Diadakannya program Level Up KL 2021 dari ajang My Digital Creativity Festival hari ini juga membawa satu sesi presentasi yang tidak ingin kami lewatkan. Presentasi tersebut membawa topik soal upaya membawa game Asia Tenggara yang mengandung budaya lokal ke pasar global dari Toge Productions. Sesi presentasi ini dibawakan langsung oleh Kris Antoni selaku CEO dan Co-Founder dari Toge Productions sendiri.
Pada kesempatan kali ini dia menyebut soal beberapa faktor yang menghalangi developer lokal untuk merealisasikan game impian mereka, yang mana salah satu alasan terbesar karena adanya Culture Shock, sehingga beberapa bagian atau daya tarik terunik dari sebuah game lokal menjadi hilang sehingga membuat pemain menjadi kehilangan minat. Untuk mencegah permasalahan ini, Kris memberikan saran kalau developer harus bisa melihat bagian mana yang dirasa cocok untuk dinikmati audiens global. Sebagai contoh seperti bagaimana A Space For The Unbound, game yang sepenuhnya mengambil latar cerita Indonesia di era klasik dulu mengambil inspirasi dari karya populer buatan Makoto Shinkai (pembuat film anime Your Name dan Weathering With You).
Jika berhasil menciptakan sesuatu yang dirasa cocok untuk dinikmati pemain global, maka kesempatan ada kesempatan lebih bagus kalau game tersebut bisa diterima dengan tangan terbuka. Tentu saja selain demi bisa menarik perhatian lebih banyak pemain agar game tersebut bisa laku, konten dari game tersebut setidaknya harus bisa membawa sesuatu yang berkesan seperti memperkenalkan suatu budaya baru yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Selain dari konten gamenya sendiri, ada juga faktor soal mengetahui target audiens yang ingin diincar. Salah satunya seperti bisa menggaet influencer ternama seperti Virtual YouTuber untuk bisa memainkan game buatanmu, tapi harus diperhatikan juga kalau genre gamenya sesuai dengan apa yang sering dimainkan di channel mereka. Jadi bagi developer yang ingin bisa memaksimalkan pemasaran gamenya di era sekarang, mereka harus bisa lebih berani dalam menggaet influencer dengan komunitas besar. Contoh terbaiknya bisa diperhatikan dari popularitas Apex Legends yang meningkat begitu pesat di Jepang setelah dimainkan oleh banyak Virtual YouTuber, atau Among Us, game kecil keluaran 2018 yang mendadak viral sedunia hanya karena dipopulerkan oleh streamer.
Saran lain yang diberikan oleh Kris adalah memulai sebuah proyek game dari skala kecil terlebih dahulu. Ini dikarenakan developer baru sangat membutuhkan pengalaman serta pembelajaran dari proyek yang sempat ditangani. Salah satu caranya seperti memanfaatkan platform itch.io untuk membuat prototype game yang bisa dimainkan oleh publik, sebelum akhirnya melakukan penyempurnaan dari beragam feedback yang didapat. Tapi bagian terpenting yang jadi poin utamanya adalah dengan terus membuat game, karena semakin banyak pengalaman yang didapat, tentu developer dapat merealisasikan proyek yang lebih ambisius dan terpoles. Memulai proyek besar dari awal memang suatu cara yang tidak jarang dilakukan developer, hanya saja ada banyak resiko seperti tidak terealisasinya ekspektasi sehingga proyek tersebut berakhir dibatalkan atau mendapat respon negatif dari pemain karena kualitas buruk.
Kris juga menambahkan kalau Toge Productions sudah membuka program Toge Game Fund Initiative yang bertujuan untuk membantu developer game indie dari negara Asia Tenggara lainnya untuk merealisasikan proyek impian mereka. Tentunya ini termasuk memberi dukungan dana demi melancarkan proses pengembangan game yang pastinya sulit untuk dilakukan oleh satu tim, apalagi jika mereka adalah developer indie kecil dengan keterbatasan sumber daya yang diperlukan.
Detail lebih lanjut dari event My Digital Creativity Festival 2021 atau program Level Up KL 2021 bisa langsung kamu cek pada website resminya DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post