gamerwk.com
  • Home
  • Berita
  • Mobile Games
    • iOS
    • Android
  • Konsol
    • PlayStation 4
    • PlayStation 5
    • Nintendo Switch
    • Xbox One
    • Xbox Series S
    • Xbox Series X
  • PC
  • Opini
  • Rilis
  • Panduan
  • Wawancara
  • Situs Saudara
    • Wanuxi
    • GamerBraves
    • Gamer Santai
    • Gamer555
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Mobile Games
    • iOS
    • Android
  • Konsol
    • PlayStation 4
    • PlayStation 5
    • Nintendo Switch
    • Xbox One
    • Xbox Series S
    • Xbox Series X
  • PC
  • Opini
  • Rilis
  • Panduan
  • Wawancara
  • Situs Saudara
    • Wanuxi
    • GamerBraves
    • Gamer Santai
    • Gamer555
No Result
View All Result
gamerwk.com
No Result
View All Result

F1: The Movie Review – Antara Hollywood dan Nyawa Formula 1 yang Tetap Terjaga

Taufik by Taufik
June 26, 2025
in Film, Review
0
Kalau kamu suka film dengan kombinasi aksi ngebut, drama emosional, dan cerita comeback, F1: The Movie bakal jadi tontonan yang memuaskan.

Kalau kamu suka film dengan kombinasi aksi ngebut, drama emosional, dan cerita comeback, F1: The Movie bakal jadi tontonan yang memuaskan.

Share ke FacebookShare ke TwitterShare ke Telegram

Kalau kamu suka film dengan kombinasi aksi ngebut, drama emosional, dan cerita comeback, F1: The Movie bakal jadi tontonan yang memuaskan. Disutradarai oleh Joseph Kosinski—sutradara di balik Top Gun: Maverick—film ini mengajak penonton menyelami dunia Formula 1 lewat kisah Sonny Hayes (Brad Pitt), mantan pembalap legendaris yang mencoba kembali ke lintasan setelah bertahun-tahun menghilang dari sorotan.

Meskipun dibalut dengan gaya khas Hollywood, film ini tetap terasa cukup otentik berkat keterlibatan Lewis Hamilton sebagai co-producer. Hasilnya adalah film yang bisa dinikmati oleh semua kalangan—baik yang baru kenal F1, maupun penggemar berat yang ingin merasakan atmosfer balapan dari sudut pandang yang lebih personal dan sinematik. Simak review kami mengenai F1: The Movie.

Kembalinya Sang Legenda

F1: The Movie membawa penonton masuk ke dunia Formula 1 dengan gaya khas Hollywood—penuh drama, aksi, dan visual yang menggelegar. Ceritanya berpusat pada Sonny Hayes (Brad Pitt), mantan pembalap F1 yang sempat digadang-gadang jadi bintang besar di era ’90-an. Tapi kariernya hancur setelah kecelakaan parah yang nyaris merenggut nyawanya. Beberapa dekade kemudian, Sonny hidup sebagai pengembara di dunia balap, menerima tawaran seadanya hanya untuk tetap dekat dengan lintasan.

Segalanya berubah ketika Ruben Cervantes (Javier Bardem), mantan rekan satu timnya yang kini menjalankan tim F1 kecil bernama Expensify APX GP, datang menawarkan kesempatan untuk kembali ke arena. Sonny setuju untuk turun satu musim lagi, dan di situ ia dipasangkan dengan Joshua Pearce (Damson Idris), pembalap muda berbakat yang sedang naik daun dan punya ambisi besar. Seiring musim berjalan, konflik pribadi mulai muncul, rivalitas memanas, dan Sonny sadar bahwa tantangan terbesar dalam F1 tidak hanya datang dari sirkuit, tapi juga dari dalam tim sendiri.

Film ini disutradarai Joseph Kosinski, sosok di balik Top Gun: Maverick, dan dia sukses menghidupkan ketegangan serta kecepatan F1 ke layar lebar. Ditambah dukungan produser top seperti Jerry Bruckheimer dan Lewis Hamilton—ya, juara dunia F1 tujuh kali—nuansa balapnya terasa otentik. Alur ceritanya juga pas, cukup cepat untuk mempertahankan ketegangan, tapi masih memberi ruang bagi drama antar karakter. Momen-momen seperti adu mulut di garasi atau duel ketat di lintasan antara Sonny dan Joshua berhasil membangun dinamika yang bikin penonton ikut terpaku.

Brad Pitt tampil solid sebagai Sonny—seorang veteran dengan banyak luka emosional yang masih terbawa. Di sisi lain, Damson Idris berhasil memerankan Joshua Pearce sebagai sosok pembalap muda yang penuh semangat dan ambisi. Perbedaan generasi dan karakter mereka menambah lapisan dalam cerita, apalagi ketika tensi antar keduanya mulai meningkat. Mereka berhasil membawa semangat kompetitif khas F1 ke dalam film ini.

Musik dan Desain Suara yang Gak Main-Main

Satu hal yang benar-benar bikin pengalaman menonton F1: The Movie jadi lebih nendang adalah aspek audio-nya. Musik latarnya digarap oleh Hans Zimmer—komposer legendaris yang tahu betul cara membangun atmosfer lewat musik. Ditambah lagi dengan deretan musisi top seperti Doja Cat, Ed Sheeran, dan Rosé yang ikut mengisi soundtrack, sisi musikal film ini terasa segar dan relevan.

Desain suara juga sangat presisi. Dari suara perpindahan gigi sampai dengungan alat pit stop yang khas, semua terdengar persis seperti aslinya di paddock F1. Salah satu momen paling mengesankan datang saat balapan berlangsung di layar IMAX—bunyi mesin V6 3.6-liter-nya bikin bulu kuduk berdiri. Detail-detail seperti ini yang bikin penonton bisa tenggelam dalam sensasi balapan, meskipun duduk di kursi bioskop.

F1-nya Berasa Tapi Tetap “Hollywood”

Karena ini film buatan Hollywood, tentu saja ada bagian yang terasa dramatis dan agak disederhanakan. Misalnya, istilah teknis F1 banyak yang dikurangi agar penonton awam tidak kebingungan. Tapi keputusan itu cukup masuk akal, dan bahkan berhasil menjaga agar ceritanya tetap seru tanpa kehilangan nuansa balapnya. Di sisi lain, kehadiran Lewis Hamilton sebagai co-producer sangat membantu menjaga film ini tetap terasa “F1 banget,” walau dengan sentuhan sinematik.

Dari sisi realisme, film ini berhasil menunjukkan bagaimana tim F1 beroperasi secara umum. Dari pembalap, mekanik, sampai bos tim, semua digambarkan cukup akurat untuk memperkenalkan F1 ke penonton baru. Meskipun tidak terlalu mendetail—karena memang F1 itu teknikal banget—film ini tetap memberi gambaran cukup utuh tentang dunia balap jet darat.

Yang bikin tambah keren, ada banyak cameo dari pembalap dan tokoh F1 sungguhan. Max Verstappen, Lewis Hamilton, Oscar Piastri, Charles Leclerc, sampai Toto Wolff dan Fred Vasseur muncul di beberapa bagian film. Walau sebentar, kehadiran mereka bikin dunia film ini terasa lebih nyata. Ditambah lagi, beberapa adegan benar-benar diambil saat race weekend asli, seperti di Silverstone dan Yas Marina, jadi atmosfer balapnya dapet banget. Mobil yang dipakai pun bukan sekadar properti—tim produksi pakai mobil Formula 2 yang dimodifikasi oleh Mercedes agar terlihat seperti mobil F1, dan hasilnya sangat meyakinkan di layar.

Kesimpulan

F1: The Movie berhasil memberikan tontonan yang seimbang antara aksi balapan yang intens dan cerita karakter yang menyentuh. Ini bukan dokumenter, dan untungnya film ini juga nggak berusaha jadi seperti itu. Sebaliknya, film ini fokus memberi pengalaman balap yang mendebarkan, karakter yang bisa dikasih simpati, dan atmosfer yang terasa autentik berkat sentuhan langsung dari dunia F1.

Untuk penonton awam, film ini sangat ramah dan mudah diikuti. Buat penggemar lama F1, mungkin ada beberapa bagian yang terasa terlalu “dilunakkan,” terutama karena minimnya aspek teknis dan absennya sesi kualifikasi—yang sebenarnya adalah salah satu bagian paling intens dalam setiap race weekend. Tapi kalau kamu bisa menerima bahwa ini film drama olahraga, bukan tayangan analisis Grand Prix, maka F1: The Movie tetap layak dinikmati. Apalagi kalau nonton di layar besar seperti IMAX—suara mesin, visual lintasan, dan aksi di dalam kokpit benar-benar menggelegar.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.


Hi guys, kami akhirnya sudah punya akun Twitter dan YouTube resmi! Langsung saja follow:
 
Follow @GamerwkID
 

Jangan lupa untuk cek channel TikTok kami!
@gamerwk_id

The Review

F1: The Movie

9 Score

PROS

  • Cocok untuk penonton baru yang belum familiar dengan dunia F1
  • Nuansa dan suasana F1 terasa autentik
  • Pengalaman balap yang maksimal, apalagi di layar IMAX
  • Musik dan desain suara yang sangat mendukung atmosfer balapan

CONS

  • Aspek teknis F1 tidak digali dalam-dalam, jadi terasa agak dangkal untuk fans berat
  • Bagian kualifikasi hampir tidak disorot, padahal itu salah satu momen krusial dalam F1

Review Breakdown

  • 9 0
Tags: F1: The MovieFilmReview
ShareTweetShare
Previous Post

Silver and Blood Redeem Code – Banyak Reward Gratis

Next Post

STALKER 2: Heart of Chornobyl Rilis Patch 1.5 yang Tambah Banyak Konten dan Perombakan Baru

Related Posts

Buat yang penasaran apakah game ini worth dimainkan? Tenang, review Death Stranding 2 akan bahas semuanya secara lengkap.
Konsol

Review Death Stranding 2: On the Beach – Lebih dari Sekadar Jalan-Jalan Kirim Paket

Simak review kami untuk RAIDOU Remastered: The Mystery of the Soulless Army yang sukses membawa penyempurnaan di berbagai aspek
Konsol

Review RAIDOU Remastered: The Mystery of the Soulless Army – Standar Remaster Berkelas!

Rangkuman impresi awal kami setelah menjajal Digimon Story: Time Stranger selama 15 menit yang langsung terasa potensinya
Konsol

Preview Digimon Story: Time Stranger – Evolusi Baru yang Langsung Terasa!

June 18, 2025
Kami berkesempatan nyoba langsung gameplay Towa and the Guardians of the Sacred Tree selama kurang lebih 20 menit di kantor Bandai Namco.
Konsol

Nyobain Towa and the Guardians of the Sacred Tree – Roguelite dengan Elemen Waifu

June 12, 2025
Simak review terbaru kami untuk Stellar Blade versi PC yang hadir dengan kualitas port solid baik dari sisi performa hingga visual
PC

Review Stellar Blade PC – Pengalaman Main yang Makin Cantik!

Onimusha: Way of the Sword adalah entri terbaru dari seri aksi legendaris buatan Capcom yang sempat vakum cukup lama. Simak preview kami!
Konsol

Preview Onimusha: Way of the Sword – Kembalinya Game Brutal Legendaris

June 11, 2025
Next Post
GSC Game World telah merilis Patch 1.5 untuk STALKER 2: Heart of Chornobyl yang membawa beragam konten, dukungan mod resmi, hingga perombakan baru

STALKER 2: Heart of Chornobyl Rilis Patch 1.5 yang Tambah Banyak Konten dan Perombakan Baru

Discussion about this post

FACEBOOK KAMI

YOUTUBE KAMI

TWITTER/X KAMI

Follow @GamerwkID

UPDATE MOBILE GAMES

DanMachi: Battle Chronicle resmi akan menghentikan seluruh layanannya pada 29 September 2025. Bertahan 2 tahun.

DanMachi: Battle Chronicle Dipastikan Tutup Setelah Bertahan 2 Tahun

by Taufik
June 24, 2025
0

Game action RPG Is It Wrong to Try to Pick Up Girls in a Dungeon? Familia Myth Battle Chronicle atau...

Neverness to Everness (NTE) beri detail menarik untuk tahap preview test, termasuk sistem gacha tanpa 50/50 yang umum.

Neverness to Everness Dipastikan Tidak Gunakan Sistem Gacha 50/50

by Taufik
June 24, 2025
0

Neverness to Everness (NTE) beri detail menarik untuk tahap preview test terbarunya dimana mereka memamerkan berbagai pembaruan, cuplikan gameplay, dan...

Game terbaru dari Cygames, Shadowverse: Worlds Beyond, udah rilis dan langsung meledak di pasaran. Tapi kena review negatif.

Shadowverse: Worlds Beyond Tetap Laku Keras Meski Dihujani Review Negatif

by Taufik
June 23, 2025
0

Game terbaru dari Cygames, Shadowverse: Worlds Beyond, resmi dirilis pada 17 Juni lalu dan langsung meledak di pasaran. Dalam waktu...

Semua yang Perlu Diketahui dari Update 3.4 Honkai Star Rail – For the Sun is Set to Die

Semua yang Perlu Diketahui dari Update 3.4 Honkai Star Rail – For the Sun is Set to Die

by Fadhil
June 23, 2025
0

Rangkuman beragam konten baru yang akan hadir di update 3.4 untuk Honkai Star Rail.

Honor of Kings memasuki babak baru lewat update terbesar mereka. Mulai 24 Juni 2025, game ini akan berevolusi menjadi Honor of Kings Plus.

Honor of Kings Plus Resmi Hadir Mulai 24 Juni, Bawa Update Terbesar

by Taufik
June 23, 2025
0

Honor of Kings siap memasuki babak baru lewat update terbesar mereka sejauh ini. Mulai 24 Juni 2025, game ini akan...

  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami

© 2020 - 2025 Digital Braves Media Group Sdn Bhd

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Mobile Games
    • iOS
    • Android
  • Konsol
    • PlayStation 4
    • PlayStation 5
    • Nintendo Switch
    • Xbox One
    • Xbox Series S
    • Xbox Series X
  • PC
  • Opini
  • Rilis
  • Panduan
  • Wawancara
  • Situs Saudara
    • Wanuxi
    • GamerBraves
    • Gamer Santai
    • Gamer555

© 2020 - 2025 Digital Braves Media Group Sdn Bhd