Game adaptasi Dragon Ball sejak dulu memang selalu diasosiasikan dengan genre fighting. Meski terbukti tidak pernah gagal dalam mengundang perhatian pemain, Bandai Namco bersama developer Dimps akhirnya siap membawa game baru dalam format multiplayer asymmetrical yang khas seperti di seri Dead by Daylight. Game tersebut tidak lain adalah Dragon Ball: The Breakers yang kini sudah memasuki tahap pengembangan akhir sebelum rilis secara global pada Oktober mendatang.
Untuk mengumpulkan lebih banyak feedback, pihak Bandai kebetulan sudah mengadakan Closed Network Test kedua untuk gamenya beberapa minggu lalu. Kami juga mendapat undangan partisipasi yang bisa jadi momen pas untuk kembali membuat ulasan preview baru, terutama membandingkan kualitasnya dari tahap Closed Network pertama yang sempat kami ulas DI SINI.
Hadirnya Frieza Sebagai Raider Baru
Setelah sempat dihadapkan dengan Cell pada test sebelumnya, sekarang giliran Frieza yang mengambil peran utama sebagai Raider. Kami yakin pasti hampir semua fans Dragon Ball sudah akrab dengan sosoknya, tapi jika belum tidak ada salahnya untuk kembali memperkenalkannya. Jadi Frieza sendiri adalah salah satu antagonis paling ikonik dari franchise Dragon Ball dan merupakan dalang sebenarnya di balik sebagian besar peristiwa dalam cerita utama (mulai dari awal Dragon Ball hingga arc Namek). Dia adalah sosok yang bertanggungjawab dari kehancuran planet Vegeta yang merupakan rumah asal dari bangsa Saiyan. Meski akhirnya berhasil dikalahkan Goku, dia akhirnya telah kembali sebagai antagonis utama dalam film Dragon Ball Z: Resurrection ‘F’ dan tergabung sebagai salah satu karakter utama di Dragon Ball Super.
Beralih ke Breakers, Frieza sudah didesain sedemikian rupa agar dapat menjadi Raider yang mengintimidasi dan kuat. Frieza bisa berevolusi tergantung pada “Rage Gauge” yang akan meningkat setiap kali dia bertarung atau terkena serangan. Secara total dia punya tiga form standar sebelum akhirnya dapat berevolusi sekali lagi ke wujud terkuat. Dengan setiap evolusi yang berhasil tercapai, Frieza akan dibekali kekuatan yang jauh lebih tinggi dan dijamin akan membuat Survivor semakin kewalahan. Berbeda dari Cell yang awalnya hanya berwujud larva, Frieza di awal akan terbang mengelilingi map dengan kendaraan khusus sembari ditemani pengawalnya yaitu Zarbon dan Dodoria, jadi pada form terlemah sekalipun dia masih bisa jadi ancaman merepotkan.
Form kedua dan ketiga sebenarnya masih memiliki set skill yang sama, tapi beda halnya dengan form terakhir yang jauh lebih mengerikan. Dalam wujud terkuatanya dia bisa melempar energi Ki berbentuk cakram ke arah pemain dan meledakkannya saat Survivor memiliki HP rendah. Untuk Ultimate Special Attack, dia bisa melancarkan serangan “This Planet Will Die” berwujud bola energi raksasa yang bahkan dapat menghancurkan sebagian map.
Tutorial dan Mode Gameplay
Mode Practice akhirnya sudah disediakan dalam CNT kali ini. Seperti yang bisa diduga, ini adalah mode yang memungkinkan pemain untuk berlatih dan memahami sistem gameplay yang ditawarkan. Beberapa opsi latihan sudah mencakup taktik dalam mengindari musuh dan memanfaatkan kekuatan bola naga saat diserang oleh Raider. Mode ini juga bisa dimainkan bersama 7 pemain lain demi bisa membentuk sinergi yang pas.
Selain Mode Practice, ada juga bagian Prolog yang berfungsi sebagai Tutorial untuk menjelaskan dunia dan latar belakang kenapa Survivor bisa berada dalam situasi mereka saat ini. Layaknya di seri Xenoverse, Trunks akan muncul dalam mode tersebut sebagai pemandu utamamu. Dengan memanfaatkan mode Pratice dan Prolog, pemain bisa memaksimalkan kemampuan mereka sebagai Survivor serta apa saja yang perlu diperhatikan saat menghadapi Raider secara langsung.
Beragam Perombakan / Quality of Life Baru yang Solid
Sejak pengadaan CNT pertama, kami mendapati kalau ada beragam perombakan baru yang telah dibawa gamenya. Belum mencapai standar kualitas terbaik yang diharapkan memang, tapi setidaknya ini sudah jauh lebih baik dari yang sempat kami rasakan sebelumnya. Selain itu pihak developer pasti masih akan mengumpulkan feedback dan membawa penyempurnaan baru sebelum gamenya siap rilis.
Berikut adalah beberapa perombakan terbaik yang kami sadari:
Tampilan UI dan Modifikasi Input Tekan


Pertama sudah pasti ada pada desain UI yang kali ini dibuat lebih enak dipandang sekaligus mudah dipahami. Sekarang tampilannya sudah diubah ke bentuk ikon dan tidak lagi berupa tulisan yang dirasa terlalu standar. Selain itu ada perubahan pada input tekan Dragon Change yang hanya dikhususkan untuk tombol X dan tidak lagi RB + X demi mempermulus eksekusi perintah.
Buff Survivor
Kami mendapati adanya penyesuaian baru pada Survivor dan seberapa mudahnya peran ini dimainkan jika dibanding dulu. Satu bagian yang terutama paling dirasakan ada pada aksi Revive, karena sekarang pemain bisa menggunakan “Senzu Bean” untuk menghidupkan diri sendiri maupun pemain lain. Selain itu, gamenya juga memungkinkan pemain membatalkan perintah Revive tanpa mempengaruhi batasan gaugenya, apalagi saat dikejar oleh Raider. Sebuah perubahan yang perlu diapresiasi, karena sebelumnya gauge tersebut akan sering kosong dan harus diisi ulang karena beberapa situasi.
Untuk menjaga balancing yang ada, penyesuaian tersebut juga berpengaruh pada kesempatan memanggil beacon Time Machine. Lebih spesifiknya sekarang beacon sekarang akan muncul ketika ada 3 Survivor atau kurang.
- 3 Survivor tersisa – 1 beacon akan muncul
- 2 Survivor tersisa– 2 beacon akan muncul
- 1 Survivor tersisa – 3 beacon akan muncul
Bergantung pada situasi yang ada, Survivor dapat memilih untuk terus mencari “Power Key” bersama rekan satu tim (peluang besar untuk mendapat hadiah melimpah) atau malah melarikan diri melalui “Time Machine” bagi mereka yang ingin bermain secara lebih hati-hati. Setiap keputusan tentu punya keuntungan dan kerugian tersendiri, jadi dari sinilah juga keberanian pemain akan diuji.
Kualitas Grafis yang Lebih Mendetail


Satu lagi perubahan yang langsung kami sadari ada pada kualitas grafisnya. Berbeda dari tahap CNT awal yang mana gamenya terlihat dipenuhi tekstur serta warna flat, sekarang grafisnya sudah lebih mendetail. Ini terutama bisa dilihat pada lingkungan sekitar seperti area pegunungan, perairan, hingga bangunan. Masih belum sepenuhnya merata memang, karena model karakter hingga objek masih terlihat sama persis dengan dulu.
Kesimpulan
Bermodalkan feedback yang sudah didapat dari test sebelumnya, kini Dragon Ball: The Breakers sudah menyuguhkan standar kualitas yang jauh lebih baik dan nyaman untuk dimainkan. Jika dulunya kami sempat kewalahan dalam bertahan hidup dari kejaran Raider, sekarang rasa frustasi tersebut sudah hilang berkat sistem Revive yang fleksibel. Dibalik beragam penyesuaian yang lebih memudahkan pemain, kami tetap merasakan kalau aksi bertahan hidup dalam gamenya masih cukup menantang, tapi ini mungkin karena peran Frieza sebagai Raider yang jauh lebih tangguh dari Cell. Secara keseluruhan kami cukup puas dengan test keduanya, apalagi mengetahui kalau pihak developer memang serius dalam menanggapi feedback yang ada.
Dragon Ball: The Breakers akan rilis pada tahun 2022 mendatang tanpa jadwal yang pasti untuk PlayStation 4, Xbox One, Nintendo Switch, dan juga PC serta kompatibel untuk PlayStation 5 dan Xbox Series X|S. Kamu bisa kunjungi situs resminya DI SINI untuk informasi lebih lanjut.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post