Harapan fans untuk bisa memainkan The Last of Us Part 2 dengan kualitas terbaik di PlayStation 5 akhirnya terjawab dengan disiapkannya versi remaster terbaru. Membuat sebuah remaster untuk game yang baru rilis beberapa tahun mungkin terdengar seperti lelucon, tapi Naughty Dog sudah memastikan kalau rilis gamenya kali ini bisa memberi insentif yang tetap bisa menarik perhatian bahkan untuk para pemain lama.
Kami kebetulan sudah berkesempatan memainkan gamenya sejak bulan Desember lalu, dan meski sempat menamatkan game originalnya dulu, kami memutuskan untuk kembali menyelesaikan playthrough baru demi mendapat akses ke beragam konten yang terkunci. Lalu apakah The Last of Us Part 2 Remastered adalah rekomendasi baru yang menarik untuk dilirik? ataukah remaster ini malah terkesan dipaksakan? Berikut kami sudah rangkum impresi lengkapnya!
Mengenai The Last of Us Part 2
Sebelum masuk ke pembahasan utama yang lebih berfokus pada ragam perombakan serta konten barunya, kami tentunya juga perlu memberi sedikit pembahasan mengenai The Last of Us Part 2 sendiri. Rilis sebagai salah satu game eksklusif terakhir dari Sony sebelum peralihan ke era PlayStation 5, ini adalah sekuel dari seri original The Last of Us yang berhasil masuk jajaran game terbaik sepanjang satu dekade lalu. Meski masih mengambil latar serupa dengan semua karakter utama yang kembali mengisi perannya, cerita dalam The Last of Us Part 2 mengambil arah yang jauh berbeda dari sudut pandang Ellie serta Abbys sebagai sang protagonis.
Lewat game inilah Naughty Dog berhasil memperlihatkan talenta luar biasa mereka dalam meracik pengalaman single-player dengan production value mengesankan. Meski dirilis untuk PlayStation 4, gamenya hingga masih memperlihatkan kualitas jempolan yang sangat layak dicap sebagai standar generasi sekarang. Mulai dari presentasi memukau, penyampaian cerita emosional dengan akting karakter yang sangat menjiwai, hingga gameplay intens yang selalu bergerak secara dinamis, inilah beberapa kekuatan utama yang membuat The Last of Us terutama sekuelnya begitu solid di mata kami.
Hanya saja karena termasuk sekuel langsung dengan peralihan cerita yang sangat drastis, kami tentu tidak bisa menyarankan pendatang baru untuk langsung terjun ke petualangan Ellie dan Abby ini. Untungnya Naughty Dog sudah sempat merilis versi remake untuk game pertamanya yang kini diberi judul The Last of Us Part 1, dan gamenya tersebut telah mendapat perombakan kualitas besar-besaran terutama dari sisi gameplay hingga grafis yang sudah menyamai sekuelnya.
No Return yang Ternyata Cukup Seru
Masuk ke konten utamanya, perhatian kami langsung tertuju pada No Return yang merupakan mode tambahan dengan elemen roguelike survival. Lewat mode ini kamu akan dihadapkan pada seleksi level yang sudah diacak dengan ragam musuh berbeda yang harus dikalahkan juga, dan setiap kematian bersifat permanen sehingga membuat setiap progress yang ada terasa semakin rewarding sekaligus intens. Berbeda dari impresi awal kami, mode ini ternyata dikemas dengan sistem yang cukup mendalam di mana kamu diberi kebebasan dalam memperkuat karakter hingga menentukan seberapa besar tantangan yang harus dihadapi.
Selain dari Standard Run, mode ini ikut menyediakan opsi Custom Run yang memberi banyak opsi untuk mengatur jalannya gameplay sesuai kenyamanan masing-masing, dan ada juga Daily Run yang uniknya hanya memberimu satu kesempatan di setiap hari untuk menyelesaikan tantangannya. Bagi para pemain yang memiliki jiwa kompetitif, mode ini sudah menyediakan Leaderboard yang berguna untuk melihat seberapa jauh kamu bisa mencapai rekor lebih baik. Tidak ketinggalan para pemain bisa mendapat akses ke beberapa karakter playable yang di game originalnya hanya berperan sebagai pendamping seperti Dina, Jesse, Lev, hingga Tommy.
Ragam Konten Baru Lainnya
Para pemain yang mengharapkan konten baru lain bisa mengaksesnya lewat menu Extras dan Making Of. Satu tambahan yang mungkin paling menarik bagi kami adalah Lost Levels, yaitu beberapa seleksi level spesifik yang telah dihilangkan dari gamenya selama proses pengembangan (cut-content). Sejak awal memainkan gamenya kamu sudah bisa langsung mengakses konten baru ini yang menyuguhkan tiga level berbeda mulai dari Jackson Party, Seattle Sewers, dan The Hunt.
Setiap levelnya ini dipresentasikan dalam status pre-alpha tanpa adanya dialog, tapi sepanjang jalannya gameplay kamu bisa mengaktifkan developer commentary yang memberi penjelasan menarik mengenai latar belakang dari setiap cut-content tersebut. Ini berujung memberi sebuah pengalaman yang sangat unik menurut kami, karena kebanyakan developer cenderung merahasiakan cut-content dari game mereka, apalagi sampai merilisnya ke publik dalam bentuk sebuah dokumentasi menarik yang bisa dimainkan seperti ini.
Selebihnya masih ada beberapa konten lain, tapi beberapa di antaranya hanya bisa kamu akses setelah menamatkan gamenya. Sebagian pemain yang sempat menghabiskan banyak waktu untuk bereksperimen dengan mini-game bermain gitar kini bisa mengaksesnya dengan lebih mudah, karena gamenya membawa mode Guitar Free Play yang ikut membawa ragam kustomisasi keren.
Performa dan Fitur PlayStation 5
Untuk yang satu ini kami tidak perlu menjelaskannya terlalu dalam, karena The Last of Us Part 2 kini sudah bisa dimainkan dengan kualitas grafis serta performa maksimal di resolusi 4K. Sama seperti The Last of Us Part 1, gamenya tetap menyuguhkan grafis resolusi tinggi yang tajam meski dimainkan di mode Performance berkat kualitas render 1440p yang mendapat upscale maksimal hingga 4K. Fitur unggulan dari kontroler DualSense seperti Haptic Feedback dan Adaptive Trigger apalagi ikut membuat pengalaman bermain terasa semakin realistis.
Bagian lain yang terutama paling kami apresiasi ada di waktu loading gamenya yang jauh lebih cepat berkat performa SSD PS5. Ini memang membawa perbedaan yang sangat terasa, karena kami masih ingat betul bagaimana The Last of Us Part 2 memiliki waktu loading yang begitu lama di PS4. Sedangkan untuk fitur aksesibilitas, game originalnya sudah menyediakan opsi yang begitu lengkap, tapi kali ini pihak developer sudah ikut menambahkan beberapa opsi baru seperti Descriptive Audio dan Speech to Vibrations.
Kesimpulan
Terlepas dari statusnya sebagai salah satu sekuel game degan arah cerita paling kontroversial, pada intinya The Last of Us Part 2 adalah sebuah karya yang penuh ambisi dan keberanian dalam merealisasikan suatu pengalaman bermain yang begitu memorable. Berkat kualitas bawaan dari rilis originalnya yang bahkan sudah terasa seperti game next-gen, kini The Last of Us Part 2 sudah bisa dimainkan kembali dengan ragam perombakan yang membuatnya semakin terpoles dengan baik. Ini apalagi semakin dimaksimalkan lewat seleksi konten baru seperti mode No Return hingga porsi Lost Levels yang menurut kami disajikan dengan kreatif.
Untungnya para pemain yang sudah memiliki game originalnya diberikan opsi untuk upgrade ke versi remaster dengan membayar USD 10 yang menurut kami cukup sepadan daripada harus membeli gamenya lagi. Sementara bagi pemain yang belum sempat memainkan The Last of Us Part 2, maka versi remasternya ini bisa jadi rekomendasi menarik untuk dilirik, apalagi bagi mereka yang penasaran melihat kelanjutan kisah dari game pertamanya. Tapi tentu saja, meski termasuk versi upgrade yang membawa pengalaman bermain lebih maksimal, ini tidak semata bisa dijadikan perban untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang tetap dibawa game originalnya.
The Last of Us Part 2 Remastered sendiri rencananya akan dirilis pada 19 Januari mendatang untuk PlayStation 5. Sesuai dengan tradisi Sony dalam membawa game eksklusif mereka ke PC, ada kemungkin besar kalau game ini juga akan hadir untuk Steam di masa depan nanti.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
The Last of Us Part 2 Remastered
PROS
- Mode No Return yang ternyata seru dan cukup dalam
- Beberapa konten tambahan menarik, khususnya Lost Levels
- Perombakan teknis yang sangat terasa di PS5
- Tawarkan opsi upgrade terjangkau dari versi PS4
- Pengalaman game single-player action adventure yang tetap solid, tapi dengan pengalaman bermain maksimal di sistem lebih kuat
CONS
- Cerita yang mengambil rute tidak terduga dan masih sulit diterima banyak fans
- Beberapa porsi gameplay yang terlalu diperpanjang
Discussion about this post