Pembajakan game sudah menjadi topik yang tidak pernah sepi dari perhatian gamer. Baik itu dari kalangan yang menjunjung tinggi legalitas game, atau mereka yang merasa kalau pembajakan game adalah sesuatu yang normal. Satu yang jelas, kita semua tahu kalau segala bentuk pembajakan adalah kegiatan ilegal, dan sudah menjadi kesadaran masing-masing juga untuk menyikapinya sebagai sesuatu yang baik atau tidak.
Namun artikel ini tidak kami buat khusus untuk menyinggung gamer yang suka membajak game, melainkan memberikan perspektif mengenai kenapa ini adalah kebiasaan yang lebih buruk dari yang mereka kira. Berikut ini pembahasan lengkapnya.
Kenapa Sampai Harus Membajak?
Sudah tidak bisa dipungkiri memang kalau semua pengguna platform digital dan pemilik game pasti pernah membajak. Melihat game yang diinginkan tersedia di internet secara cuma-cuma pastinya adalah godaan yang sulit ditolak, yang tentu saja menimbulkan kebiasaan untuk selalu membajak game. Hanya saja seiring beranjak dewasa, kebanyakan gamer mungkin memiliki sudut pandang lain mengenai kebiasaannya tersebut, dan pada titik inilah mereka biasanya akan mengambil keputusan antara: terus membajak atau berhenti.
Kebanyakan dari mereka pasti akan memutuskan untuk terus membajak karena adanya faktor tambahan lain. Dengan beranjaknya usia seorang gamer, mereka tentu akan dibebani dengan tanggung jawab baru termasuk menafkahi diri sendiri dan keluarga. Membeli game original adalah komitmen yang tidak mudah untuk diambil, apalagi untuk game-game AAA yang dipatok di harga selangit termasuk game eksklusif PlayStation 5 yang saat ini sudah menembus IDR 1 juta.
Untuk Indonesia yang sebagian penduduk / fresh graduate-nya tidak mendapatkan gaji yang begitu tinggi, mereka pastinya merasa sangat berat menyisihkan uang untuk membeli game original. Pada momen inilah membajak game kembali menjadi alternatif yang selalu mereka ambil, karena “Jika memang bisa dapat yang gratis, maka kenapa harus membayar?”
Dampak yang Dirasakan Developer hingga Diri Sendiri
Sebagian orang mungkin tidak berpikir terlalu jauh kalau membajak game adalah kegiatan yang sangat merugikan. Dengan mengunduh game secara cuma-cuma, secara otomatis developer dari game tersebut akan mengalami kerugian yang signifikan hingga ke titik dimana mereka bisa saja bangkrut. Kesuksesan suatu game di pasaran adalah motor penggerak motivasi developer dalam mengembangkan karya berkualitas. Namun jika game yang mereka kerjakan dengan susah payah tersebut justru “dirampok” oleh para pembajak, maka efeknya sudah bisa kamu rasakan sendiri.
Demi meredam kebocoran tersebut, tidak heran kenapa banyak developer berani menyisihkan dana tinggi untuk mengimplementasikan sistem keamanan seperti Denuvo ke game mereka. Dengan merilis game yang keuntungan murninya didapat dari para pembeli, maka pihak developer dan publisher bisa mengamati pemasaran game dengan lebih mudah. Hanya saja ada resiko kalau sistem keamanan ini bisa dijebol oleh Cracker, karena itulah sebagian developer memilih untuk merilis game mereka secara apa adanya.
Kebiasaan gamer dalam membajak juga bisa mendorong sebagian developer untuk melakukan praktik yang tidak sehat untuk mendapat keuntungan lebih. Jadi daripada merilis game dengan harga penuh yang bisa dibajak kapan saja, mereka berfokus pada game free-to-play dengan sistem Microtransaction di dalamnya. Tidak peduli seberapa licik sistem yang diimplementasikan, developer yang bisa membuat game free-to-play mereka ini ramai pasti akan meraup keuntungan yang sangat besar.
Selain dari dampak yang dirasakan developer, membajak game juga bisa mempengaruhi diri sendiri. Terkadang pasti ada yang merasa bermasalah namun di sisi lain tidak bisa menghentikan kebiasaannya tersebut. Ini adalah sesuatu yang wajar, karena sekali lagi seperti yang kami sebut di atas, segala bentuk pembajakan terutama untuk produk digital mahal seperti game adalah kegiatan ilegal yang cukup serius.
Adanya Limitasi yang Tidak Diinginkan
Meskipun dapat memberikan akses untuk memainkan game secara gratis, versi bajakan dari sebuah game tidak pernah lebih optimal dari versi originalnya. Selain adanya limitasi dari konten update serta mode permainan online, game bajakan tanpa disadari bisa juga membawa virus. Kita semua tahu kalau file Crack selalu diindikasikan sebagai virus, namun yang kami sebutkan kali ini adalah file yang sudah dimodifikasi oleh beberapa situs sebagai malware yang kemudian diselipkan ke game-gamenya. Yang pasti limitasi dan resiko seperti ini tidak akan dirasakan bagi para pemilik game original.
Cara Mengurangi Kebiasaan Membajak Game
Mengurangi kebiasaan untuk membajak game memang tidak mudah, karena ini adalah pengalaman yang kami rasakan juga. Tapi untungnya kita sudah berada di era dimana para gamer memiliki banyak akses untuk mendapatkan akses ke lebih banyak penawaran game murah dan gratis. Salah satu contohnya seperti musim diskon besar-besaran yang sering diadakan di Steam, dimana banyak game mendapat potongan diskon super tinggi hingga 80% lebih. Ada juga platform digital Epic Games Store yang setiap minggunya selalu membagikan game-game gratis secara permanen.
Selain PC, para gamer juga bisa mendapatkan akses serupa di platform konsol lewat layanan seperti PlayStation Plus dan Xbox Game Pass. PlayStation Plus adalah layanan yang memberikan akses untuk permainan dalam mode online, namun yang paling menjadi incaran pastinya adalah akses game gratis yang dibagikan setiap bulannya. Sementara Xbox Game Pass juga menawarkan layanan yang hampir serupa, dimana mereka memberikan akses untuk memainkan game-game gratis termasuk juga yang baru dirilis. Intinya selalu ada jalan bagi tiap orang untuk mengurangi kebiasaan ini, meskipun hanya sedikit demi sedikit.
Konklusi
Pada akhirnya kami merasa kalau pembajakan adalah sesuatu yang memang serius dan tidak pernah baik untuk perkembangan industri game. Dengan memberikan tiap developer dan publisher dukungan lewat membeli game original, maka kita sudah berkontribusi sebagai sosok yang bertanggungjawab.
Pembajakan mungkin tidak selalu buruk, karena terkadang memainkan gamenya sebagai uji coba dan mengetes performa memang sangat berguna. Ini juga demi mengindari janji manis dari developer nakal yang justru meracik game dengan kualitas tidak tepat sasaran, salah satu contoh barunya seperti Cyberpunk 2077.
Nah bagaimana menurut pendapat kamu mengenai pembajakan game di era sekarang? apakah kamu merasa kalau ini adalah sesuatu yang normal atau memang lebih buruk dari yang banyak orang kira?
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post