampai hampir sekarat, kamu hanya diberi peluang melakukan heal dengan mengonsumsi bunga khusus yang hanya ada di beberapa titik dalam arena pertarungan, sehingga ada limitasi pada seberapa banyak supply yang bisa kamu andalkan. Meski kami dapat melewati semua tantangan tersebut tanpa hambatan, tapi ada beberapa momen di mana jalannya combat bisa terasa lebih seru seandainya permasalahan yang kami sebutkan tadi tidak ada.
Sepanjang jalannya permainan kamu bisa membuka akses skill tree untuk memperkuat kemampuan sihir Kena. Beberapa jalur upgrade yang bisa difokuskan termasuk kekuatan Staff, barrier sihir untuk menangkal serangan musuh, senjata panah, dan satu senjata tambahan yang mungkin tidak kamu duga ada di gamenya yaitu Spirit Bomb. Upgrade dapat memberikan efek signifikan yang membuat jalannya gameplay terasa lebih mudah, misalnya seperti memperkuat serangan Staff dengan menambah efek serangan berat dan damage yang dihasilkan. Tapi untuk melakukan upgrade kamu tentunya perlu Karma dan terkadang tuntutan Level Rot khusus. Kamu bisa mendapat Karma hanya dengan memainkan gamenya secara normal, tapi khusus untuk Level Rot kamu harus mengumpulkan sebanyak mungkin Rot yang tersebar di dunianya. Lalu apa itu Rot? cek di poin selanjutnya.
Rot Menggemaskan yang Sangat Membantu
Selain menjadi fokus penting di cerita utama, Rot juga punya peran besar dalam menemani petualangan Kena dan bertarung bersamanya. Mereka adalah makhluk kecil menggemaskan dengan bulu hitam yang biasanya berkumpul secara koloni, yang mana kamu bisa menemukan mereka dengan cukup mudah saat mengeksplorasi dunianya. Makhluk yang menggemaskan ini sangat berguna dalam membantumu mengalahkan musuh tangguh atau menyelesaikan tantangan puzzle dengan memerintahkan mereka untuk memindahkan objek dan semacamnya. Sama seperti sang karakter utama Kena, kamu juga dapat memperkuat Rot yang didapat lewat sistem upgrade untuk meningkatkan skill seperti Rot Hammer, Rot Arrow, Rot Bomb, Into the Fray dan Multishot.
Menariknya kamu juga bisa mendandani Rot dengan aksesoris berupa topi, tapi sayangnya ini cuma berakhir sebagai kosmetik saja sehingga ada sedikit kesan nanggung karena mereka tidak dimanfaatkan secara maksimal di luar porsi gameplay utama. Tapi setidaknya mengoleksi sebanyak mungkin Rot yang ditemukan dan melihat bagaimana mereka punya desain uniknya sendiri yang sudah dimodifikasi tetap memberi kepuasaan tersendiri, seperti perasaaan membawa hewan peliharaan tercinta untuk menemanimu dalam sebuah petualangan fantasi.
Visualisasi dan Musik Memukau
Pujian terbesar kami rasanya layak ditujukan pada kualitas grafis yang ditawarkan gamenya, terutama pada setting dunia fantasi yang begitu indah layaknya dihidupkan dari sebuah buku dongeng anak-anak. Spesialisasi Ember Lab dalam meracik animasi 3D juga patut di acungi jempol, karena baik saat berada di dalam maupun luar cutscene cerita penting, gamenya masih terlihat memukau dan punya kualitas konsisten. Sebuah pencapaian memukau yang tidak disangka dapat diraih Ember Lab untuk proyek game pertamanya.
Selain dari grafis, musik dalam Kena: Bridge of Spirits membawa alunan indah, unik, dan sangat familiar di saat yang sama. Ini karena gamenya melibatkan peran musisi dan vokalis dari grup musikal Cudamani asal Bali. Jadi meskipun bukan game buatan Indonesia (i mean duh), kami sangat yakin kalau kamu bisa merasakan kesan lokal yang begitu kuat di sepanjang permainan, apalagi saat melakukan eksplorasi santai menyusuri berbagai area yang menyuguhkan pemandangan alam luar biasa. Selama melakukan eksplorasi tersebut kamu bahkan juga bisa mengabadikan momen indah lewat Photo Mode (yes, bahkan game ini juga punya fitur yang biasanya hanya ada di game eksklusif PlayStation atau AAA besar lainnya).
Kesimpulan
Sebenarnya tidak banyak yang bisa kami singgung dari Kena: Bridge of Spirits, karena gamenya benar-benar sesuai dengan ekspektasi, baik itu yang mencakup segi cerita hingga skala konten yang ditawarkannya. Kontrol gameplay memang membawa sensasi berbeda dari perkiraan, tapi ada beberapa titik lemah yang rasanya bisa disempurnakan jika Ember Lab dulu mau merilis gamenya dalam akses demo dan mengambil feedback lebih. Meski belum bisa menggeser posisi pertama dari game indie favorit kami di tahun ini, tapi Kena tetaplah game action adventure dengan daya tarik spesial yang kami harap bisa memberi semangat developer indie lain untuk mendorong kualitas proyeknya.
Kena: Bridge of Spirits sendiri sekaranh sudah tersedia di PlayStation 4, PlayStation 5 dan PC via Epic Games Store.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.

@gamerwk_id
Discussion about this post