Tidak lagi mengikuti pola standar game Dragon Ball yang didominasi dengan genre fighting, Bandai Namco bersama developer Dimps beberapa waktu lalu telah merilis Dragon Ball: The Breakers. Keunikan dari gamenya sendiri ada pada konsep gameplay multiplayer asymmetrical ala Dead by Daylight, tapi bedanya kali ini pemain harus bertahan hidup dari ancaman karakter antagonis ikonik seperti Frieza, Cell, hingga Majin Buu.
Secara konsep ini memang terdengar keren dan sangat tidak biasa, hanya saja dari dua sesi preview sebelumnya kami kurang mendapat impresi positif, terlepas dari adanya peningkatan yang memang bisa dirasakan mengikuti feedback pemain. Lalu bagaimana dengan kualitas dari rilis versi finalnya? Daripada berlama-lama langsung saja simak ulasan akhir kami di bawah ini.
Masih Ada Cerita
Statusnya sebagai game multiplayer tidak semata menghilangkan porsi konten cerita. Meski sangat standar, basis cerita tersebut dibutuhkan sebagai porsi tutorial untuk memperkenalkan sistem gameplay hingga memberi latar belakang soal peran mereka dalam semesta Dragon Ball itu sendiri. Bagian prolognya mengambil latar setelah kematian Frieza dan sebelum Cell diperkenalkan bersama dengan Future Trunks.
Konsep adanya karakter Raider dan Survivor digambarkan dengan cukup baik, karena pasti ada banyak yang penasaran mengenai bagaimana rasanya menjadi seorang NPC tanpa kekuatan super dan tetap punya peluang untuk bertahan hidup melawan ancaman mengerikan. Ini memang sesuai dengan premis yang berusaha dibawa pihak developer soal usaha membangkitkan sensasi “kontras yang luar biasa dalam segi kekuatan.”
Ini cukup kami rasakan saat Majin Buu berhasil melibas 3-4 pemain sekaligus meski sudah memiliki sinergi kuat dengan Dragon Change level 3. Jadi kamu bisa mendapati momen di mana tim benar-benar sudah berada di ambang kemenangan, tapi situasi bisa berubah 180 derajat akibat perbedaan bak bumi dan langit dari segi kekuatan tersebut.
Banyak Info Tersembunyi
Meski bagian prolognya tersebut sudah dikemas dengan baik dari segi konsep, kami justru tidak mendapat pemahanan penuh soal mekanisme gameplay yang seharusnya dijadikan prioritas. Sebenarnya ada juga semacam manual untuk kamu cek, tapi informasi yang dikemasnya masih sangat minim dan bahkan menyembunyikan banyak detail yang berguna. Sebagai contoh halaman terakhir dari bagian Training menyebutkan adanya skill yang setelah naik ke level 10+ bisa dapat digunakan semua pemain. Bagian seperti ini rasanya sangat penting untuk lebih ditonjolkan sepanjang jalannya sesi tutorial utama.
Jika ingin mengasah skill sebelum siap memulai match sesungguhnya, kami sarankan untuk menjajal mode Practice lebih dulu atau bisa juga mempraktikannya langsung di Trial Match. Sayangnya untuk opsi Trial Match tadi mengharuskanmu untuk mengajak 7 pemain lain, jadi kami rasa fungsinya malah tidak berguna karena pemain bisa langsung saja mengakses match asli daripada harus mengumpulkan teman hanya untuk berlatih.
Gameplay yang Butuh Pemahaman Lebih
Karena sesi tutorial yang minim informasi tersebut, sebagian besar pemain pasti awalnya akan kesulitan untuk memahami soal kondisi atau alur terbaik untuk memenangkan match. Sebagai contoh meski Raider secara substansial memiliki level yang lebih rendah dibanding Survivor (mampu mencapai sinergi Dragon Change lvl.3) dalam skenario pertarungan 1 lawan 1 pasti Raider akan selalu keluar sebagai pemenang.
Banyak pemain termasuk kami akhirnya jadi mangsa gratis Raider karena belum paham betul dengan penjelasan tadi. Karena itulah pemain harus mempelajari berbagai mekanisme, komponen yang berguna, dan lain sebagainya jika mereka ingin punya kesempatan untuk menang. Kami rasa bagian tutorial penting tersebut harus bisa disuguhkan ke pemain secara langsung agar mereka dapat mempraktikannya daripada malah tersembunyi di manual.
Terdengar sepele memang, tapi ini adalah salah satu komplain yang paling disuarakan pemain hingga menimbulkan banyak match berujung pada hasil berat sebelah. Cukup disauangkan karena konsep gameplaynya memang cukup seru setelah kamu berhasil mendapat skenario match yang seimbang antar Raider dan Survivor. Fokus keduanya juga berbeda, yang mana jika Raider harus memperkuat dirinya sampai melewati berbagai fase evolusi, para Survivor harus bekerja ekstra keras dengan menjalani berbagai tugas khusus untuk bertahan hidup.
Bergantung pada jalannya match, pemain akan memiliki energi yang cukup untuk berpotensi mengalahkan Raider atau harus bekerja sama untuk masuk ke mesin waktu dan melarikan diri. Sebuah gameplay loop yang menyenangkan karena kamu akan dipaksa terus menjalani tugas daripada hanya sekedar main kejar-kejaran. Daripada hanya melarikan diri, Survivor memang diberi opsi untuk mengalahkan Raider. Caranya adalah dengan membawa seluruh tim untuk melancarkan serangan beruntun hingga membuat Raider tidak dapat mengantisipasinya. Secara plot ini memang sangat mustahil, tapi dari segi konsep lumayan menarik karena artinya satu tim harus berani menyerang Raider dengan konsekuensi kekalahan telak atau keuntungan besar.
Sebagai tambahan roster karakter Dragon Change ada lumayan banyak hingga mencakup 8 transformasi mulai dari Goku, Vegeta, Gohan, Piccolo, Krillin, Trunks, Tien, Yamcha dan Android 18. Melihat bagaimana banner gacha diberi sebutan Spirit Siphon Vol. 1, bisa dipastikan kalau di masa mendatang akan ada lebih banyak karakter yang ditambah ke gamenya. Skill karakter yang kita gunakan selama Dragon Change bisa dibuka dengan cara latihan atau menggunakan Spirit Siphon. Skill pasif harus diperoleh dengan RNG, yang dalam beberapa keadaan memiliki peluang 1% untuk muncul dan membutuhkan grinding intens. Sementara untuk serangan super dapat diperoleh dengan latihan juga atau bisa dibeli dengan catatan kalau harganya memang mahal.
Dragon Ball: The Breakers ternyata juga memiliki Battle Pass dengan hadiah yang terbagi dalam Dragon Tier. Hadiah yang bisa didapat pemain terdiri dari supply penting, pull Spirit Siphon, dan item kosmetik. Pemain dapat mendorong progress dengan menyelesaikan tantangan harian dan mingguan, atau bagi kamu yang ingin langsung mendapat semua konten bisa juga membuka semua tier dengan uang asli. Untungnya game ini tidak memiliki semacam meta khusus atau cara bagi pemain untuk bisa P2W, karena sistemnya sudah diatur agar baik itu Survivor maupun Raider dapat memiliki peluang sama tanpa ada yang lebih unggul dalam match. Soal unggul atau tidaknya semua bergantung dari skill bermain masing-masing.
Kesimpulan
Dibalik eksekusinya yang tidak rapi terutama pada bagian tutorial, Dragon Ball: The Breakers sebenarnya bukan game yang buruk dan masih bisa memberi keseruan. Hanya saja saat sangat sulit rasanya untuk bisa mendapat match yang memang seru tersebut, karena ada beberapa kondisi spesifik yang dibutuhkannya. Kondisi tersebut bergantung juga dari pemahaman akan mekanismenya hingga polesan lebih pada gameplay agar pemain tetap betah. Selain itu kami mendapati kalau proses grindingnya lumayan brutal dan ikut dipengaruhi RNG juga, sesuatu yang bisa berpengaruh pada minat pemain untuk bisa tetap mengikuti gamenya dalam jangka panjang.
Jadi ini memang bukan hanya sekedar memenuhi kondisi yang ada, tapi juga memastikan bagaimana gamenya bisa menjaga minat pemain. Sekarang semua bergantung pada usaha pihak developer serta sejauh mana mereka mau menyempurnakan gamenya. Melihat sejarah game adaptasi anime apalagi yang bergantung pada multiplayer untuk tetap hidup, tentunya ada rasa khawatir kalau Dragon Ball: The Breakers cepat atau lambat akan berakhir terlantar.
Jika penasaran dengan gamenya, Dragon Ball: The Breakers kini sudah tersedia di PlayStation 4, Xbox One, Nintendo Switch, dan juga PC serta kompatibel untuk PlayStation 5 dan Xbox Series X|S. Kamu bisa kunjungi situs resminya DI SINI untuk informasi lebih lanjut.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Dragon Ball: The Breakers
PROS
- Konsep yang lumayan cocok
- Skenario match yang selalu adil
CONS
- Sesi tutorial yang sangat kurang
- Grinding gacha low rate yang merepotkan
- Masih butuh polesan lebih di banyak tempat
Discussion about this post