Game bertemakan waifu yang mengedepankan fanservice memang sudah banyak bertebaran, apalagi jika melihat berbagai JRPG yang dirilis untuk PC dan juga konsol. Namun, namun bagaimana jika ada game fanservice yang juga seru dari segi combat? Inilah yang coba ditawarkan oleh D3 Publisher bersama Shade lewat Samurai Maiden.
Kami mendapatkan kesempatan untuk review Samurai Maiden duluan. Apakah gamenya memang cukup seru sebagai game action dan tidak cuma mengandalkan fanservice saja? Mari simak ulasan kami!
Mekanisme Bertarungnya “Kok Seru”
Tidak basa-basi, kami langsung ke intinya berbicara soal mekanisme bertarung yang ditawarkan oleh game ini. Terlihat sebagai game yang mengandalkan fanservice, Samurai Maiden sebenarnya juga menitik beratkan pada mekanisme bertarungnya. Seperti misalnya pada bagian moveset setiap karakter, kami cukup terkesima ketika mengetahui fakta bahwa game waifu seperti ini memiliki berbagai gerakan unik yang bermacam-macam tidak cuma itu-itu saja.
Gerakan unik disini maksud saya adalah setiap karakter memiliki gerakan yang bergantung pada Affection System, dimana karakter utama akan “terikat” pada 3 karakter pendamping. Mereka adalah Iyo yang jika menggunakannya akan memungkinkanmu melakukan serangan combo di darat lewat Heavy Slash dan Charged Slash. Hagange memiliki combo di udara dan jump cancel, serta Komimi yang memungkinkan melakukan pertahanan yang solid seperti ground & air recovery dan juga parry.
Hal yang sebenarnya sulit tapi malah membuat gamenya seru ada di sistem lock on souls-like mereka. Alih-alih menggunakan sistem lock target ala DMC yang gampang dimana kamu hanya perlu menekan tombol satu tombol tertentu saja, disini kamu akan sulit untuk menyerang target incaran jika menggunakan skill tertentu dan ada kemungkinan meleset karena membutuhkan timing dan posisi yang tepat. Jadi susah dan menyebalkan, tapi justru jadi lebih seru disaat yang sama.
Ala souls-like tersebut juga berlaku pada sistem parry mereka, dimana tombol menghindar / dodge menyatu parry, Artinya, untuk melakukan parry kamu tidak bisa sambil bergerak. Tetapi kecuali jika kamu benar-benar berdiri diam sebelum menangkis, ada kemungkinan gamenya masih akan membaca input ke depan dari saat karaktermu bergerak dan memutuskan ingin menghindar. Saya memiliki banyak momen di mana saya akan menangkis, tetapi sebaliknya game membacanya sebagai dodge dan karena waktu untuk keduanya berbeda.
Ada Berbagai Skill Menawan
Seperti yang sudah saya sebutkan diatas, karaktermu akan bergantung pada tiga karakter lainnya yang digunakan. Tiap tiga karakter tersebut bisa dipilih dan masing-masing memiliki Special Skill yang bisa digunakan. Seperti fitur “assist” dalam sebuah tag battle di game fighting.
Setiap skill disini banyak banget yang bergantung pada situasi. Tapi, saya cukup sering menggunakan skill milik Komimi karena memang memiliki serangan AoE yang masif. Permasalahan utama yang sudah kami sebutkan diatas, sistem soft-locked ke musuh membuat skill AoE lebih gampang dipakai. Jika menggunakan skill single-target akan gampang meleset.
Meski begitu, saya harus apresiasi bahwa game ini juga memiliki kemampuan unik lainnya yang disebut Ninjutsu Skill untuk tiap karakter. Misalnya Iyo yang bisa mengeluarkan sebuah tools untuk healing atau bomb. Gaenaknya, ketika mengeluarkan skill tersebut kamu harus mengekernya lewat bidikan crosshair yang menurut kami sangat lambat, ketika sudah membidik, sang karakter cukup lambat ketika mengeluarkan alat-alat ninja tersebut.
Untungnya, hal tersebut tidak berlaku untuk karakter Hagane yang memiliki semacam grapling hook yang adalah alat untuk menggapai titik tertentu atau menarik lawan. Sistem crosshair disini berjalan lebih baik dan merupakan tools yang sangat useful menurut saya.
Sistem Level yang Nggak Banget
Sebagai sebuah game yang memang mengedepankan fan service, sebenarnya tidak mengherankan jika mereka mengedepankan hal kasual. Namun, sistem bertarung yang menurut saya bagus tersebut sayang banget karena sistem level seperti tingkat kesulitan disini sangat gampang banget ditalkukan, terutama dalam urusan desain berbagai monster.
Setiap levelnya, akan ada boss yang akan melawanmu. Awalnya saya kira tingkat kesulitannya akan bertambah karena tiap boss akan memiliki serangan yang unik, tetapi faktanya tidak dan setiap boss bahkan berasa cuma sekedar monster elit saja. Lantas, dimana peningkatan kesulitan di tiap levelnya? Hanya di hal simpel lewat jumlah musuh yang lebih masif. Hal tersebut akan membuatmu lebih frustasi karena akan susah combo dan memaksa karakter untuk menghindar atau melakukan parry.
Hal tersebut diperparah lagi dengan sistem checkpoint yang ancur-ancuran. Pada dasarnya ada kuil-kuil yang bisa kamu temukan di tiap level yang akan restore kebutuhanmu. Tiap kali kamu mati setelah menemukan kuil, kamu akan langsung hidup kembali di kuil sebelumnya dan harus bermain melalui semuanya lagi dari titik itu. Mati lagi dan mulai kembali dari awal level. Contohnya, misal saya lawan Boss 3 dan mati dua kali, maki saya harus mengulangnya dari posisi lawan Boss 1. Saya bingung, ini game mau dibuat casual atau fokus di tingkat kesulitannya?
Fanservice Tentu Jadi Nilai Jual Utama
Samurai Maiden memiliki nilai fanservice lewat sistem Devoted Heart. Karakter yang kamu gunakan bisa dipasangkan dengan berbagai karakter lainnya yang memiliki beragam skill unik hingga power state yang beragam. Makin tinggi heart dan tingkat bonding tentu saja akan membuatnya makin kuat. Kamu bisa memperkuat hubungan antar karakter lewat side mission, ada dialog-dialog mesra, dan lain-lainnya.
Setiap misi sampingan disini juga akan ada beragam dialog antar karakter, dimana hal tersebut sangat penting untukmu pecinta lore yang memang selalu ingin mendalami perasaan karakter. Sifat tiap karakter juga bisa kamu ketahui lewat fitur fanservice ini.
Visual Pas, Cutscene Terlalu Membosankan
Secara visual kami tidak banyak protes karena gamenya memiliki grafis ala anime 3D yang cukup nyaman untuk dilihat. Begitu juga dengan kualitas animasi yang smooth serta berbagai artwork yang rupawan. Semua hal yang berbau visual untuk memanjakan mata benar-benar dipoles dengan baik.
Protes saya ada dibagian cutscene yang dibuat terlalu panjang. Ada bagian dialog yang terasa dipaksa diulang agar panjang. Belum lagi ada cutscene yang hanya merubah posisi karakter, padahal adegannya mirip dengan yang sebelumnya. Hal-hal seperti itu malah merusak kualitas visual yang sudah cukup baik dan malah berujung membuatnya membosankan untuk dilihat. Untungnya, mereka menyediakan tombol skip yang selalu saya hantam tiap kali bosan.
Kesimpulan
Samurai Maiden sebenarnya adalah game yang seru untuk dimainkan. Terutama dalam sisi mekanisme bertarung meskipun posisinya adalah game waifu yang mengandalkan fanservice. Sayangnya, gameplay bertarung yang seru tersebut harus dinodai dengan sistem level yang berantakan yang membuatnya tidak jelas akan jadi game kasual atau yang sulit untuk dimainkan.
Secara visual, Samurai Maiden memanjakan mata, begitu juga dengan fanservice yang mereka tawarkan lewat dialog-dialog hingga berbagai adegan mesra antar karakter. Tapi, waifu-waifu tersebut akan terlihat membosankan dengan cutscene yang repepetif dan tak seru dilihat.
Tertarik untuk mencicipinya? Samurai Maiden sudah resmi dirilis dan bisa kamu mainkan di PlayStation 4, PlayStation 5, Nintendo Switch, dan PC via Steam.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
PROS
- Gameplay bertarung yang seru
- Kualitas visual yang dipoles dengan baik
- Voice acting yang menggoda
CONS
- Sistem level yang buruk
- Cutscene yang membosankan
Discussion about this post