Jika ada satu ciri khas yang lumayan kuat dengan Riot Games, maka itu sudah pasti berhubungan dengan keseriusan mereka dalam melindungi IP originalnya. Mengikuti kasus tuntutan ke Moonton karena game Mobile Legends: Bang Bang yang dianggap menjiplak banyak elemen dari League of Legends, kini mereka juga mengincar NetEase sebagai target baru karena kasus serupa yang kali ini berhubungan dengan Valorant.
Melalui laporan dari media Polygon, Riot telah menuntut NetEase atas game mobile baru mereka yang berjudul Hyper Front karena menjiplak Valorant. Tidak main-main, mereka telah mengajukan tuntutan ini di berbagai negara sekaligus mulai dari Inggris, Jerman, Brazil, dan Singapura. Ada sedikit perbedaan dari tuntutan yang diajukan di tiap negara, tapi intinya tetap mengarah pada kasus penjiplakan tadi. Sebagai bukti pendukung pihak Riot telah memperlihatkan beragam komparasi antar kedua game mulai dari karakter, map, senjata, skin senjata, dan masih banyak lagi.
Diketahui juga kalau ternyata Riot sempat mengajukan komplain hingga Hyper Front mendapat modifikasi, tapi pelanggaran hak cipta yang ada terbukti lebih besar dan tidak bisa ditutupi hanya dengan sekedar perubahan kecil. Pada akhirnya tujuan Riot adalah mendorong NetEase untuk mematikan Hyper Front serta mendapat ganti rugi dalam jumlah yang tidak dibeberkan. Meski pelanggaran hak cipta terkadang sering dikaitkan bergantung wilayah, tapi pihak Riot benar-benar menanggapi kasus ini dengan serius, apalagi karena NetEase sendiri adalah publisher kelas global.
Sejak rilisnya Hyper Front banyak pemain memang sudah melihat kemiripan jelas dengan Valorant di hampir semua aspek, jadi tidak heran jika cepat atau lambat akan ada tindakan serius dari Riot yang memang sangat protektif dengan IP-nya. Perlu diketahui juga kalau Riot adalah perusahaan yang dimiliki Tencent, sehingga dukungan yang mereka dapat dalam memproses kasus seperti ini bisa cukup signifikan.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post