Pada liputan ke Tokyo Game Show 2024, tim kami sudah berkesempatan untuk ikut mewawancarai perwakilan developer Gust untuk membahas Atelier Yumia: The Alchemist of Memories & the Envisioned Land. Sebagai rilis game mainline terbaru franchisenya, tentu ada tantangan besar yang harus mereka hadapi apalagi melihat kesuksesan Atelier Ryza hingga bisa dijadikan sebagai trilogi. Meski begitu, mereka tetap berambisi untuk mencapai tingkatan kualitas lebih baik lagi lewat Atelier Yumia.
Narasumber dari sesi wawancara ini adalah dua sosok prominen dari tim developer yaitu Junzo Hosoi selalu sang producer dan Shinichi Abiko selaku sang director gamenya. Ada berbagai topik menarik yang sudah dibahas, terutama dari apa yang membuat Atelier Yumia tampil berbeda dibanding seri terdahulu.
Q: Melihat kesuksesan besar yang berhasil diraih Atelier Ryza terutama dari daya tarik sang heroine utama, apakah ada tekanan yang dirasa saat membuat protagonis baru untuk bisa menyaingi atau bahkan mengungguli popularitas Ryza?
Junzo Hosoi: Ya, tentu saja ada banyak tekanan yang kami rasakan. Seperti yang Anda ketahui, ilustrator untuk game ini adalah Benitama, tetapi saya memiliki hubungan dekat dengan Toridamono yang merupakan ilustrator utama Atelier Ryza. Saya benar-benar dibuat bingung akan bagaimana menciptakan karakter yang bisa melampaui Ryza. Tujuan kami adalah untuk melampaui game sebelumnya dan memberikan karya yang lebih baik lagi untuk semua orang. Baik ilustrator maupun tim developer sendiri telah mencurahkan banyak pemikiran dalam hal ini.
Q: Atelier adalah franchise yang selalu melibatkan banyak desainer karakter dengan style unik dan menawan. Terutama untuk Atelier Yumia yang sekarang ditangani oleh Benitama, kira-kira bagaimana proses dalam memilih artist untuk menangani game-game Atelier dan menurut anda apa yang menjadi daya tarik utama dari art style Benitama-sensei?
Junzo Hosoi: Saya pertama kali menemukan karya Benitama di Twitter (X) pada tahun 2018 lalu. Seperti yang saya sebutkan tadi, saya juga mengenal Toridamono yang merupakan artist dari seri Atelier Ryza. Ketika kami bekerja dengan Toridamono untuk game terdahulu, saat itu dia sedang bekerja secara independen yang memberi kami kesempatan untuk berkolaborasi dengannya. Sejak saat itu, saya telah mengikuti karya garapan Benitama secara lebih dekat.
Ketika tiba waktunya untuk memilih artist untuk proyek Atelier baru ini, saya ingin mengajak seseorang yang dapat memberikan pengalaman berbeda dibandingkan dengan desain bergaya anime yang biasanya kami gunakan dalam franchise ini. Tujuan saya adalah untuk menyeimbangkan antara karakter dan gaya seni untuk memberikan pengalaman yang lebih kaya kepada para pemain. Saya merasa kalau karya Benitama sangat cocok dengan tujuan ini. Kami akhirnya diperkenalkan dengan Benitama melalui Toridamono, dan itulah cara kami mengajaknya sebagai ilustrator untuk Atelier Yumia.
Q: Yumia terlihat seperti sosok yang lebih tua dibanding kebanyakan protagonis di game Atelier terdahulu. Jika memang benar, apa alasan dibalik keputusan untuk membuat para karakter yang lebih dewasa ini?
Junzo Hosoi: Ya, itu memang sesuatu yang disengaja. Dalam seri Atelier Ryza sebelumnya, cerita difokuskan pada pertumbuhan remaja laki-laki dan perempuan yang beranjak dewasa. Karena cerita itu berpusat pada proses untuk tumbuh dewasa, maka secara alami kami memulai dengan karakter yang lebih muda.
Sementara untuk proyek barunya ini, kami ingin membuat RPG generasi berikutnya yang akan menarik bagi audiens global. Kami merasa bahwa pahlawan wanita, baik secara fisik maupun mental harus kuat dan tangguh. Tujuan kami adalah untuk menggambarkan bentuk pertumbuhan karakter yang lebih matang. Jadi, kami membayangkan seorang tokoh protagonis yang telah mengalami kehidupan dan punya kebijaksanaan lebih.
Pendekatan ini memungkinkan kami untuk menceritakan kisah yang lebih serius dan mendalam, tidak hanya untuk Yumia tetapi juga untuk karakter lainnya, yang kesemuanya memiliki latar belakang yang berkembang dengan baik. Kedalaman karakter dan cerita ini hanya dapat disampaikan melalui seseorang dengan tingkat usia dan pengalaman tertentu. Untuk memenuhi apa yang ingin proyek ini realisasikan di bagian tersebut, kami secara khusus menciptakan Yumia sebagai tokoh utama wanita yang lebih dewasa.
Q: Game Atelier selalu menaruh fokus pada gameplay berbasis turn-based dengan beberapa di antaranya seperti Ryza yang ikut membawa elemen real-time, sementara Atelier Yumia terlihat lebih mengusung gameplay action. Apa yang menjadi alasan dibalik perubahan drastis ini?
Shinichi Abiko: Seperti perkataan Anda, game ini memang memasukkan lebih banyak elemen yang berorientasi pada sisi action. Keputusan ini dipengaruhi oleh feedback yang kami terima dari para pemain setelah Atelier Ryza 2 dan 3. Meskipun penyajiannya berbeda, pendekatan kami dalam mendesain sistem combat ini masih sejalan dengan filosofi utama seri Atelier sejak dulu.
Apa yang ingin kami ciptakan adalah sebuah RPG yang masih mempertahankan gaya khas Atelier. Dalam hal ini, itu berarti sebuah pertempuran di mana penggunaan item sangat penting. Sebagai contoh, beberapa pemain suka membuat item dengan efek kuat yang memungkinkan mereka untuk mengalahkan bos dalam satu serangan. Pemikiran itu tentunya tidak berubah dalam game ini.
Dalam Atelier Yumia, pemain masih perlu menyusun strategi berdasarkan gerak-gerik musuh, kemudian memutuskan item mana yang akan digunakan, apakah serangan jarak dekat atau jarak jauh lebih baik, dan merumuskan strategi berbeda untuk mengalahkan lawan. Jadi meskipun pertarungannya mungkin tampak lebih berorientasi pada sisi aksi, proses berpikir di baliknya masih konsisten dengan judul-judul Atelier sebelumnya.
Bagi pemain yang mungkin tidak nyaman dengan gameplay action, kami tentu tidak mengesampingkan mereka. Dalam game ini kami masih membuatnya lebih mudah untuk menghindar atau bertahan, sehingga pemain tidak akan mudah gugur. Selain itu, pemain bisa terus membuat senjata atau item pertahanan yang kuat. Misalnya, Anda bisa membuat equipment dengan pertahanan yang sangat tinggi sehingga serangan musuh hanya akan memberikan damage minimal. Jadi bahkan pemain yang terbiasa dengan sistem combat yang lebih tradisional dari seri Atelier tidak akan menganggap game ini terlalu sulit.
Q: Melihat bagaimana Alchemy dianggap sebagai sesuatu yang tabu atau jahat adalah sebuah pendekatan unik, karena itu bisakah anda berbagi detail lebih dalam pada aspek world building Atelier Yumia serta perbedaannya dibanding seri terdahulu?
Junzo Hosoi: Dalam proses berpikir saya, hingga saat ini kami telah menggambarkan alchemy dalam game-game Atelier ebagai sesuatu yang telah dilupakan atau ditinggalkan. Namun, menyajikannya sebagai praktik terlarang memang adalah yang pertama untuk franchise ini. Jadi dalam game Atelier, alchemy biasanya digambarkan sebagai sesuatu yang sangat kuat, hampir tak terbatas dalam kemampuannya. Tetapi dengan sesuatu yang sekuat itu, bukankah akan ada orang yang takut akan potensinya? Saya ingin mengeksplorasi aspek tersebut dalam Atelier Yumia, yaitu rasa ketakutan dan tabu yang mengelilingi kekuatan maha dahsyat seperti alchemy. Ini adalah salah satu elemen unik yang ingin kami hadirkan ke dalam cerita utamanya nanti.
Q: Apakah anda memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada para fans di Asia Tenggara yang tengah menantikan gamenya?
Junzo Hosoi: Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pemain di Asia Tenggara atas dukungan mereka pada seri Atelier dan brand Gust. Berkat dukungan semua orang baik itu melalui feedback di media sosial dan antusiasme yang kami lihat, kami jadi semakin termotivasi dan terdorong selama proses pengembangan. Berkat tanggapan yang luar biasa ini, kami bisa mengumumkan seri Atelier yang baru dan kami sangat berterima kasih untuk itu.
Ini adalah proyek pengembangan berskala terbesar dalam seri Atelier, dan ini adalah judul yang menghadirkan tantangan baru. Kami sangat berharap Anda akan mencobanya. Mohon terus dukung kami di masa depan. Terima kasih!
Nah, itulah dia rangkuman wawancara eksklusif kami dengan perwakilan developer Gust yang membahas lebih dalam mengenai Atelier Yumia. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Hosoi dan Abiko-san akan keterbukaannya dalam menjawab semua pertanyaan yang ada.
Atelier Yumia: The Alchemist of Memories & the Envisioned Land sendiri rencananya akan rilis pada 21 Maret 2025 untuk PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series, Nintendo Switch, dan PC. Kamu bisa pantau segala perkembangan terupdate mengenai gamenya termasuk akses penjualan saat tersedia nanti lewat website resmi mereka DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post