Memasuki satu bulan lamanya sejak resmi dipasarkan di seluruh dunia termasuk pasar Indonesia, Nintendo Switch OLED cukup membawa sensasi serta perhatian sebagai konsol handheld baru yang paling diincar. Meski bukan termasuk versi “PRO” seperti yang diharapkan banyak orang dengan peningkatan spesifikasi dan lain sebagainya, versi baru ini setidaknya masih menghadirkan penyempurnaan lain yang membuatnya otomatis jadi opsi terbaik bagi kamu yang belum memiliki Nintendo Switch.
Karena pensaran, kami memutuskan untuk menjual Nintendo Switch lama dan membeli versi OLED ini karena kebetulan harganya sudah jauh lebih murah dari awal rilis. Lalu bagaimana pengalaman yang ditawarkannya? dan apakah konsol ini masih worth dibeli bahkan untuk mereka yang sudah punya Nintendo Switch versi lama? berikut kami sudah merangkum review singkatnya.
Spesifikasi dan Perbandingannya
Sebelum masuk lebih dalam ke pembahasan utama, mari kita tengok dulu spesifikasi bawaan dari Nintendo Switch OLED. Untuk yang satu ini konsolnya tidak berbeda jauh dengan versi lain kecuali pada nilai jual utamanya yaitu pada layar OLED berukuran 7 inch. Harga yang dipatok untuk versi barunya ini adalah IDR 5,8 – 6 jutaan saja, yang memang sudah turun lumayan besar sejak pertama kali rilisnya yang pada waktu itu punya harga IDR 7 jutaan lebih. Dengan rilisnya Switch OLED, konsol penerus sebelumnya sudah otomatis mengalami penurunan harga besar juga di IDR 4 – 5 jutaan. Sementara versi Lite masih bertahan di IDR 2,5 – 3 jutaan.
Terlepas dari beragam versi dan harga berbeda, dari segi spesifikasi sebenarnya tidak ada perbedaan sama sekali yang tentu jadi pertimbangan besar. Meski begitu setidaknya masih ada beragam perbandingan signifikan dari fitur lain yang bisa kamu cek pada tabel perbandingannya di bawah ini:
Fitur | Nintendo Switch Lite | Nintendo Switch Standar (V2) | Nintendo Switch OLED |
Mode bermain | Handheld | TV, tabletop, handheld | TV, tabletop, handheld |
Dukungan game | Semua game Nintendo Switch yang mendukung mode handheld | Semua game Nintendo Switch | Semua game Nintendo Switch |
Joy-Con | Tidak ada | Hadir dengan set Joy-Con + HD Rumble, IR Motion Camera | Hadir dengan set Joy-Con + HD Rumble, IR Motion Camera |
Dock | Tanpa Dock, yang artinya konsol tidak bisa dimainkan dengan sambungan ke monitor atau TV | Hadir dengan Dock dan kabel HDMI | Hadir dengan Dock dan kabel HDMI. Dock sekarang punya port kabel LAN untuk dukungan koneksi lebih cepat dan stabil |
Ukuran | Tinggi 3.6”, Panjang 8.2”, dan Tebal .55” | Tinggi 4”, Panjang 9.4” long, dan Tebal .55” (saat dipasangkan Joy-Con) | Tinggi 4”, Panjang 9.5” long, dan Tebal .55” (saat dipasangkan Joy-Con) |
Berat | Sekitar .61 pon dengan Joy-Con yang terpasang | Sekitar .88 pon dengan Joy-Con yang terpasang | Sekitar .93 pon dengan Joy-Con yang terpasang |
Layar | 5.5" LCD | 6.2" LCD | OLED 7.0" |
Penyimpanan | 32GB | 32GB | 64GB |
Ketahanan baterai | HDH-001: Sekitar 3 - 7 jam pemakaian | HAC-001(-01): Sekitar 4.5 - 9 jam pemakaian | HEG-001: Sekitar 4.5 - 9 jam pemakaian |
Desain Lebih Mulus
Masuk ke bagian desain, Nintendo Switch OLED membawa perpaduan warna hitam dan putih yang cukup mirip dan bahkan cocok saat disandingkan dengan PlayStation 5. Berbeda dari versi dulu yang sempat hadir dengan set warna Leon, kali ini Switch OLED terlihat lebih elegan dan mulus, meski di saat yang sama dominasi warna putih pada bagian Joy-Con serta Dock-nya lebih mudah kotor sehingga butuh perhatian ekstra.
Selain warna temanyanya sendiri, desain Switch OLED secara keseluruhan masih sama dengan pendahulunya kecuali dari beberapa modifikasi. Salah satu yang paling terlihat jelas adalah bagian stand untuk mode tabletop yang dibuat melebar panjang sehingga konsolnya bisa lebih seimbang dan tidak mudah jatuh. Modifikasi lain juga bisa diamati dari bagian tombol power dan volume yang lebih nyaman ditekan, termasuk juga slot game card yang terasa solid saat dibuka dan ditutup.
Bagian yang paling banyak mendapat modifikasi adalah docknya sendiri. Selain dari perpaduan warna hitam dan putih yang dicocokkan dengan konsolnya, perbedaan menonjolnya ada pada akses port pada bagian belakang dock. Daripada lid penutup yang sudah menyatu, kali ini kamu bisa membuka cover penutupnya secara langsung dan memasangkannya kembali dengan lebih mudah. Pada bagian port ada esktra tambahan port LAN untuk mendukung koneksi internet cepat dan stabil tanpa harus selalu terikat pada sambungan Wifi.
Dock dari konsol Switch klasik sempat mendapat komplain karena kualitas yang terkesan murah, jadi kami cukup senang mengetahui pihak Nintendo sudah mengambil feedback dan membuat docknya ini lebih premium. Bagian terbaiknya ada pada celah untuk memasukkan Switch dalam mode Docking yang sekarang didesain sedemikian rupa agar tidak meninggalkan bekas goresan, meski hasilnya Switch kami jadi mudah goyang dan tidak bertahan kokoh di tempat saat berada dalam mode docking.
Kualitas Layar
Seperti namanya, Nintendo Switch OLED menaruh fokus atau nilai jual utamanya pada kualitas layar. Dengan ukuran lebih lebar di 7 inchi dengan panel OLED, kali ini pengguna bisa mendapatkan gambar dengan kualitas dan kedalaman warna yang lebih baik, termasuk juga dari pencahayaannya. Sebagai mantan pemilik PlayStation Vita versi Fat yang sudah terbiasa dengan paparan layar OLED, ini bagi kami sudah jadi nilai jual yang sangat berarti meski pada akhirnya game yang dimainkan masih berjalan di performa dan resolusi sama. Tapi setidaknya matamu akan lebih dimanjakan dengan tampilan layar colorful dan lebih fresh, yang mana perbedaannya semakin terlihat jelas saat disandingkan langsung dengan Switch versi lama.
Tentu saja ada sebagian pengguna yang khawatir mengenai resiko dari adanya burn-in, sesuatu yang sudah lumrah pada gadget dengan layar OLED. Untuk sementara sayangnya belum ada yang bisa memberikan kepastian soal betapa riskannya Switch OLED bisa terkena masalah tersebut, apalagi karena konsolnya sendri masih baru berumur satu bulan. Pihak Nintendo sendiri sempat memberikan respon pada potensi mengenai masalah ini dan menjelaskan kalau “permasalahan mungkin akan muncul jika layar selalu menampilkan gambar yang sama dalam jangka panjang”. Kami memang bukan ahlinya untuk memberikan komentar terbaik mengenai masalah ini, tapi rasanya ini bukanlah masalah yang akan dialami banyak pengguna, setidaknya jika mengacu pada pengalaman pribadi.
Kesimpulan
Mungkin sebagian dari kamu tidak begitu dibuat kagum dengan Nintendo Switch OLED hingga ada rasa ingin membeli. Ekspektasi yang lumrah memang, hanya saja di sisi lain ini tetap hadir sebagai opsi terbaik di kelasnya. Kita berbicara soal konsol Switch yang membawa semua perombakan dari V2 dengan kapasitas internal storage lebih besar di 64GB serta baterai yang tahan lama, dan kemudian mendapat beberapa perombakan baru pada fitur, desain, serta yang paling menonjol adalah layar OLED dengan kapasitas 7 inch. Ini otomatis jadi konsol yang masuk dalam rekomendasi teratas bagi kamu yang belum sempat membeli Nintendo Switch dan berencana mendapat versi terbaik.
Meski begitu, kami juga sulit untuk merekomendasikannya pada mereka yang sudah punya versi V2 atau yang lawas, karena penambahan biaya beberapa juta demi kualitas layar lebih bagus memang terasa kurang layak, apalagi jika membandingkan konsol rumahan seperti PlayStation 4 atau Xbox One yang punya versi lebih superior dari segi performa dengan perbandingan harga tidak begitu jauh. Nintendo Switch adalah konsol yang sangat laris dan kemungkinan bisa bertahan kuat dalam jangka panjang, jadi tidak menutup kemungkinan kalau di masa depan Nintendo akan kembali membawa model baru yang lebih mengundang untuk dilirik, apalagi bisa sampai membawa upgrade spesifikasi signifikan dan memungkinkan game kualitas next-gen untuk mendapat port versi Switch.
Nintendo Switch OLED sudah resmi dipasarkan di Indonesia dengan patokan harga di IDR 5,8 – 6 jutaan. Kamu bisa cek informasi lebih lengkap dari konsol ini pada website resminya DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post