Mempertahankan status sebagai franchise terukses Ubisoft hingga saat ini, Assassin’s Creed bisa dibilang berada di posisi yang semakin bersimpang jauh dengan seri originalnya. Respon yang diberikan fans cukup beragam, tapi pada akhirnya fakta kalau Ubisoft tetap berusaha untuk merombak serinya ke arah berbeda dan lebih masif tidak bisa dipandang sebelah mata. Ini semakin terbukti lewat seri Assassin’s Creed Valhalla yang dibangun dengan setting open world paling ambisius, dan ini terutama masih belum ditambah dari konten DLC barunya yang berjudul Wrath of the Druids.
Kami menyinggung DLC tersebut karena lebih dari sekedar konten tambahan biasa, Wrath of the Druids lebih terasa seperti expansion masif yang bahkan bisa disetarakan dengan game penuh. Setelah memainkan DLC terbaru ini selama beberapa hari terakhir, kami akhirnya memutuskan untuk merangkum impresi yang didapat dalam review di bawah ini.
Selamat Datang di Irlandia!
Wrath of the Druids menceritakan kelanjutan kisah Eivor yang harus menghentikan rencana dari semacam sekte jahat bernama Children of Danu, yang berusaha menggulingkan kekuasaan raja Flann. Petualangan barunya kali ini membawa Eivor ke tanah Irlandia, dimana selain harus menghabisi target-target baru dalam listnya, dia harus menghadapi bahaya dari tipe musuh yang kali ini dibuat lebih mistis dan terasa seperti dirinya masuk ke dalam dunia lain.
Sayangnya konsep ini berakhir sebagai “cuma mimpi”, seperti bagaimana musuh tipe mistis seperti werewolf dan lainnya hanya penglihatan atau halusinasi yang dirasakan Eivor. Sebenarnya ini tidak perlu, karena sejak Origins arah tema dari franchise Assassin’s Creed sudah lebih kental dengan elemen fantasi dan meninggalkan kesan realistisnya. Kami sebenarnya tidak begitu menyukai pendekatan dengan elemen fantasi seperti ini, tapi keseruan bermain yang ditawarkan cukup berbeda dari game originalnya jika berhubungan dengan variasi musuh yang dilawan. Contohnya dengan konsep gameplay yang lebih brutal di Valhalla, menghadapi musuh dengan kemampuan unik seperti dapat menyembur api dari mulut dan mengeksekusi kombo rumit cukup untuk membuat kami lebih menikmati gameplaynya.
Sebagai map open world baru yang bisa dieksplor, Irlandia berakhir masih sama dengan map utama yang sudah ada di Valhalla, apalagi dari ukurannya yang lebih kecil. Irlandia juga minim dari tempat-tempat yang menarik untuk dijelajahi, sehingga membuat sebagian besar misi utama yang kami jalani berakhir dengan cepat karena kami tidak begitu tertarik untuk keluar jalur untuk mengapresiasi dunianya. Tentu saja ini bukan salah Ubisoft, karena tanah Irlandia dengan pulau lain di era tersebut memang tidak jauh berbeda dari segi lingkungan. Tapi akan jauh lebih baik jika setidaknya Ubisoft mau menambahkan suatu elemen yang membuat eksplorasi lebih seru dan memotivasi pemain untuk menjelajahi dunianya secara penuh.
Konten Padat, Pengalaman Bermain Masih Sama
Pujian terbesar yang bisa kami berikan pada Wrath of the Druids terletak di kepadatan kontennya sendiri. Meskipun desain map baru Irlandia tidak terlalu berbeda termasuk juga dengan mekanisme gameplay yang ditawarkan, kamu setidaknya masih disuguhkan dengan konten cerita padat yang bahkan bisa memakan waktu 30 jam lebih untuk ditamatkan. Ini langsung mengingatkan kami dengan apa yang dilakukan CD Project Red ke The Witcher 3, seperti bagaimana mereka tidak menaruh kompromi untuk konten DLC yang membuat gamenya semakin masif.
Ubisoft kali ini bahkan tidak memberikan batasan untuk bisa mengakses konten barunya, jadi pemain yang baru saja memainkan Valhalla sudah bisa langsung mencicipi Wrath of the Druids. Hanya saja kami tidak merekomendasikannya, karena ada peringatan juga kalau DLC ini lebih cocok untuk pemain yang memiliki Power Level 55. Belum lagi tipe musuh Druid yang akan kamu hadapi memiliki skill dan trik yang membuat mereka lebih tangguh untuk dikalahkan, jadi bisa dibayangkan sendiri bagaimana sulit tantangannya.
Jika masih kurang, Wrath of the Druids juga menambahkan quest berbasis random-generated bernama Royal Demand. Ini adalah serangkaian misi yang dibuat dengan tingkat kesulitan ekstra dibanding jenis misi lainnya, yang mana kamu diharuskan untuk bermain secara stealth/diam-diam, tidak terkena serangan atau tambahan tuntutan lain yang siap membuatmu frustasi. Ekstra tantangan yang ditawarkannya memang cukup untuk memuaskan sebagian pemain, tapi struktur dari misi random-generated seperti ini justru adalah yang kami rasa paling repetitif dan bisa membuatmu cepat bosan dalam waktu singkat.
Sistem Trading Post
Tambahan konten baru lain yang paling dominan dan memang diimplementasikan dengan baik adalah sistem Trading Post. Ini adalah fitur pengganti sistem Settlement lama yang kali ini lebih disempurnakan. Dengan membantu merchant misterius bernama Avar, kamu nantinya diminta untuk mendatangi berbagai Trading Post yang berfokus pada sumber daya berbeda di Irlandia. Setelah berhasil menguasainya, kamu akan diberi opsi untuk melakukan upgrade agar bisa menampung lebih banyak sumber daya spesifik yang dibutuhkan.
Secara keseluruhan sistem ini dikemas lebih sederhana, tapi masih ada formula yang dipertahankan seperti misi yang mengharuskan kamu untuk menduduki area tertentu dan bagaimana polanya selalu terasa identik. Meskipun begitu, setidaknya Ubisoft tanggap dalam menjawab komplain pemain akan sistem Settlement dan harus kami akui berhasil memperbaikinya dengan cukup baik di DLC terbaru ini. Menyisihkan waktu untuk menyelesaikan misi Trading Post juga lebih rewarding, karena kamu bisa mendapatkan akses ke beragam hadiah menarik seperti set Armor dengan desain dari seri-seri Assassin’s Creed sebelumnya.
Kesimpulan
Jika boleh jujur, sebenarnya Wrath of the Druids tidak menawarkan sebuah pengalaman bermain berbeda dan unik dari yang kami harapkan. Porsi konten ceritanya memang cukup padat, belum lagi dari variasi musuh dengan ekstra tantangan lebih hingga adanya penyempurnaan di sistem Settlement lewat Trading Post, tapi di sisi lain ada juga kekurangan yang cukup disayangkan seperti desain map Irlandia yang tidak berbeda jauh serta misi Royal Demand yang terlalu repetitif dan membosankan. Ini adalah DLC yang kami rasa jauh lebih cocok untuk fans Valhalla yang ingin kembali menyaksikan petualangan Eivor, atau pemain yang baru ingin terjun ke gamenya untuk pertama kali.
Apresiasi terbesar yang bisa kami berikan adalah usaha Ubisoft untuk menawarkan porsi waktu bermain yang bahkan lebih lama dibanding game-game klasik Assassin’s Creed dulu, dan mengejutkannya ini dibandingkan dengan DLC saja. Ini tentu semakin membuat kami tidak sabar untuk melihat seberapa padat konten yang akan mereka bawa di DLC selanjutnya yaitu The Siege of Paris.
Bagi kamu yang tertarik dengan gamenya, Assassin’s Creed Valhalla tersedia di PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series, dan juga PC. Kamu bisa pantau perkembangan konten baru dari website resmi gamenya DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post