Tepat di jantung kota Kyoto, sebuah gerakan dengan partisipasi sekitar 200 peserta yang terdiri dari developer, media, dan tamu industri telah berkembang menjadi festival game indie terbesar di Jepang, dengan jumlah pengunjung yang bahkan hampir mencapai 40.000 orang pada tahun 2024. Yup, kita berbicara tentang BitSummit, yang mana baru-baru ini tim kami telah berkesempatan duduk bersama Masahiko Murakami selaku CEO Skeleton Crew Studio sekaligus salah satu pendiri BitSummit untuk membahas perjalanan luar biasa festival ini dan dampaknya terhadap pasar game indie di Jepang.
Dari Langkah Awal Hingga Menjadi Pilar Industri
Kisah awal BitSummit mencerminkan semangat gigih yang menjadi ciri khas pengembangan game indie.
“BitSummit dimulai pada 2013,” jelas Murakami. “Saat itu, PlayStation Store baru mulai membuka pintu bagi pengembang kecil untuk merilis game mereka sendiri. Tapi di Jepang, orang-orang belum benar-benar paham apa itu ‘budaya indie.'”
Meski PlayStation Store sudah diluncurkan sejak 2006 bersamaan dengan PlayStation 3, tahun 2013 menjadi momen penting ketika Sony memperluas layanan ini dengan versi web dan alat self-publishing yang dirancang khusus untuk pengembang indie.

Apa yang awalnya dimulai di sebuah tempat pertunjukan musik kecil, kini telah berkembang menjadi institusi budaya besar yang menempati beberapa lantai dan menarik sponsor dari raksasa seperti Nintendo, PlayStation, hingga Microsoft. Pertumbuhan ini tidak terjadi dalam semalam—dan bahkan awalnya tidak direncanakan.
“Setelah acara kedua, kami sebenarnya tidak berencana melanjutkan. Itu terlalu berat bagi kami,” kenang Murakami. “Tapi lalu, para pengembang mulai bertanya, ‘BitSummit tahun ini diadakan nggak?’ Dan sekitar waktu itu, Indie Megabooth—salah satu ajang indie terbesar di AS—menghubungi kami.”
Membangun Jembatan Kokoh di Industri
Salah satu pencapaian paling luar biasa dari BitSummit adalah kemampuannya menyatukan perusahaan-perusahaan yang biasanya bersaing di bawah satu tempat. Saat ditanya bagaimana ia menjaga keseimbangan ini, Murakami mengungkapkan pendekatannya yang sederhana:

“Sejak awal, saya tegaskan bahwa BitSummit bukan tentang persaingan bisnis—ini tentang mendukung kreator. Saya bilang ke sponsor bahwa tujuan mereka di sini harus membantu pengembang indie, bukan promosi produk atau menyaingi pesaing.”
Filosofi ini menciptakan ruang unik di mana para rival industri bisa bekerja sama demi kemajuan dunia indie.
Tantangan di Pasar Jepang dan Preferensi Platform
Dunia indie di Jepang memiliki perbedaan besar dibandingkan negara-negara Barat, terutama karena kendala bahasa. “Sebagian besar pengembang Jepang hanya bisa bahasa Jepang, jadi akses mereka ke informasi global sangat terbatas,” ujar Murakami. “Akibatnya, mereka kurang terpengaruh tren global dan sering membuat game dengan gaya yang sangat unik.”
Isolasi ini menghasilkan karya-karya indie khas Jepang yang menonjol di pasar global, namun juga menghadirkan tantangan ketika mencoba menjangkau audiens internasional.

Meskipun gaming PC semakin berkembang di Jepang, dengan pengguna Steam yang kini melebihi 17 juta dan terus bertambah, konsol tetap memiliki posisi kuat. “Banyak pengembang indie fokus ke Nintendo Switch,” jelas Murakami. “Meski begitu, membuat game untuk PC lebih mudah dibandingkan konsol, jadi banyak pengembang merilis di Steam dan Switch sekaligus.”
Ia menambahkan bahwa rilis di PlayStation lebih jarang dilakukan oleh pengembang Jepang, sementara kehadiran Xbox sangat kecil kecuali melalui program seperti Xbox Game Pass.
Upaya Bertahan di Tengah Pandemi
Seperti banyak acara lainnya, BitSummit menghadapi tantangan besar saat pandemi COVID-19. Pada 2020, mereka beralih ke format online, meskipun pengalaman hands-on sulit ditiru. Tahun 2021, mereka kembali menggelar acara fisik, tapi hanya untuk pengembang, media, dan sponsor.

“Mengejutkan, orang-orang ternyata sangat menyukai format itu,” kata Murakami. “Tanpa tekanan dari kerumunan besar, pengembang bisa berdiskusi lebih dalam, dan media serta sponsor lebih mudah bertemu kreator.”
Pengalaman ini melahirkan model hybrid yang menggabungkan hari bisnis dan hari umum, dan terus berjalan sukses sejak 2022.
Menatap Rencana Masa Depan: BitSummit 2025
Untuk BitSummit berikutnya, Murakami dan timnya memperluas visi mereka lebih jauh. Dengan lebih dari 600 game yang mendaftar untuk hanya 100 slot, mereka menciptakan peluang tambahan bagi bakat baru.
“Untuk mendukung kreator mahasiswa, kami mengadakan BitSummit Student Game Jam. Tahun ini, sekitar 250 mahasiswa dari seluruh Jepang membentuk tim dan membuat game, dan semua karya itu kami tampilkan di acara,” jelasnya.

Acara 2025 juga akan mengusung elemen yang terinspirasi dari Expo Osaka. “Kami bekerja sama dengan banyak mitra internasional untuk menciptakan area khusus internasional, dan berharap bisa membawa beberapa game tersebut ke Expo nanti,” kata Murakami.
Saat diminta mendeskripsikan harapannya untuk festival mendatang dalam satu kalimat, Murakami menjawab: “Tahun ini adalah ‘tahun expo’ bagi Jepang dan Kansai, dan kami ingin BitSummit mencerminkan itu dengan atmosfer yang benar-benar internasional.”
Game hingga Kisah Kreator yang Berkesan
Meski melihat ratusan game tiap tahun, ada beberapa yang tetap membekas di hati Murakami. “Kalau harus sebut satu, saya pilih Cassette Boy karya Wonderland Kazakiri. Itu salah satu pemenang penghargaan kami tahun lalu, dan saya sangat terkesan,” ujarnya.

“Game-nya punya tampilan nostalgia ala Game Boy, tapi dipadukan dengan mekanik tiga dimensi. Yang saya sukai adalah cerita di baliknya—proyek ini dibuat oleh satu orang, dan anaknya sendiri yang membantu proses debugging. Sentuhan pribadi seperti itu sangat membekas.”
Mendukung Developer Indie Jepang
Saat ditanya kebutuhan terbesar pengembang indie Jepang saat ini, Murakami menyoroti dua hal penting: dukungan finansial dan pengetahuan bisnis.

“Banyak pengembang Jepang ingin membawa game mereka ke pasar global, tapi mereka nggak tahu caranya,” jelasnya. “Mereka sering mencari investor—terutama dari luar negeri—tapi mereka nggak terbiasa pitching, nggak nyaman bicara soal uang, dan nggak paham bagaimana mempublikasikan game di luar Jepang.”
Untuk mengatasi hal ini, tim Murakami mengadakan acara edukasi di ruang mereka di Shibuya, mengundang perwakilan industri keuangan untuk berbagi pengetahuan soal bisnis yang sering menjadi tantangan bagi pengembang.
Komunitas yang Terus Tumbuh
Dari pertemuan kecil para kreator penuh semangat hingga menjadi acara industri berskala besar, BitSummit adalah cerminan evolusi dunia game indie Jepang. Namun satu hal yang tidak berubah adalah misi utamanya: mendukung kreator dan membangun koneksi lintas batas.

Seperti yang Murakami katakan: “Game punya kekuatan untuk menyatukan orang, dan kami ingin BitSummit menjadi tempat di mana kreator dari berbagai negara saling mendukung.”
Dengan pertumbuhan yang terus berlanjut dan komitmen untuk menampilkan bakat-bakat unik, BitSummit berdiri sebagai bukti kreativitas dunia indie Jepang yang terus berkembang, sekaligus menjadi gerbang yang menghubungkan pengembang Jepang dengan komunitas game global.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post