Masuk dalam kalangan pemain yang hanya familiar dengan seri utama Monster Hunter, bisa keluar dari zona nyaman dan mencoba sesuatu yang baru adalah sebuah pengalaman yang cukup berkesan. Setidaknya inilah yang kami rasakan setelah memainkan Monster Hunter Stories 2: Wings of Ruin selama satu minggu terakhir, di mana game ini ternyata membawa daya tarik spesial yang sayang untuk tidak dirangkum dalam sebuah review.
Meski membawa beragam formula dan elemen yang sudah dikenal luas di serinya, Monster Hunter Stories 2 justru berakhir jadi game yang lebih cocok dengan selera kami. Mungkin alasan kenapa kami begitu menyukainya karena game ini terasa lebih ringan dan kasual, setidaknya jika dibandingkan dengan seri utama Monster Hunter yang menuntut pemahaman mekansime gameplay secara dalam, pengaturan sumber daya, dan masih banyak lagi yang bisa cukup merepotkan.
Lalu apakah gamenya berhasil membawa kualitas yang sesolid game utamanya atau bahkan lebih? Semua rasa penasaranmu akan kami coba jawab dalam rangkuman reviewnya di bawah ini!
Jalan Cerita
Sebuah game Monster Hunter yang punya cerita? Setiap game di seri ini sebenarnya memang punya cerita yang tentu sudah banyak orang ketahui. Tapi Monster Hunter Stories 2 menaruh fokus yang lebih dalam pada aspek ini demi membuat pemain merasa peduli dengan konflik yang terjadi dan harus mereka hadapi. Kasus yang berbeda dengan game Monster Hunter kebanyakan, yang mana sebagian besar waktumu akan dihabiskan untuk berburu monster dan mengumpulkan material untuk mendapat gear terbaik.
Dalam gamenya sendiri kamu akan bermain sebagai keturunan dari seorang Rider legendaris bernama Red. Cerita bermula saat ada tragedi hilangnya Rathalos di seluruh dunia karena munculnya cahaya merah misterius yang berhubungan dengan monster bernama Wings of Ruin. Petualanganmu sebagai Rider pemula berjalan cukup mulus dengan bantuan Kayna sebagai sosok guru dan maskot dari game pertama yaitu Navirou sebagai pemandu. Tapi tidak lama setelahnya kamu akan diberi tanggung jawab untuk membesarkan telur Rathalos oleh gadis wyverian bernama Ena, yang mana dia mendapatkan telur tersebut dari Guardian Ratha. Ini bukanlah tanggung jawab yang remeh, karena Rathalos yang lahir dari telur tersebut dikatakan akan membawa konflik dan kehancuran besar di seluruh penjuru dunia.
Sepanjang petualangan kamu akan bertemu dengan banyak karakter menarik mulai dari yang baru seperti Kayna, Alwin, Kyle, Tsukino sampai karakter lama juga seperti Lilia, Reverto, dan yang paling kami favoritkan yaitu Avinia. Setiap karakter akan memegang peran pentingnya sendiri di cerita dan akan bergabung dalam partymu di beberapa kesempatan. Mereka semua memiliki gaya bertarung hingga teman monster berbeda yang dalam game ini disebut “Monstie”.
Sayangnya untuk game yang menaruh fokus lebih pada ceritanya (yang bahkan juga mereka sebut di bagian judul), skenario yang ditawarkan Monster Hunter Stories 2 berakhir terlalu standar dan mudah terprediksi. Bisa dibilang ini terasa seperti formula pasaran yang bisa kamu temui di banyak game JRPG, jadi ada baiknya untuk menjaga ekspektasi karena tidak ada sesuatu yang benar-benar bombastis jika berhubungan dengan plot-twist dan semacamnya. Tapi di sisi lain kamu termasuk penggemar JRPG berat yang sudah memainkan banyak sekali game sejenis, jadi bagi gamer yang tidak akrab dengan genre ini mungkin bisa lebih mengapresiasi kualitas ceritanya.
Gameplay yang JRPG Banget
Perbedaan terbesar lain dari Monster Hunter Stories 2 dibanding game Monster Hunter standar tentunya terletak di bagian gameplay. Jadi daripada menghajar monster dengan skema gameplay action hack and slash, sekarang gamenya mengusung sistem turn-based yang bisa kamu temui di banyak game JRPG tradisional. Setidaknya ada dua porsi gameplay yaitu eksplorasi dan pertarungan.
Untuk eksplorasi, awalnya kamu akan mendapat akses ke beragam area spesifik di sekitar desa utama sebelum akhirnya menyebar ke berbagai wilayah lain sesuai progress cerita. Eksplorasi terasa begitu mudah berkat bantuan Monstie yang bisa kamu tunggangi kapan saja saat berada di area terbuka. Setiap map juga punya ukuran yang lumayan besar dan selalu diisi dengan sumber daya seperti tanaman, material tambang, dan peti harta yang berisi Zenny (mata uang game ini) dan beragam item penting lain seperti Bootle Cap yang bisa kamu tukar dengan item langka di Hub. Kamu bisa mendapatkan Bottle Cap dengan melakukan eksplorasi di area yang diberi nama Everden atau dengan menyelesaikan misi sampingan.
Kamu juga bisa mengakses area lain yang terhubung dengan map utama yaitu Monster Den. Ini bisa dibilang adalah area yang akan membawamu ke sarang monster besar, di mana selanjutnya kamu bisa mengambil telur mereka dan memecahkannya untuk terlahir sebagai Monstie milik sendiri. Navirou yang berperan sebagai pemandumu bisa mengecek kualitas dari telur yang diambil, seperti menentukan apakah beratnya sesuai dan memiliki potensi gene langka. Ada juga Monster Den langka yang ditandai dengan bebatuan emas di pintu masuknya, dan seperti yang bisa kamu duga, ini adalah area dengan monster yang lebih kuat tapi dengan telur yang lebih langka juga untuk didapat.
Satu hal lain yang perlu kami tambahkan mengenai eksplorasi adalah fakta kalau setiap Monstie juga memiliki skill berbeda saat berusaha melewati sebuah rintangan. Jadi berbeda dengan game Monster Hunter lain yang mana karaktermu bisa melakukan beragam aksi eksplorasi seorang diri, dalam Monster Hunter Stories 2 kamu harus mengandalkan bantuan dari Monstie. Contohnya untuk berenang kamu memerlukan Monstie tipe air, sementara untuk melompati sebuah jurang, kamu perlu Monstie yang mengandalkan kecepatan gerak.
Kamu bisa masuk ke pertarungan dengan menghampiri Monstie yang tersebar di dunianya, beberapa diantara mereka tidak bersifat agresif dan santai, tapi ada sebagian yang langsung mengejar karaktermu jika terlalu dekat. Satu hal yang langsung menarik perhatian kami saat berada dalam pertarungan adalah bagaimana Monstie milikmu akan mengisi slot sebagai karakter party dan bukannya diandalkan sepihak sebagai petarung utama. Seperti yang kami sebut gameplaynya mengusung sistem turn-based, tapi menariknya sistem yang diusung terasa cukup mirip dengan game Monster Hunter standar daripada langsung dibuat jadi game JRPG tradisional. Sebagai contoh perintah serangan standar dibagi dalam tiga tipe yaitu Power, Technical, dan Speed.
Ketiga tipe serangan ini kuat dan saling lemah antara satu sama lain yang juga menentukan apakah kamu bisa memenangkan Head-to-Head. Nah untuk Head-to-Head sendiri ini adalah situasi layaknya duel dengan musuh yang menargetkan karakter partymu, tapi perbedaannya musuh yang kamu lawan akan selalu menggunakan tipe serangan sama, jadi kamu bisa menggunakan tipe yang bisa mengantisipasinya dengan leluasa. Ini memang terkesan seperti permainan Gunting-Batu-Kerta sepihak, tapi musuh yang kamu lawan nantinya akan merubah gaya serangan mereka saat masuk mode Rage, sehingga pastinya kamu tidak bisa menggunakan strategi yang sama. Jika kamu dan Monstie dalam party berhasil memenangkan Head-to-Head dengan menyerang musuh serta tipe serangan yang sama, maka kamu bisa melancarkan Double Attack untuk ekstra damage lebih tinggi.
Ada juga gauge khusus berbentuk lingkaran biru yang diberi nama Kinship Gauge yang bisa dibilang mirip dengan MP untuk memberikanmu akses Skill. Seperti serangan normal, skill umumnya juga dibagi dalam tiga tipe serangan yang lebih kuat dan bisa juga memberikan status efek berbeda tergantung tipe senjata yang digunakan. Berbicara soal senjata, kamu juga bisa membawa tiga senjata yang bisa diganti secara fleksibel. Ini adalah mekanisme yang esensial karena akan ada banyak momen di mana senjatamu tidak cukup efektif dalam melawan monster, seperti bagaimana mereka melindungi diri dengan objek yang lebih mudah dihancurkan senjata tumpul seperti Hammer. Mirip dengan game Monster Hunter kebanyakan memang, karena kamu bisa menghancurkan bagian tubuh monster dengan menggunakan senjata yang paling sesuai.
Setelah berhasil menembus pertahanan musuh, mereka akan terkena stagger dan memungkinkanmu untuk melancarkan serangan dengan kesempatan critical 100%. Biasanya kami suka menggunakan momen ini untuk melancarkan Kinship Skill, yang bisa dibilang adalah jurus pamungkas yang bisa dilakukan sendiri atau dengan party member lain untuk menghasilkan damage maksimal. Ada beberapa momen di mana kami bisa mengurangi HP monster 50 – 60% lewat strategi ini, jadi pastikan untuk menyimpan Kinship Charge di momen krusial, karena meski game ini mudah di awal, tapi tantangan yang harus dihadapi akan jauh lebih sulit semakin jauh kamu masuk ke ceritanya.
Hal yang sama juga terjadi saat Kinship Gauge penuh dan kamu akan diberikan akses ke perintah “Riding”. Ini adalah mode yang memungkinkamu menunggangi Monstie dalam pertempuran, memulihkan HP mereka, sembari mendapat boost statistik Attack dan Defense. Ya sederhananya ini adalah mode power-up, tapi di saat bersamaan, kamu bisa terpental dari tunggangan jika kalah dalam Head-to-Head sampai dua kali. Jika kamu bisa bertahan lama dalam mode ini, Kinship Gauge akan mencapai level lebih tinggi yang kemudian memberikan akses ke skill Kinship yang lebih kuat lagi. Tapi perlu diketahui juga kalau kamu tidak akan berada dalam mode ini jika sampai menggunakan skill Kinshop meski hanya sekali, jadi ya kembali lagi, pastikan untuk menggunakan mode Riding di momen terbaik.
Bagian lain yang cukup krusial terletak pada batasan akan seberapa banyak karakermu bisa kembali hidup setelah KO. Batasan ini ditandai dengan gauge tiga hati yang ada di bawah Kinship Gauge, yang mana jika kamu kehilangan tiga hati tersebut dalam satu pertempuran, maka bersiaplah untuk mendapat Game Over. Meski bisa dibilang praktis karena kamu tidak perlu khawatir membawa item pemulihan, tapi pada akhirnya kamu tidak bisa kembali hidup setelah kalah tiga kali, yang kami yakin pasti akan dialami banyak pemain apalagi bagi mereka yang levelnya terlalu rendah. Sekali lagi, ini adalah mekanisme yang mirip dengan game Monster Hunter lain, seperti bagaimana Quest perburuan bisa gagal jika kamu sampai kalah tiga kali saat berburu monster dan kembali dilempar ke camp utama.
Secara keseluruhan kami benar-benar suka dengan konsep gameplaynya yang lebih sederhana, strategis, dan bahkan punya tempo permainan lebih cepat (setidaknya dari animasi karakter). Gamenya mirip dengan kebanyakan JRPG tradisional lain, tapi dengan tambahan elemen dari game Monster Hunter klasik yang membuatnya lebih unik. Meski kami tidak punya banyak kritik untuk bagian ini, tapi satu yang cukup disayangkan adalah eksplorasinya. Bagi kamu melakukan eksplorasi di game Monster Hunter tidak pernah terasa seru karena setiap map hanya diisi dengan monster dan sumber daya. Tidak banyak rahasia yang membuatmu termotivasi untuk membuatmu sibuk melakukan hal lain. Monster Hunter Stories 2 justru terasa lebih tidak mengenakan lagi, karena sebagian besar area di luar Hub atau kota utama terasa begitu hambar. Belum lagi kualitas grafisnya juga kurang menawan tanpa banyaknya perbedaan di setting Low maupun High. Ya, tapi setidaknya dari segi desain karakter game ini menanganinya dengan cukup baik.
Akses Hub & Konten Sampingan
Hub adalah area utama yang memungkinkan kamu untuk berinteraksi dengan penduduk, mengambil quest, serta mendapat akses ke berbagai fasilitas berbeda, termasuk rumahmu sendiri. Ada papan quest standar yang mana kamu bisa mengambil berbagai macam misi sampingan mulai dari mengumpulkan material sampai menghadapi Trial melawan monster dalam arena, Market yang memberikan akses untuk membeli item, hingga Armory & Smithy untuk membeli dan menempa armor serta senjata. Bisa dibilang ini mirip dengan Hub di game Monster Hunter pada umumnya, tapi terasa lebih sederhana apalagi dengan tuntutan material yang perlu diberikan untuk mendapat item dan equipment yang diinginkan. Sebagai contoh, kamu bisa berburu monster spesifik dan mendapatkan materialnya yang langsung bisa dijadikan set armor dan senjata utuh. Kamu juga bisa mengumpulkan tanaman dengan mudah untuk meracik Potion, yang ternyata bisa ditimbun sebanyak-banyaknya tanpa ada limitasi.
Berbicara soal misi sampingan yang bisa kamu ambil, ada juga sub-quest yang tersedia dari NPC. Jadi selain mengambilnya dari papan quest, kami lebih merekomendasikan untuk mengambil semua misi yang ada dan menyisihkan waktu untuk menyelesaikan semuanya dalam sekali jalan. Cukup memakan waktu memang, tapi kamu akan mendapat hadiah dan sumber daya melimpah yang akan sangat membantu saat menghadapi misi utama yang lebih berbahaya. Fasilitas lain yang perlu diperhatikan adalah Prayer Pot dan Melynx Inc. Prayer Pot memberikan kamu semacam blessing / bonus untuk karakter, semeentara Melynx Inc. adalah toko eksklusif untuk menukar item langka dengan Bootle Cap yang kamu temukan.
Merawat Monstie
Ada juga fasilitas penting di gamenya yang bernama Stables. Ini adalah tempat untuk melahirkan Monstie baru dan mengaturnya. Selain memecahkan telur dan memberi nama untuk tiap Monstie, ada juga Rite of Channeling yang memungkinkanmu untuk mengatur gene mana yang cocok untuk dimiliki Monstie pilihanmu. Dengan memanfaatkan bonus memecahkan telur sampai pemilihan gene, kamu bisa dengan mudahnya membuat Monstie dengan potensi kekuatan terbaik sesuai keinginan. Tapi terkadang sistem ini bisa membuat kami merasa kebingungan, karena beberapa Monstie yang kami miliki akan kembali menggunakan elemen original mereka meski kami sudah berhasil menggantinya ke elemen yang lebih cocok dengan statistik keseluruhan. Tapi setidaknya ada perombakan Qulity of Life (QoL) seperti bagaimana kamu bisa mengikuti penempatan gene mana yang memberikan bonus paling optimal.
Bagaimana dengan Mode Permainan Lain?
Monster Hunter Stories 2 ternyata juga menawarkan mode multiplayer yang bisa kamu mainkan bersama teman untuk berburu telur atau material langka. Kami memang belum sempat menjajal mode ini, tapi dari yang diketahui ini bukanlah mode paling esensial untuk memainkan gamenya yang memang sudah berfokus penuh pada konten single-player. Beda cerita jika membandingkannya dengan game Monster Hunter lain yang mana mode co-op sampai empat pemain dapat memberi pengalaman berburu monster terbaik.
Kesimpulan
Mungkin ini terasa bias datang dari seseorang yang sangat menggemari genre JRPG, tapi pengalaman bermain yang ditawarkan Monster Hunter Stories 2 memang lebih seru dibanding game Monster Hunter lainnya. Mengejar progress teman yang sudah mencapai HR tinggi saja sudah jadi proses melelahkan, belum lagi sampai harus menyelesaikan beragam tugas lain atau berburu monster yang sama demi mendapatkan material cukup untuk membuat equipment yang diinginkan. Setidaknya beban dan proses melelahkan ini terasa lebih ringan di Monster Hunter Stories 2 yang seperti kami sebut sebelumnya, adalah game yang cocok untuk dimainkan oleh para pendatang baru.
Memuaskan juga bisa melihat beragam monster yang bisa masuk ke game ini dan absen di seri utamanya. Belum lagi dari segudang konten sampingan dan end-game yang bisa mendorong waktu bermain hingga 200 jam lebih. Untuk game yang terlihat cukup kecil, Capcom benar-benar tidak kompromi untuk porsi konten yang ditawarkan hingga membuatnya jadi pengalaman bermain game JRPG yang siap memuaskan hasrat penggemar genre ini.
Terlepas dari kesan positif yang kami berikan, ada juga beberapa kekurangan yang perlu dibicarakan dan yang pertama berhubungan dengan ceritanya. Bagi kami cerita dalam game ini terasa begitu standar dan terprediksi.
Tingkat kesulitan gameplay juga mudah di sebagian besar porsi permainan, apalagi karena musuh cenderung menggunakan tipe serangan yang sama sehingga kamu bisa mengantisipasi banyak situasi berbahaya. Terakhir mungkin terasa nitpick, tapi menurut kami desain lingkungan dunianya di banyak tempat juga tidak menarik, belum lagi dari grafis cel-shading yang terasa setengah hati dan hanya terlihat bagus di model karakternya saja.
Kami memainkan gamenya di PC dan meski performa yang ditawarkan cukup stabil, tapi ada beberapa crash yang langsung membuatnya keluar sendiri. Permasalahan ini masih kami temui setelah menginstall update terbaru, tapi mungkin saja tidak semua pemain mengalaminya dan adanya fitur auto-save setidaknya cukup meringankan kekurangan ini.
Kelebihan:
- Lebih fokus ke konten cerita dibanding game utamanya
- Desain karakter yang solid dan begitu ekspresif
- Gameplay turn-based unik dengan elemen dari Monster Hunter klasik
- Fitur koleksi Monstie yang seru
- Ramah untuk pemain pendatang baru
Kekurangan:
- Sayangnya, cerita dalam game ini terasa standar dan mudah diprediksi
- Desain lingkungan di banyak tempat terasa hambar
- Adanya beberapa crash saat dimainkan di PC
Final Score:
8/10
Monster Hunter Stories 2: Wings of Ruin sendiri kini sudah tersedia di Nintendo Switch dan PC via Steam.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.

@gamerwk_id
Discussion about this post