Tidak terasa The Dark Pictures antalogi akan berakhir dan bakal segera ditutup melalui hidangan terakhir yang diberinama The Devil in Me. Game tersebut memang dikenal sebagai seri horror sekaligus misteri yang cukup seru untuk dinikmati sejak pertama kali dirilis pada tahun 2019 lalu.
Melalui The Devil in Me, Supermassive Games menjanjikan akan memberikan cerita yang lebih menarik hingga mekanisme gameplay terbaru yang bakal membuat gamenya makin seru untuk dimainkan. Apakah memang benar seperti itu? Kami mendapatkan kesempatan terlebih dahulu untuk nyobain preview The Devil in Me. Mari simak artikelnya!
Jalan Cerita yang Ditawarkan
Untukmu yang khawatir lupa dengan cerita sebelumnya, antalogi terakhir ini di awal permainan akan memperlihatkan sedikit rekap cerita sebelumnya dengan singkat. Krakter yang akan dimainkan adalah para kru dari Lonnit Entertainment yang telah diundang ke World’s Fair Hotel, yang merupakan replika dari “Murder Castle” yang diproduksi oleh H.H. Holmes, pembunuh berantai pertama di Amerika.
Mereka awalnya berpikir itu adalah ide yang bagus untuk rencana mereka, lima rekan lainnya – Charlie, Kate, Mark, Jamie dan Erin juga ikut pergi ke sana. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa sebenarnya ada seseorang telah mengawasi mereka dari belakang ketika masuk kesana.
Setelah rekap selesai, kita bisa lanjut mengontrol karakter yaitu Charlie yang sepertinya sedang mencari rokok. Karena rokok yang dibawanya tidak ditemukan, pemain akan menjelajahi hotel untuk menemukan rokok di dalam gedung. Setelah menyelesaikan bagian Charlie, akan berganti ke karakter lain. Kamu akan memainkan banyak karatker disini. Bahkan mengetahui konflik dan hubungan antar karakter. Sama seperti game sebelumnya, semua pilihanmu yang dibuat saat berinteraksi dengan karakter lain akan berdampak pada impresi mereka.
Karena ini adalah game horor, tentu jumpscare terkadang. Ditambah lagi dengan suasana hotel yang memberikan “vibe” seperti film The Shining dan SAW, ini merupakan upaya yang bagus dari sang developer. Karena tidak banyak yang terungkap untuk preview ini, kami juga bertanya-tanya tentang motif si pembunuh dan rahasia di balik hotel tersebut. Pokoknya konsep baru seperti ini lumayan menegangkan dan bisa mengundang penggemar horor untuk mencobanya.
Lebih Bebas dengan Mekanisme Baru
Eksplorasi adalah salah satu premis yang ditawarkan pada antalogi terakhirnya ini. Untuk mencari tujuan dan bukti-bukti misteri disini, pemain harus menjelajahi berbagai ruangan yangan dikunci. Setelah mendapatkan kunci, ruangan tersebut akan terbuka. Tapi, untuk mendapatkan berbagai “objek” tersebut, pemain tidak bisa mendapatkannya begitu saja. Tetapi ada “mekanisme” untuk mendapatkannya.
Misalnya, Charlie yang menggunakan kartu namanya untuk membuka laci atau Mark yang menggunakan monopod untuk meraih benda yang terletak di tempat tinggi. Ada juga Erin yang menggunakan peralatan untuk mendeteksi suara saat dia berjalan di tempat gelap. Cukup menyeramkan juga ketika harus mengandalkan suara saat bermain sebagai dia. Kami cukup menyukai mekanisme baru ini karena membuat game dengan fokus cerita disini makin hidup.
Selain itu soal gerakan karakter, kini cuma tidak bisa mengatur cepat atau lambatnya saja. Tetapi karakter disini sudah bisa berlari, melompat, atau bahkan memanjat. Eksplorasi disini tidak lagi membosankan dan bisa lebih cepat. Ada juga beberapa perabot yang bisa dipindahkan untuk menghubungkan jalan. Dengan ini pemain dapat melompati perabotan untuk menyeberang ke tempat yang tidak terjangkau. Hanya ada satu masalah yang kita hadapi, terkadang simbol “tombol” tidak mau muncul, sehingga kita harus memperbaiki posisi karakter agar muncul, cukup menyebalkan tapi tidak terlalu menganggu jalannya permainan.
Sepanjang eksplorasi, saya menemukan beberapa barang atau dokumen yang bisa dikumpulkan atau dibaca. Ada juga “gambar” yang menunjukkan nasib buruk untuk setiap karakter seperti di game sebelumnya. Jika kamu adalah tipe orang yang tidak suka dengan ramalan buruk, berarti eksplorasi dan petunjuk misteri yang kamu dapatkan masih kurang.
The Devil in Me juga memiliki elemen puzzle atau teka-teki. Semua petunjuk dapat ditemukan selama eksplorasi. Pemain hanya perlu peka terhadapnya untuk memecahkan teka-teki yang diberikan. Jika kamu adalah tipe gamer yang males baca dan eksplorasi, tentu saja akan sangat sulit memecahkan puzzle disini. Tetapi secara keseluruhan menurut kami sangat gampang.
Kesimpulan
Sebagai sebuah game yang bakal menjadi penutup dari antalogi The Dark Pictures, harus kami akui bahwa Supermassive Games sukses dalam memberi hidangan terakhirnya. Jika dari segi cerita, khas horror dan misterinya memang tidak pernah mengecewakan, karena pada dasarnya memang game ini masih menjadi “jalan cerita” sebagai nilai jual utamanya.
Tetapi disamping cerita, kami sangat menyukai bagaimana mereka membuat berbagai mekanisme gameplay baru yang sudah kami jabarkan diatas. Hasilnya, gamenya menjadi lebih hidup dan sebagai gamer yang memainkannya saya lebih merasa “masuk” ke cerita dari game tersebut yang memang premisnya selalu sangat menarik untuk diikuti.
The Dark Pictures: The Devil in Me akan rilis pada 18 November mendatang untuk platform PlayStation 5, PlayStation 4, Xbox Series X|S, Xbox One dan PC melalui Steam. Kamu bisa kunjungi situs resminya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post