Genre turn-based RPG pernah dianggap ketinggalan zaman, kalah pamor sama game-game aksi yang lebih cepat dan bombastis. Banyak yang mengira game dengan sistem giliran ini udah kehilangan daya tariknya di era modern. Tapi kenyataannya, game seperti Baldur’s Gate 3 dan yang terbaru Clair Obscur: Expedition 33 justru jadi bukti bahwa turn-based RPG nggak cuma hidup, tapi juga makin populer.
Ini bahkan termasuk mereka yang sebelumnya nggak pernah tertarik sama genre ini, menjadi tertarik untuk nyobain bahkan jatuh cinta untuk menikmatinya. Jadi, kenapa genre yang dulu dianggap “jadul” ini sekarang justru bisa laris manis? Mari simak opini dari kami. Perlu ditekankan bahwa ini bersifat subjektif dan pendapat setiap orang bisa saja berbeda.
Dari “Bosenin” Jadi Strategis dan Memuaskan
Buat sebagian gamer, turn-based dulu identik sama gameplay lambat dan repetitif. Tapi sekarang persepsi itu mulai berubah. Di tengah dunia game modern yang dipenuhi game aksi cepat dan visual yang serba over-the-top, turn-based justru menawarkan sesuatu yang beda: waktu untuk mikir. Pemain bisa menyusun strategi dengan tenang, memilih langkah terbaik, dan benar-benar menikmati sistem pertarungan tanpa harus panik pencet tombol.
Game seperti Clair Obscur: Expedition 33 membuktikan bahwa sistem turn-based bisa dikemas dengan cara yang lebih modern dan interaktif. Ada elemen parry, dodge, bahkan timing yang bikin setiap giliran terasa intens dan menantang. Ini bukan lagi soal duduk diam nunggu giliran, tapi soal membaca pola musuh dan merespons dengan cermat. Perpaduan antara perencanaan taktis dan aksi ringan ini bikin gameplay-nya jadi lebih fleksibel dan menarik buat lebih banyak orang, bahkan mereka yang biasanya cuma main game aksi sekalipun.
Kesuksesan Clair Obscur: Bukti Turn-Based Nggak Pernah Hilang
Clair Obscur: Expedition 33 jadi contoh sempurna gimana genre ini bisa kembali menarik perhatian publik luas. Dirilis oleh studio yang relatif kecil, game ini berhasil mencuri spotlight berkat kombinasi visual artistik, dunia yang unik, sistem pertarungan inovatif, dan cerita yang menyentuh. Banyak pemain yang bahkan mengaku nggak pernah suka turn-based sebelumnya, tapi jatuh cinta sama game ini.
Yang bikin menarik, kesuksesan Expedition 33 bukan cuma datang dari fans RPG, tapi juga dari pemain umum yang biasanya nggak ngelirik game model gini. Hal ini membuktikan bahwa genre turn-based bisa menjangkau audiens yang lebih luas asalkan dikemas dengan cara yang segar, punya kualitas tinggi, dan berani beda dari yang lain. Plus, dengan harga lebih murah dari game AAA biasa dan tersedia di Game Pass, makin banyak orang yang berani coba—dan ternyata suka banget.
Sebenarnya Genre Ini Gak Pernah Mati, Kita Aja yang Lupa
Fakta menarik: dalam beberapa tahun terakhir, genre turn-based RPG sebenarnya terus berkembang dan menghasilkan banyak judul luar biasa. Tapi karena sorotan media dan gamer umum cenderung fokus ke game mainstream seperti Final Fantasy, banyak yang jadi gak sadar kalau genre ini tetap hidup dan aktif.
Coba lihat daftar game turn-based keren yang keluar dalam dua tahun terakhir: Baldur’s Gate 3 (yang nyapu penghargaan di The Game Awards 2023), Persona 3 Reload, Shin Megami Tensei V: Vengeance, Metaphor: ReFantazio, Fire Emblem Engage, Octopath Traveler II, Unicorn Overlord, Sea of Stars, sampai remake klasik seperti Paper Mario: The Thousand-Year Door dan Super Mario RPG. Genre ini justru lagi berada di puncak performa terbaiknya—baik dari segi kualitas maupun variasi pengalaman yang ditawarkan.
Jadi kalau ada yang bilang Clair Obscur “menghidupkan kembali genre yang mati”, mungkin mereka cuma belum sempat ngelirik game-game turn-based lain yang udah muncul sebelumnya. Kesannya kayak setiap kali ada satu game sukses, orang baru sadar genre ini masih ada. Padahal udah banyak banget yang sukses sebelumnya, hanya saja gak semuanya jadi viral.
Turn-Based RPG dan Kebutuhan Gamer yang Beragam
Dunia game sekarang nggak bisa cuma dilihat dari satu sudut pandang. Gamer modern itu punya kebutuhan yang makin beragam. Ada yang cari tantangan mekanik, ada yang suka cerita mendalam, ada yang pengen pengalaman yang lebih tenang dan reflektif. Dan turn-based RPG bisa mengakomodasi semua itu.
Buat yang suka tantangan, banyak game turn-based sekarang punya sistem rumit dan dalam, dengan banyak opsi kustomisasi dan taktik. Buat yang suka cerita, game seperti Persona atau Clair Obscur kasih pengalaman naratif yang emosional dan berlapis. Dan buat yang cuma mau main santai sambil mikir, genre ini tetap jadi pilihan yang nyaman karena nggak memaksa refleks cepat atau grinding berlebihan (kecuali memang suka begitu).
Dan hal penting lainnya: turn-based RPG ngasih ruang buat “menikmati proses”. Nggak semua orang main game buat adu cepat atau serba intens. Kadang yang dicari justru adalah perasaan memecahkan masalah, mengenal karakter, dan menyusun strategi pelan-pelan. Di tengah dunia yang udah capek ini, justru pengalaman yang lebih lambat dan terkontrol bisa jadi pelarian yang menyenangkan.
Saatnya Lepas dari Bayang-Bayang Final Fantasy
Banyak perdebatan soal genre ini biasanya berakar dari satu hal: Final Fantasy. Franchise ini dulunya memang ikon turn-based RPG, dan ketika mulai beralih ke sistem aksi di seri-seri terakhir, banyak fans kecewa. Tapi yang sering dilupakan adalah: Final Fantasy bukan satu-satunya standar. Banyak studio lain yang justru terus menjaga dan mengembangkan genre ini dengan pendekatan yang nggak kalah berkualitas.
Square Enix sendiri, meskipun eksperimen dengan Final Fantasy XVI, juga tetap merilis game turn-based yang luar biasa seperti Bravely Default, Triangle Strategy, Live A Live, dan Octopath Traveler. Jadi, nggak adil juga bilang mereka “meninggalkan” genre ini sepenuhnya. Mereka cuma nyoba berbagai pendekatan, dan itu sah-sah aja dalam dunia kreatif.
Kalau yang diharapkan adalah nostalgia masa kejayaan Square Enix era PS1, mungkin saatnya kita berdamai dengan kenyataan bahwa era itu udah berlalu. Tapi itu bukan berarti genre-nya ikut mati. Justru sekarang kita hidup di masa di mana turn-based RPG lebih beragam dan menarik dari sebelumnya—tinggal kitanya aja mau buka mata dan eksplorasi lebih jauh.
Kesimpulan
Clair Obscur: Expedition 33 bukan kebangkitan, tapi pengingat. Genre turn-based RPG nggak pernah benar-benar pergi—cuma sesekali terlupakan. Dengan pendekatan modern, kualitas tinggi, dan keberanian buat tampil beda, game seperti ini ngebuktiin kalau pemain tetap haus akan pengalaman yang dalam, emosional, dan taktis.
Buat yang baru nyemplung ke genre ini gara-gara Expedition 33, selamat datang. Dunia turn-based RPG luas banget, penuh kejutan, dan sekarang lagi dalam kondisi sehat-sehatnya. Tinggal kamu mau ngelanjutin perjalanan ke mana: ke dunia kelam Metaphor: ReFantazio, ke petualangan absurd Like a Dragon: Infinite Wealth, atau ke taktik klasik Fire Emblem. Pilihan ada di tanganmu—dan ya, sekarang memang giliran genre ini buat bersinar lagi.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post