Bagi kamu yang setidaknya sudah malang melintang mengikuti perkembangan industri game selama beberapa minggu terakhir pastinya tahu betul bahwa Unity telah menimbulkan kontroversi yang begitu besar dengan membebankan royalti fee alias biasa bulanan, jika memangai engine tersebut. Buntutnya, banyak developer yang kecewa dan protes.
Karena berbagai protes dan kontroversi yang dibuat, Unity telah merilis pernyataan yang meminta maaf kepada publik dan berencana untuk membuat perubahan pada kebijakan tersebut.
We have heard you. We apologize for the confusion and angst the runtime fee policy we announced on Tuesday caused. We are listening, talking to our team members, community, customers, and partners, and will be making changes to the policy. We will share an update in a couple of…
— Unity (@unity) September 17, 2023
Pernyataan tersebut disampaikan melalui akun Twitter resmi mereka, yang mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan perubahan pada kebijakan Runtime Fee yang kontroversial setelah adanya reaksi keras dari para developer dan rinciannya akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
Bagi kamu yang masih asing dengan dramanya, Unity akan mulai mengenakan biaya royalti berdasarkan berapa kali sebuah game diinstal menggunakan engine tersebut. Hal tersebut akan dimulai sejak tanggal 1 Januari 2024, Unity Runtime Fee yang baru akan berlaku untuk game yang memenuhi ambang batas pendapatan minimum dan telah melewati jumlah penginstalan secara lifetime (dari awal rilis) minimum. Biayanya bisa sekitar $0.01 hingga $0.2.
Tentu saja biaya untuk berbagai developer raksasa mungkin bakal tidak terasa. Namun hal ini bisa sangat terasa bagi para developer kecil dan indie yang baru merintis game besutannya menggunakan Unity Engine, entah itu yang berbasis AAA, maupun live service seperti kebanyakan game mobile yang bisa meraih jumlah install yang banyak.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post