Di tengah ramainya game gacha yang sering kali hanya mengandalkan visual mencolok dan sistem pertarungan flashy tanpa banyak substansi, Duet Night Abyss muncul membawa pendekatan yang terasa segar dan berani. Lewat closed beta keduanya, game ini memperlihatkan bahwa mereka bukan sekadar ikut-ikutan tren, tapi benar-benar mencoba merombak hal-hal yang bikin pemain sering ilfeel sama genre gacha.
Mulai dari cerita, sistem pertarungan, sampai cara mereka mengatur sistem gear dan gacha, semua terasa seperti usaha nyata untuk mendengarkan keluhan pemain selama ini. Alih-alih mendorong pemain buat grinding tak berujung demi stats acak, game ini justru fokus pada pengalaman RPG yang terasa lebih dalam dan terarah. Simak preview kami yang udah nyobain closed beta duluan.
Dua Sisi Cerita, Satu Konflik Besar
Salah satu hal yang paling menonjol dari Duet Night Abyss adalah bagaimana game ini menyajikan cerita dari dua sudut pandang yang benar-benar berbeda. Pemain bisa memilih untuk memulai sebagai karakter perempuan yang merupakan seorang pengungsi yang mencoba bertahan hidup di Kekaisaran Hyperborea, atau sebagai karakter laki-laki, seorang prajurit yang justru ditugaskan untuk mengejar dan menangkap si perempuan tadi.
Cerita mereka berdua berkembang secara paralel dan perlahan mulai saling terhubung, memperlihatkan konflik besar dari dua sisi yang berbeda. Ini bukan cuma soal pilihan karakter, tapi dua cerita penuh yang dirancang untuk saling melengkapi.
Yang bikin makin menarik, Duet Night Abyss nggak hanya memberikan ilusi pilihan—pilihan dialog yang diambil benar-benar berpengaruh terhadap jalannya cerita. Pemain bisa melihat secara langsung bagaimana NPC merespons ucapan dan tindakan, dan game ini mencatat berbagai atribut seperti moralitas, empati, kebijaksanaan, bahkan kekacauan berdasarkan interaksi yang dipilih.
Semua atribut ini kemudian mempengaruhi barang-barang yang bisa dibeli di toko dan membuka atau menutup berbagai jalur pilihan dalam cerita. Rasanya seperti memainkan RPG klasik dengan lapisan pilihan yang punya bobot nyata, bukan sekadar intermezzo yang cepat dilupakan setelah cutscene selesai.
Pertarungan yang Punya Gaya dan Taktik
Sekilas, sistem pertarungan di Duet Night Abyss mungkin terlihat familiar kalau sudah pernah main game action RPG lain. Tapi setelah beberapa menit bermain, langsung terasa kalau game ini punya pendekatan yang lebih mengedepankan strategi dan keahlian pemain. Setiap karakter memakai sistem poin kewarasan (sanity points) untuk mengaktifkan skill khusus, bukan sekadar menunggu cooldown biasa. Ini bikin pemain harus lebih berhitung dalam menggunakan skill, karena spam tombol serangan aja nggak bakal efektif dalam jangka panjang. Momen kapan harus keluarin jurus jadi lebih penting daripada sekadar damage besar.
Senjata di game ini dibagi jadi dua kategori utama: jarak dekat dan jarak jauh. Tapi yang menarik, setiap jenis senjata benar-benar punya gaya bertarung yang unik. Misalnya, katana punya ritme cepat dan butuh akurasi, sedangkan sabit atau tombak lebih fokus ke jarak serang dan kontrol area. Untuk senjata jarak jauh, seperti pelontar granat atau pistol ganda, pemain harus rajin ngumpulin amunisi di tengah pertarungan. Ini bikin permainan terasa hidup karena terus-menerus harus adaptasi, bukan cuma ngandelin satu kombo yang itu-itu aja.
Satu tambahan yang bikin pertarungan lebih berlapis adalah kehadiran Geniemons—makhluk magis yang bisa dipanggil selama pertempuran. Mereka punya kemampuan aktif dan pasif yang bisa mendukung gaya bermain, dan bikin pertarungan jadi terasa lebih dinamis.
Ditambah lagi dengan fitur gerakan seperti dash, slide, dan helix leap yang bikin pemain bisa menjelajahi medan perang secara vertikal, pertarungan di Duet Night Abyss terasa cepat tapi tetap taktis. Sistem stagger untuk boss juga menarik karena memungkinkan pemain melakukan mercy kill saat musuh sedang dalam kondisi rentan, dan AI teman satu tim—yang disebut specters—ternyata cukup pintar untuk benar-benar membantu, bukan cuma numpang lewat doang.
Sistem Gear yang Akhirnya Bebas Stres
Satu hal yang paling menyebalkan di banyak game gacha adalah sistem drop gear yang acak dan bikin frustasi. Duet Night Abyss tampaknya sangat paham soal ini, karena sistem yang mereka usung—disebut Demon Wedge—menghapus sepenuhnya elemen RNG dari atribut gear. Setiap kali mendapatkan item, pemain langsung tahu apa saja stats-nya.
Nggak ada lagi momen sedih habis farming 3 jam tapi yang didapat malah item dengan stat sampah. Ini keputusan desain yang terasa sangat pro-pemain, dan bisa jadi alasan utama kenapa game ini cocok buat yang biasanya alergi sama grind gacha.
Soal kustomisasi juga cukup menarik. Meski nggak sampai sekompleks game MMO, pemain tetap bisa mempercantik tampilan karakter lewat berbagai item kosmetik untuk kepala, wajah, sabuk, sampai punggung. Senjata juga bisa dikasih hiasan seperti charm dan ornamen tambahan, jadi karakter bukan cuma kuat, tapi juga tampil beda. Semua ini bikin pengalaman main jadi terasa lebih personal dan menyenangkan, terutama buat pemain yang suka memperlihatkan karakter dengan gaya unik saat main bareng teman.
Masih Ada yang Perlu Diperbaiki
Meski banyak hal yang bikin semangat, Duet Night Abyss juga belum sepenuhnya bebas masalah. Salah satu hal yang langsung terasa adalah gerakan karakter yang masih terasa agak kaku kalau dibandingkan dengan game action RPG lain yang lebih responsif. Buat pemain yang terbiasa dengan gameplay cepat dan gesit, hal ini bisa cukup mengganggu.
Selain itu, beberapa area di game terasa kurang orisinal, bahkan mirip dengan desain dunia dari game besar lain seperti Genshin Impact atau Destiny 2. Masih ada kesan “pernah lihat sebelumnya” yang bisa mengurangi keunikan dunia game ini.
Masalah performa juga cukup terlihat, terutama di area terbuka dengan banyak musuh. Frame rate yang menurun cukup signifikan bisa bikin pengalaman bermain jadi kurang nyaman. Untungnya, area dungeon berjalan lebih lancar, tapi untuk game yang ingin menarik banyak pemain baru, polesan teknis jelas jadi hal penting yang harus segera dibereskan sebelum rilis resmi. Kalau masalah ini bisa diatasi, Duet Night Abyss punya peluang besar untuk tampil kompetitif di genre yang sangat ketat ini.
Kesimpulan
Dari pengalaman selama closed beta, Duet Night Abyss terasa seperti gacha RPG yang benar-benar ingin memberikan alternatif baru. Cerita dua perspektif yang kuat, sistem pertarungan yang menantang tapi adil, gear system yang nggak bikin stres, dan pendekatan desain yang berpihak pada pemain jadi bukti bahwa game ini bukan sekadar mengikuti formula lama. Buat yang sudah lama merasa genre gacha terlalu repetitif atau bahkan manipulatif, game ini bisa jadi titik balik.
Kalau developer bisa menyempurnakan performa teknis dan terus menjaga identitas visual yang lebih khas, bukan nggak mungkin Duet Night Abyss bakal jadi jembatan yang mempertemukan pemain veteran gacha dengan gamer lain yang biasanya menjauh karena reputasi buruk genre ini. Ini adalah salah satu game yang pantas untuk dipantau—bukan cuma karena potensinya, tapi juga karena niatnya yang tulus untuk membuat perubahan.
Duet Night Abyss akan dirilis untuk Android, iOS, dan PC. Kamu bisa kunjungi situs resminya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post