Bagi seorang fans JRPG berat seperti kami, rasanya memang mudah untuk terlena saat ada game baru yang mengadopsi banyak elemen dan membuat genre ini begitu seru, tapi di saat yang sama kualifikasi kami akan game-game seperti ini juga semakin ketat. Jadi saat Cris Tales pertama kali diumumkan pada ajang E3 2019 lalu, semua bagian yang mereka perlihatan pada akhirnya berhasil membuat kami seketika terpanah. Game ini memiliki style yang begitu dominan dari segi desain karakter dan dunianya, suatu nilai jual yang memang tidak bisa dipandang sebelah mata karena inilah bagian yang membuat kami begitu tertarik dengan gamenya.
Tidak hanya itu, pihak developer dan publisher juga mengatakan kalau game ini adalah “surat cinta” untuk para pencinta game JRPG klasik. Tentu saja impresi pertama tidak cukup untuk menilai kualitasnya, maka dari itu kami sudah menghabiskan waktu selama satu minggu terakhir untuk memainkan gamenya. Meski sebagian besar pengalaman yang kami dapat memang sesuai dengan ekspektasi, sayangnya ada beberapa bagian dalam Cris Tales yang membuat gamenya tidak sempurna dan bahkan bisa merusak pengalaman bermain bagi sebagian orang. Sangat disayagkan memang, karena beberapa isu tersebut adalah sesuatu yang kami rasa bisa diperbaiki. Tapi sebelum membahasnya lebih dalam, mari kita mulai bahasannya dari awal.
Jalan Cerita
Gamenya menceritakan kisah dari seorang gadis yatim piatu muda bernama Crisbell, yang mana suatu hari bunga yang akan diberikannya kepada Mother Superior (biarawati) penjaga panti asuhan dicuri oleh katak yang bisa berbicara bernama Matias. Alur cerita gamenya memang cukup lambat di awal, yang mana kamu bisa melihat adanya sisi nyaman dan tentram, setidaknya sebelum Crisbell dituntun masuk oleh Matias ke dalam gereja Narim untuk membangkitkan kekuatan terpendamnya sebagai Time Mage. Setelah mencapai titik ini, kamu akan disuguhkan dengan beragam peristiwa demi peristiwa yang melibatkan Crisbell dalam petualangan berbahaya menyusuri kerajaan Crystallis. Crisbell tentu tidak sendirian, karena dia nantinya akan mendapat ditemani oleh rekan-rekan baru yang membantunya dalam menghentikan kehancuran di masa depan akibat kekuasaan Time Empress.
Secara keseluruhan, cerita yang berusaha disampaikan memang cukup sederhana dan selalu berfokus ke intinya. Jadi memang tidak ada sesuatu yang begitu istimewa dari segi plot twist atau kejutan semacamnya, tapi satu bagian yang bisa kamu apresiasi dari penyampaian cerita di Cris Tales terletak pada karakternya. Kami rasa setiap karakter utama dalam game ini cukup memorable dan punya daya tariknya sendiri. Ini juga termasuk untuk Crisbell, yang meskipun digambarkan sebagai sosok heroine baik hati yang terkesan generik, tapi ada sesuatu dari karakternya yang terasa istimewa bagi kami. Apakah itu dari desain karater? pengisi suaranya? atau gaya bermain saat ada di pertempuran? Kami tidak bisa memastikan, hanya saja fakta kalau gamenya bisa membuat karakter yang terkesan generik dan menarik di saat yang sama memang patut dipuji.
Cerita dalam gamenya sendiri disampaikan dengan gaya percakapan ala game visual novel, yang juga ditambah dengan cutscene animasi di beberapa bagian terpenting dalam ceritanya. Kami juga ingin memberikan apresiasi lebih pada penyampaian ceritanya, karena bahkan pada percakapan sederhana dengan NPC saja kamu akan disuguhkan dengan voice acting penuh. Ini bisa jadi contoh baik yang harus dituri oleh kebanyakan game JRPG sekarang, karena terkadang banyak bagian cerita dalam game-game tersebut yang dibuat membisu. Cukup disayangkan memang kalau gamenya hanya membawa voice pack Inggris saja, jadi sensasi memainkan game JRPG murni memang tidak sepenuhnya bisa dirasakan selain dari porsi gameplay. Mengesampingkan bagian tersebut, satu aspek lain yang cukup mengesankan dari Cris Tales ada di kualitas soundtrack yang berbaur dengan sempurna di berbagai situasi dan atmosfer dalam gamenya, terutama saat berada dalam pertempuran.
Perpaduan Gameplay Klasik dan Mekanisme Time Travel Unik
Gameplay dalam Cris Tales berfokus pada aktivitas pertempuran melawan musuh dan melanjutkan cerita utama yang diiring dengan side-quest saat menjelajah dunianya. Saat masuk dalam pertempuran, kamu akan disuguhkan dengan sistem gameplay turn-based yang memiliki beberapa keunikan. Pertama, kamu akan segera sadar kalau penempatan karakter ada di tengah layar, sementara musuh yang dilawan akan berada di bagian kanan dan kiri. Mungkin di kebanyakan game JRPG ini terlihat seperti situasi saat party milikmu terkena ambush, tapi ini adalah pondasi utama gamenya dalam membangun mekanisme Time Travel yang akan kami bahas sebentar lagi.
Kamu bisa mengeksekusi beragam aksi seperti menyerang musuh, menggunakan skill, memulihkan diri dengan item, atau sekedar melarikan diri saat berada di situasi terpojok. Semuanya sangat sederhana, tapi apa yang membuatnya lebih menarik adalah bagaimana kamu diperbolehkan untuk mengeksekusi perintah tambahan. Sebagai contoh, kamu bisa melancarkan dua kombo serangan daripada hanya satu kali saja, atau kamu bisa juga menahan serangan musuh dengan senjata yang digunakan karakter. Kunci untuk melancarkan aksi ini adalah timing, jadi kamu harus memperhatikan kapan serangan dapat mengenai musuh dan sebaliknya. Sayangnya tidak ada indikator jelas saat berusaha menentukan timing tersebut, jadi kami akhirnya lebih banyak menekan tombol berulang-ulang / button mash yant ternyata masih bekerja, tapi efek dari serangan dan pertahananmu tidak akan seefektif saat melancarannya di momen terbaik.
Berbicara soal mekanisme Time Travel yang kami sebut sebelumnya, game ini berhasil membawa sesuatu yang begitu unik. Jadi saat kamu berada dalam pertempuran, kamu bisa menggunakan kekuatan Crisbell sebagai Time Mage untuk mengirim musuh yang dilawan ke masa lalu atau masa depan. Aksi yang bisa kamu lakukan dibatasi dengan penempatan musuh di layar, jadinya sisi kiri = mengirim musuh ke masa lalu, sedangkan sisi kanan = mengirim musuh ke masa depan. Limitasi ini mungkin bisa membuat beberapa orang merasa kurang nyaman, apalagi saat melawan kebanyakan boss yang selalu berada di satu sisi, tapi bagi kami ini justru mendorong pemain untuk lebih strategis dan membuat sistemnya tetap sederhana. Ini adalah mekanisme yang keren bagi kami, karena mengirim musuh ke era waktu berbeda tidak hanya mempengaruhi usia dan kemampuan mereka dalam bertarung, tapi juga efek yang mereka dapat saat bertarung melawanmu di era waktu sebenarnya.
Kita ambil contoh dari boss pertama, yang mana kamu harus melawan dua wanita raksasa dengan tameng baja yang tidak bisa ditembus. Satu-satunya cara untuk melemahkan pertahanan mereka adalah dengan menyerang tameng tersebut dengan sihir elemen air, sebelum akhirnya mengirim boss tersebut ke masa depan yang mana tameng miliknya akan melemah akibat korosi. Meski pertahanan boss tersebut melemah, mengirim mereka ke masa depan juga membuat kemampuan bertarungnya lebih kuat karena lebih banyaknya pengalaman yang didapat. Keren bukan? Tapi sayangnya daya tarik dari mekanisme Time Travel ini tidak akan bertahan lama apalagi saat karaktermu sudah menjadi lebih kuat. Jadinya menggunakan trik manipulasi waktu tersebut akan terasa seperti opsi sampingan. Berbeda tentunya dengan awal-awal permainan yang mana mekanisme ini sangat esensial untuk memenangkan banyak pertempuran.
Diluar pertempuran, mekanisme ini juga memegang peran penting dari bagaimana kamu menyelesaikan misi spesifik atau menciptakan masa depan yang lebih baik dari beragam situasi, baik itu nasib dari seseorang hingga kota / kampung halaman yang mereka tinggali. Dengan mengubah masa lalu dan masa depan, kamu bisa menghilangkan bencana atau skenario apapun yang ingin dihindari. Sebagai contoh, ada seorang gadis yang ingin memperbaiki hubungannya dengan orang tercinta, yang kemudian mengharuskan kamu untuk kembali ke masa depan dan melakukan beragam tugas untuk memastikan hubungan mereka dapat bersemi. Ada begitu banyak misi sampingan yang memanfaatkan kekuatan manipulasi tersebut, jadi meski kamu sudah bisa memprediksi seperti apa akhiran yang didapat, setidaknya misi seperti ini masih jauh lebih menarik dibanding kebanyakan game JRPG lain yang lebih banyak menyuruh pemainnya untuk melakukan tugas membosankan. Tidak hanya itu, kamu terkadang juga akan berhadapan dengan keputusan krusial yang memiliki skenario berbeda dan bisa berhubungan dengan ending cerita juga.
Crisbell memang bisa menggunakan kekuatan manipulasi waktunya di medan tempur, tapi saat menjalani misi utama dan sampingan kamu akan selalu mengandalkan bantuan dari Matias. Dia akan menjalani tugas fisik langsung dengan masuk ke era waktu berbeda, sedangkan Crisbell adalah yang memanipulasi waktu kapan saja. Sedikit disayangkan kalau Matias memiliki gerakan lambat, sehingga saat kamu ingin memanipulasi waktu atau yang game ini sebut dengan “Time Hop”, maka kamu harus menunggu sampai Matias bisa menyusul. Detail keren lainnya dari kekuatan Crisbell adalah bagaimana dia bisa melihat dunia di sekitarnya dari tiga skenario waktu berbeda sekaligus. Jadi saat layar gameplay dibagi dalam tiga bagian layaknya potongan kaca, kamu bisa melihat bagaimana NPC di sekitarmu dapat terlihat lebih tua, muda, atau bahkan memiliki nasib yang tidak terduga.
Sejauh ini gamenya memang terdengar solid, tapi sebagian dari kamu mungkin akan segera menyadari adanya beberapa isu yang menganggu keseruan bermain. Ini terutama kami rasakan dari bagaimana Cris Tales terlalu berusaha menciptakan ilusi layaknya memainkan game JRPG jadul, seperti dengan menambahkan Random Encounter dan slot file Save terbatas yang juga tidak mendukung fitur Auto-Save. Meski kami adalah fans berat dari genre JRPG, tapi eksistensi dari elemen jadul seperti ini adalah sesuatu yang rasanya sudah tidak cocok untuk tetap ada di game zaman sekarang. Kami rasa gamenya bahkan tidak mengimplementasikan fitur ini dengan sempurna, seperti bagaimana tidak adanya efek transisi saat masuk ke pertempuran dan malah disuguhkan dengan layar loading putih sesaat. Mungkin bagi sebagian orang ini bukanlah masalah, tapi kami yakin pasti ada banyak juga orang yang tidak suka dengan elemen usang yang pada akhirnya terasa seperti beban. Jadi ya, dari segi fitur Quality of Life (QoL), Cris Tales memang tidak bagus.
Kami juga merasa kalau balancing gamenya kurang maksimal, dan ini mempengaruhi hampir semua aspek dalam membangun karakter seperti mendapat EXP, uang untuk membeli senjata dan item, atau menghadapi musuh biasa yang tiba-tiba bisa terasa merepotkan. Aktivitas grinding akan terasa semakin intens saat mendekati akhir permainan, belum lagi kamu juga diharuskan mengunjungi area-area yang sudah pernah dijelajah hanya untuk membuat sedikit progress. Sulit bagi kami untuk menghiraukan permasalahan-permasalahan ini, karena efeknya memang sampai membuat pengalaman bermain kami menjadi terganggu, yang memang disayangkan karena kami yakin pihak developer dapat mengantisipasi sebagian besar isu yang ada. Bisa dibilang permasalahan utama dari Cris Tales lebih mengarah pada balancing serta implementasi sistem game jadul yang membuatnya terasa tidak 100% seru untuk dimainkan, jadi kami rasa kamu tidak perlu khawatir soal aspek utama seperti cerita, gameplay, dan sejenisnya.
Style Visual yang Luar Biasa
Jika ada satu bagian lain yang membuat kami begitu takjub dengan Cris Tales selain dari mekanisme manipulasi waktu, maka itu terletak di pendekatan art style-nya. Game ini benar-benar terlihat menawan dan kami tidak ragu untuk memberikan pujian tertinggi. Mulai dari desain karakter dan dunianya yang begitu indah, hingga kualitas animasi mulus yang nyaman dipandang. Ada banyak sekali game yang hanya terlihat fantastis di beberapa momen saat berusaha memamerkan grafisnya, seperti bagaimana percakapan antar karakter terlihat hambar dibanding dengan cutscene cerita yang dibangun dengan serius. Cris Tales sebenarnya juga sama, hanya saja game ini berhasil mempertahankan style grafisnya dengan konsisten, karena semua diracik dalam style 2D yang masih terlihat sangat bagus bahkan saat karakter sedang dalam posisi terdiam.
Kesimpulan
Pada akhirnya kami berakhir jatuh cinta dengan Cris Tales, karena ini adalah salah satu game terunik dan paling menawan yang kami mainkan sepanjang tahun. Selain dari pendekatan artistik yang begitu luar biasa, game ini rasanya juga berhasil menjadi sesuatu yang lebih spesial dibanding sekedar “surat cinta” untuk JRPG klasik. Salah satu elemen terkuat yang membuat pengalaman bermain jadi memorable adalah kemampuan untuk memanipulasi waktu. Penempatannya sebagai tema utama cerita juga disesuaikan sebagai mekanisme yang memungkinkan kamu untuk merubah masa lalu dan masa depan dalam dunia Crystallis.
Sayangnya seperti yang sempat kami sebut juga di atas, game ini masih punya beberapa isu dan wajib untuk diperhatikan bagi kamu yang tertarik untuk memainkan gamenya. Setidaknya dari kasus kami, balancing untuk sistem progress karakter yang aneh serta minimnya fitur QoL menjadi kekurangan yang cukup krusial. Terlepas dari semua itu, Cris Tales tetap jadi game yang cukup solid dan menarik untuk dicoba, meski harus kami akui kalau kualitas akhirnya sedikit berada di bawah ekspektasi.
Kelebihan:
- Style visual yang begitu indah
- Mekanisme Time Travel unik
- Desain misi sampingan yang kreatif
- Banyaknya karakter dengan daya tarik kuat
- Koleksi soundtrack bagus
Kekurangan:
- Balancing untuk sistem progress karakter yang kurang maksimal
- Mekanisme Time Travel bisa cepat usang, terutama saat berada dalam combat
- Kurangnya fitur QoL yang membuat pengalaman bermain cukup merepotkan
Final Score:
7/10
Cris Tales sendiri saat ini sudah tersedia dan bisa kamu mainkan di PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Nintendo Switch, serta PC via Steam dan Epic Games Store.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post