Dalam dunia hiburan digital yang terus berkembang pesat, Virtual YouTuber atau yang lebih dikenal sebagai VTuber telah menciptakan niche unik yang menggabungkan budaya anime dengan live streaming.
Baru-baru ini, kami berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Motoaki Tanigo, atau yang lebih dikenal sebagai YAGOO, CEO dari COVER Corp alias perusahaan di balik kesuksesan besar hololive.
Sebagai salah satu pelopor di industri VTuber sejak awal kemunculannya hampir delapan tahun lalu, YAGOO membagikan wawasan berharga tentang pertumbuhan pesat fenomena ini, kondisi saat ini, dan prospek masa depannya yang menarik.
Memberi Mimpi untuk Jadi Sang Bintang Digital
Salah satu aspek paling revolusioner dari VTuber menurut YAGOO adalah bagaimana ini membuka peluang bagi siapa saja untuk menjadi entertainer digital. “Dengan VTuber, kamu bisa tampil sebagai talent tanpa harus menunjukkan wajah. Jadi, terlepas dari kebangsaan atau usia, sistem ini membantu anak muda yang berbakat dan termotivasi untuk menjadi bintang,” jelasnya.
Aksesibilitas ini telah membuka peluang bagi individu berbakat yang mungkin kesulitan meraih sukses di industri hiburan tradisional. YAGOO menekankan bagaimana VTubing menawarkan jalur alternatif yang sangat berharga di industri yang kompetitif:
“Nyatanya di Jepang sangat sulit untuk menjadi seorang pengisi suara. Sudah banyak VA terkenal yang memerankan berbagai karakter populer, jadi ini bukan pekerjaan yang mudah didapat. Itu bisa disamakan dengan artis K-Pop di Korea. Tapi dengan VTuber, kamu bisa berakting seperti pengisi suara atau bernyanyi seperti idol K-Pop tanpa harus menunjukkan wajah.”
Mengenai AI VTuber
Dengan kemajuan AI yang terutama sangat konstan di era sekarang, muncul pertanyaan tentang kemungkinan persaingan antara VTuber yang dioperasikan manusia dan karakter virtual yang sepenuhnya dikendalikan AI. YAGOO dengan jelas membedakan kedua model ini.
“Saya tidak berpikir kalau AI VTuber bisa menggantikan model bisnis VTuber tradisional. Itu karena para penggemar VTuber tradisional mendukung mereka untuk mewujudkan impian mereka. Sementara AI VTuber, mereka tidak benar-benar memiliki mimpi, jadi menurut saya penggemarnya juga tidak akan sama,” ujarnya dengan yakin.
Sebaliknya, dia melihat AI VTuber lebih cocok mengisi peran berbeda dalam ekosistem digital: “Menurut saya AI VTuber nantinya bisa menjadi sesuatu seperti NPC dalam game atau chatbot yang bisa diajak bicara.”
Perkembangan Agensi hingga Talent
Seiring dengan berkembangnya industri VTuber, agensi menghadapi tantangan terkait kepergian talenta atau yang lebih sering disebut sebagai “graduation.” YAGOO melihat ini sebagai bagian alami dari evolusi industri.
“Saya pikir tren ini menunjukkan kalau bisnis VTuber yang dijalankan secara individu mulai menjadi sesuatu yang seperti komoditas. Dan itu sebenarnya hal yang baik, karena membuktikan kalau model VTuber sudah benar-benar diterima di dunia,” ujarnya.
Agar tetap relevan, YAGOO menekankan pentingnya agensi dalam memberikan nilai tambah bagi para talenta: “Yang perlu dilakukan agensi adalah menawarkan keuntungan yang membuat talenta ingin tetap bekerja dengan mereka. Misalnya, kami bisa mengadakan konser besar, dan masih banyak hal lainnya.”
Mengenai rekrutmen, YAGOO menekankan pentingnya kemitraan jangka panjang: “Saya pikir kita perlu memiliki pandangan jangka panjang, karena jika talenta memutuskan untuk bekerja sama atau menjalankan bisnis dengan agensi, yang terpenting adalah apakah kita bisa menjadi mitra bagi mereka.”
Popularitas yang Semakin Naik
Ketika ditanya mengapa penonton semakin memilih VTuber dibandingkan streamer tradisional, YAGOO menyoroti popularitas global budaya anime yang terus berkembang. “Menurut saya salah satu faktornya adalah semakin banyaknya penonton anime Jepang di seluruh dunia. Dalam 10 tahun terakhir, kita telah melihat ekspansi besar pasar anime Jepang ke luar negeri. Terutama Gen Z, yang merupakan penonton utama anime Jepang dan sering menonton YouTube, jadi menurut saya mereka lebih cocok dengan budaya VTuber juga.”
Pandemi COVID-19 juga berperan besar dalam mempercepat adopsi VTuber: “Saat pandemi, orang-orang mungkin mencari cara untuk tetap terhubung satu sama lain. Dan menurut saya sendiri, kami juga mendapat manfaat dari hal itu,” ujar YAGOO.
“VTuber berbeda dari anime karena mereka melakukan live streaming di YouTube dan Twitch. Mereka bisa berinteraksi langsung dengan penggemar, dan para penggemar juga bisa saling berkomunikasi jika menyukai VTuber yang sama… Menurut saya itu sangat penting bagi banyak orang pada masa itu,” tambahnya.
Strategi dan Kolaborasi Brand
Meskipun hololive memiliki kehadiran yang kuat di YouTube, YAGOO tidak melihat konsentrasi pada satu platform sebagai risiko besar. “Kami tidak menganggap ini sebagai risiko besar, karena meskipun terlihat seperti kami hanya fokus pada satu platform, sebenarnya kami juga memiliki akun di YouTube, X, Spotify, dan lainnya. Jadi, jika suatu platform dirasa kurang optimal, kami bisa mengarahkan pengguna ke platform lain,” jelasnya.
Saat membahas kolaborasi brand, YAGOO mengakui kalau beberapa perusahaan masih kesulitan memahami dua sisi dari VTuber: “Ada dua aspek dalam VTuber. Yang pertama adalah sebagai IP (intellectual property), dan yang kedua adalah sebagai influencer. Banyak orang cenderung lebih fokus pada aspek IP, sehingga mereka merasa seperti sedang bekerja sama dengan perusahaan produksi anime.”
Untuk mengatasi hal ini, COVER Corp mengambil pendekatan edukatif: “Kami mencoba memperkenalkan contoh sukses dari Jepang dan negara lain. Kami juga berusaha membawa contoh dari industri yang serupa dengan industri dari calon mitra kolaborasi.”
Salah satu contoh kolaborasi VTuber yang sukses adalah kerja sama dengan Los Angeles Dodgers: “Dalam kolaborasi ini, kami berhasil mengarahkan para penggemar hololive ke stadion baseball. Kami juga berhasil menunjukkan kemungkinan kolaborasi VTuber untuk tim baseball lainnya, bahkan untuk tim olahraga lain. Saya rasa sangat mungkin kami akan memiliki kerja sama serupa di masa depan,” ujar YAGOO.
Menurutnya, brand yang paling diuntungkan dari kolaborasi dengan VTuber adalah yang mampu memanfaatkan kedua aspek utama yaitu IP serta influencer: “Brand-brand tersebut biasanya berasal dari industri game, fasilitas hiburan, klub baseball, restoran, dan landmark. Singkatnya, kami bisa mengarahkan para penggemar dan pelanggan kami ke produk kolaborasi ini, sekaligus menawarkan merchandise atau item digital agar mereka bisa menikmatinya.”
Masa Depan Industri VTuber
Untuk masa depan nanti, YAGOO melihat kemajuan teknologi sebagai faktor kunci dalam evolusi VTuber.
“Ada perkembangan dalam teknologi motion tracking, dan bahkan dengan kamera biasa, sudah ada solusi yang memungkinkan pelacakan gerakan dengan presisi tinggi. Jadi, jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik, mungkin kita bisa melakukan full body tracking untuk live streaming langsung dari rumah,” jelasnya.
Mungkin yang lebih revolusioner lagi adalah potensi penerjemahan real-time yang didukung AI:
“Hal lain yang bisa saya bayangkan adalah memiliki penerjemahan real-time ke bahasa lain… bukan hanya sekadar menampilkan subtitle, tetapi lebih seperti berbicara dengan nada suara aslinya, tetapi dalam bahasa yang berbeda.”
Kemampuan untuk menerjemah ini bisa semakin mempercepat pertumbuhan global, melanjutkan strategi lokalisasi yang sudah dijalankan oleh COVER Corp: “Kami merekrut talent VTuber lokal. Itu berarti para VTuber tersebut melakukan live streaming dalam bahasa ibu mereka sendiri, seperti yang kami lakukan dengan talent di Indonesia dan negara-negara berbahasa Inggris lainnya.”
Holoearth dan Pendekatan R&D
Saat ditanya tentang Holoearth, proyek dunia virtual dari COVER Corp, YAGOO memberikan sedikit update: “Platform ini masih dalam tahap pengembangan menuju peluncuran resmi. Kami secara bertahap memperluas area yang bisa dimainkan, tapi saya pikir kami akan menambahkan banyak fitur dan fungsi lainnya.”
Mengenai kemungkinan adanya stagnasi di industri ini, YAGOO nyatanya tetap optimis: “Kami optimis dengan tren masa depan karena kami percaya XR, VR, dan AR akan terus berkembang, serta akan ada lebih banyak ekspansi konten 3D online, termasuk Holoearth, bersama dengan platform lain seperti Roblox dan Fortnite. Ini adalah lingkungan yang menguntungkan bagi VTuber.”
Meski begitu, ia juga menekankan pentingnya inovasi berkelanjutan: “Kami sadar kalau kami harus terus mengikuti evolusi teknologi dan tren, jadi kami sangat fokus pada aktivitas R&D kami.”
Upaya Serius Membangun Komunitas
Mungkin yang paling mencerminkan visi COVER Corp adalah penekanan YAGOO pada membangun koneksi komunitas yang melintasi ruang digital dan fisik: “Bagi VTuber, tentu mereka melakukan live streaming di YouTube, tetapi itu bukan satu-satunya tempat untuk bertemu dengan VTuber favorit mereka. Mereka bisa datang ke konser live, pop-up shop, atau stadion jika ada kolaborasi. Dan saya pikir kesempatan offline seperti itu sangatlah penting.”
Pendekatan membangun komunitas ini juga meluas secara global: “Kebetulan di Amerika Serikat saat ini kami memiliki pop-up store di L.A. di The Beverly Center hingga 27 Februari. Selain itu, konser Mori Calliope akan berlangsung bulan ini di L.A., di The Hollywood Palladium, pada 26 Februari, dengan pintu dibuka pukul 6 sore PT. Jadi, kami ingin terus mengeksplorasi peluang di negara lain untuk memperluas kesempatan seperti ini.”
YAGOO menutup sesi wawancara ini dengan salah satu hal terpenting yang dia pelajari dalam industri VTuber: “Dalam bisnis VTuber, sangat penting untuk menyediakan kesempatan bagi komunitas penggemar, baik secara online maupun offline. Itulah mengapa kami juga menawarkan aplikasi komunitas penggemar, Holo Plus. Dan itu juga alasan kami menyediakan layanan trading card game. Bukan hanya untuk mencari keuntungan, tetapi kami ingin para penggemar memiliki tempat untuk berinteraksi satu sama lain.”
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post