Setelah trailer terbarunya dirilis, The Outer Worlds 2 langsung ramai dibicarakan—bukan cuma soal cerita atau gameplay-nya, tapi juga karena harganya yang bikin banyak gamer geleng-geleng kepala. Game ini dipastikan dibanderol seharga $80 atau sekitar 1,3 jutaan rupiah, dan hal itu memicu banyak protes di komunitas. Menanggapi reaksi tersebut, sutradara game Brandon Adler akhirnya buka suara. Dalam wawancara bersama GamesRadar, ia menegaskan bahwa Obsidian Entertainment sebagai developer sama sekali tidak punya kendali atas harga jual game mereka.
Menurut Adler, timnya hanya fokus pada satu hal: bikin game yang bagus. “Kami ini pengembang game. Kami suka bikin game. Tapi kami nggak nentuin harga jual game kami,” jelasnya. Ia bahkan berharap semua orang bisa main game buatannya, tapi soal keputusan harga, itu sepenuhnya ada di tangan pihak Xbox. Jadi kalau ada yang mau protes soal angka $79,99, kata Adler, lebih baik langsung tanyakan ke Microsoft, karena mereka yang ambil keputusan tersebut.
Versi Premium Edition juga ikut diumumkan dan dijual seharga $99,99. Paket ini bakal mencakup dua ekspansi yang rencananya rilis setelah peluncuran utama, artbook digital, soundtrack resmi, dan item-item bonus in-game dalam paket bertema Corporate Appreciation. Jadi buat yang ingin pengalaman lebih lengkap (dan punya budget lebih), versi ini bisa jadi pilihan, meskipun tetap saja masih ada perdebatan soal apakah harganya benar-benar sepadan.
Sementara itu, trailer terbarunya memperlihatkan sedikit gambaran cerita. Pemain akan berperan sebagai agen Earth Directorate yang dikirim ke planet bernama Arcadia untuk menyelidiki ancaman berskala universal. Visualnya terlihat makin matang, dan game ini dipastikan akan hadir di PC, PS5, dan Xbox Series mulai 29 Oktober mendatang. Ini jadi kelanjutan yang cukup ditunggu-tunggu, terutama bagi penggemar RPG sci-fi dengan gaya Obsidian yang khas.
Dari sisi cerita dan nuansa, The Outer Worlds 2 juga disebut bakal lebih gelap dibanding pendahulunya. Adler mengakui bahwa game pertama kadang terasa terlalu “satu nada”, dan kali ini mereka mencoba menghadirkan nuansa yang lebih serius tanpa benar-benar meninggalkan unsur humornya. “Masih ada humor absurd khas kami,” ujar Adler, “tapi sekarang penempatannya lebih tepat, lebih nyambung sama konteks cerita dan dunia game-nya.”
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post