Perlahan namun pasti industri game saat ini sudah berkembang begitu jauh di banyak wilayah, tidak terkecuali dengan Korea yang semakin aktif mendatangkan game-game kelas AAA berkualitas ke pasaran. Dan berbicara soal game terbaru dari Korea sendiri, nama Stellar Blade sudah pasti akan langsung terpikir oleh banyak orang, apalagi karena dorongan pemasarannya sebagai salah satu rilis game eksklusif utama untuk PlayStation 5 di 2024 ini.
Menjelang perilisan versi demonya dalam beberapa hari lagi, tim kami kebetulan sudah diberi kesempatan oleh pihak Sony Interactive Entertainment Asia untuk menjajal demo tersebut lebih dulu. Porsi kontennya sendiri mencakup seluruh bagian intro hingga pada pertarungan boss pertama dengan progress yang bisa dibawa ke game penuhnya nanti.
Secara keseluruhan durasi demonya sendiri terbilang cukup singkat dan bisa kamu selesaikan dalam kurang lebih 1 jam, tapi apakah porsi sesingkat ini bisa memberi gambaran kasar akan kualitas game finalnya? Berikut kami sudah merangkum impresi awalnya.
Mengenai Gamenya
Sebelum masuk ke bahasan impresi kami, tidak ada salahnya untuk mengetahui sedikit mengenai gamenya lebih dulu. Jadi Stellar Blade sendiri adalah game action kelas AAA pertama garapan SHIFT UP yang sudah diumumkan sejak 2019 lalu dengan judul sementara “Project EVE”. Ini tentunya adalah proyek yang sangat penting bagi mereka, apalagi karena SHIFT UP sudah begitu lama dikenal sebagai pengembang game mobile yang popularitasnya semakin naik drastis setelah rilisnya Goddess of Victory: NIKKE.
Keterlibatan Kim Hyung-tae sebagai sang director terutama juga sangat menarik bagi kami, karena selain memegang posisi sebagai salah satu founder perusahaan tersebut, dia juga termasuk ilustrator utama dalam berbagai proyek game mereka termasuk NIKKE sendiri. Sebagian orang bahkan mungkin sudah mengenalnya jauh sebelum dia membentuk SHIFT UP, karena dulunya Kim sempat terlibat sebagai artist dibalik franchise game Magna Carta.
Dengan arahan dari sosok multitalenta dengan pengalaman panjang di industri ini serta tim yang sudah aktif dibangunnya hingga siap menangani game skala AAA, tidak bisa disangkal kalau Stellar Blade punya potensi yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Awal Mula yang Familiar
Masuk ke versi demonya sendiri, kami disuguhkan dengan dua opsi mode bermain yaitu Story dan Normal. Ini lebih mengarah pada tingkat kesulitan, jadi bagi kamu yang ingin merasakan gameplay paling menantang bisa langsung memilih Normal, begitu pula dengan pemain yang ingin sensasi bermain lebih santai atau menerka lebih dulu seberapa sulit gamenya bisa memilih mode Story. Apapun mode yang dipilih, kamu akan tetap bisa menggantinya secara leluasa tanpa harus mengulang progress dari awal atau restriksi semacamnya.
Cerita berfokus pada salah satu anggota 7th Airborne Squad bernama EVE yang pada suatu hari dikirim ke permukaan bumi demi menyelamatkan umat manusia dari kekuasaan ras monster Naytiba. Misi ini berujung pada tragedi di mana hampir seluruh anggota skuad yang berisikan para android wanita tersebut gugur, termasuk juga sang komandan Tachy yang sempat membantu EVE untuk bertahan hidup sebelum dia ikut menjadi korban dari amukan Naytiba, meski di sisi lain nasibnya sendiri masih belum begitu jelas.
EVE pada akhirnya ikut diselamatkan oleh seorang survivor bernama Adam yang jadi salah satu rekan utamanya dalam game ini. Meski tidak terlibat langsung dalam pertempuran di lapangan, Adam ikut mendampingi EVE di setiap langkahnya dengan mengendalikan semacam drone terbang yang bisa memberi ragam bantuan misalnya seperti scanning area sekitar untuk mendeteksi objek dan lain sebagainya.
Apakah sampai sejauh ini kamu merasa ada yang familiar? Fokus cerita pada anggota skuad berisikan android wanita menawan, mengemban misi untuk menyelamatkan umat manusia dari ancaman monster / alien, hingga rekan berupa drone terbang yang akan selalu berada di samping karaktermu. Yup, satu game yang langsung mengingatkan kami saat baru menjajal demonya ini adalah NieR: Automata. Bahkan EVE yang merupakan sang karakter utama ikut mendapat perhatian di sisi desain terutama pada bagian ASSet, sesuatu yang juga jadi ciri khas dari karakter utama NieR: Automata yaitu 2B.
Komparasi antar keduanya memang tidak terelakan, dan Kim selaku sang director bahkan sempat mengakui kalau NieR: Automata telah meninggalkan impresi besar padanya sekaligus menjadi salah satu sumber inspirasi dibalik Stellar Blade sendiri. Meski adanya hawa yang familiar ini, secara keseluruhan Stellar Blade punya identitas kuatnya sendiri yang terutama juga kami rasakan di bagian combat.
Combat yang Masih Butuh Pembuktian
Lalu bagaimana dengan combatnya sendiri? Sebagai salah satu nilai jual terkuat, kami tentu punya ekspektasi lebih kalau pihak developer bisa mendesainnya dengan baik. Hanya saja untuk sementara ini kami masih sulit untuk mendapat impresi yang mantap. Ini lebih karena Stellar Blade punya sistem combat dengan pondasi yang cukup solid serta menyuguhkan banyak moveset serta potensi kombo untuk dipelajari, tapi di sisi lain kami masih kesulitan untuk terbiasa dengan kontrolnya yang di banyak momen terasa kurang responsif atau fleksibel.
EVE dibekali dengan senjata berupa pedang yang juga dimaterialisasikan menjadi aksesoris ikat rambut, dan pedang ini benar-benar seolah mereka jadikan basis untuk membangun style combat EVE dengan begitu banyak skill yang diasosiasikan dengannya. Kamu bisa melancarkan seranagn normal, serangan kuat, kombinasi antar keduanya, serta akses ke empat skill serangan utama yang baru bisa kamu eksekusi setelah mengakumulasikan energi yang cukup. Ada juga serangan khusus yang berfungsi sebagai gap closer dan bisa kamu teruskan menjadi serangan beruntun untuk merusak pertahanan musuh.
Selebihnya kamu bisa melakukan manuver seperti menghindari atau blok serangan, melompat, parry, hingga bergerak cepat ke belakang musuh (Blink) yang hanya bisa dieksekusi untuk mengantisipasi serangan khusus dengan indikator kilatan biru. Beberapa di antaranya membutuhkan kejelian karena menuntut timing yang pas, terutama perfect parry dan dodge yang bisa kamu balas dengan counter attack kuat yang bisa membuat musuh tidak berkutik sehingga bisa kamu teruskan dengan kombo. Ragam teknik yang membutuhkan timing ini berujung cukup menantang untuk dikuasai, apalagi karena kekurangan di bagian kontrol yang kurang responsif dan fleksibel tadi.
Jadi manuver gerakan dalam Stellar Blade baik saat sedang mengayunkan senjata maupun melakukan manuver lain punya sedikit delay, dan terutama bisa dirasakan saat bermain di Graphics Mode dengan Prioritize Resolution. Meski sudah mengganti setting ke Prioritize Performance maupun Balance yang memang harus kami akui sangat solid dari segi performa tanpa terlalu mengorbankan keindahan grafis, pergerakan EVE masih terasa tidak semulus yang kami bayangkan. Bahkan serangan aerial berujung tidak begitu dibutuhkan dalam game ini dan lebih sekedar ditambah sebagai bonus opsional, apalagi bagaimana pertahanan karakter lebih rentan karena kamu tidak bisa melakukan parry atau blok serangan.
Beberapa musuh dengan serangan beruntun yang sangat cepat berujung cukup sulit untuk diantisipasi, karena manuver parry di gamenya bisa terasa lebih lambat saat berusaha mengikuti runtutan animasi serangan. Terkadang kamu juga harus menunggu sampai animasi serangan atau skill selesai sebelum bisa beralih ke manuver selanjutnya, yang juga jadi alasan kenapa kontrol di game ini menurut kami kurang fleksibel. Kami sendiri akhirnya menghabiskan waktu sampai 1 jam lebih di mode training untuk benar-benar mencerna sistem combatnya, dan meski pada akhirnya kami berhasil mendapat flow yang jauh lebih mulus, realitanya kami masih kurang nyaman dengan sensasi yang ditawarkan. Satu yang jelas kalau ada begitu banyak momen di mana gamenya seolah kewalahan dalam membaca input aksi karakter.
Responsivitas dan kontrol gameplay yang lebih fleksibel terutama kami rasa sangat diperlukan untuk game seperti ini, karena Stellar Blade dari yang kami mainkan memang lebih mendekati game ala soulslike. Pada akhirnya selama jalannya progress hingga mencapai pertarungan boss Abaddon kami lumayan menikmati waktu bermain yang ada. Kami terutama juga sangat menikmati sesi eksplorasinya karena meski berkutat pada level linear, pihak developer berhasil mengkreasikan dunia post-apocalyptic dengan nuansa yang begitu mengena. Belum lagi semua soundtrack di game ini mulai dari saat berada dalam situasi combat intens, sedang melakukan eksplorasi, atau sekedar bersantai di Camp semuanya benar-benar sangat memanjakan telinga.
Ada Ekstra Konten!
Setelah berhasil menyelesaikan demonya, ternyata pihak developer sudah menyiapkan kejutan tambahan berupa Boss Challenge melawan Stalker yang bisa kamu akses dan mainkan secara berulang-ulang melalui Main Menu. Boss ini punya moveset paling agresif serta sulit untuk dibaca dalam versi demo ini, tapi dari tingkat kesulitan sendiri kami rasa boss ini masih relatif tidak terlalu brutal. Sangat membantu juga bagaimana EVE yang kamu mainkan dalam Boss Challenge ini sudah diberi akses ke begitu banyak skill. Kamu bahkan juga diberi akses ke beragam kostum serta aksesoris baru untuk dicoba yang kesemuanya terlihat menawan.
Impresi Sejauh Ini..
Dari impresi di atas sudah jelas kalau kami masih cukup kesulitan untuk menilai Stellar Blade, apalagi dari porsi combatnya yang masih butuh pembuktian. Tapi terlepas dari rasa bimbang tersebut, ada kualitas yang bisa kamu dapati di banyak aspek pendukung lain, dan khusus untuk versi demo kali ini kami terutama benar-benar sangat dimanjakan dengan koleksi soundtrack luar biasa. Kami yang jelas masih bisa melihat potensi emas dibalik Stellar Blade, dan semoga saja versi finalnya nanti bisa menjawab semua keraguan yang ada.
Tidak perlu menunggu terlalu lama, Stellar Blade kini direncanakan rilis eksklusif untuk PlayStation 5 pada 26 April 2024 mendatang dengan akses pre-order yang juga sudah dibuka. Kamu bisa pantau segala perkembangan terupdate dari Stellar Blade lewat website resmi mereka DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post